Kreator Konten Dengan Konten Khusus Yang Eksklusif

Eka Putra Sedana
Komunitas Blogger M
3 min readAug 20, 2024
Photo by Call Me Fred on Unsplash

Perkembangan teknologi saat ini mempengaruhi seluruh bagian dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam dunia pekerjaan. Dulu, pekerjaan harus dilakukan di luar rumah atau harus bekerja di kantor. Namun sekarang pekerjaan dapat dilakukan dimana pun termasuk di rumah. Salah satu pekerjaan yang dapat dilakukan hanya dengan di rumah adalah “Kreator Konten”.

Kreator konten adalah orang yang membuat konten, baik berupa tulisan, gambar, audio, atau video dan ditampilkan pada berbagai platform atau media yang sesuai dengan tujuan konten tersebut antara lain seperti website, media sosial, dan lain sebagainya. Menjadi seorang kreator konten bukan hanya tentang membuat konten, tetapi juga melakukan riset, melakukan peninjauan, mengevaluasi audiens, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan audiens serta traffic.

Semakin banyak audiens atau orang yang melihat konten maka semakin banyak juga pendapatan yang dihasilkan dari konten tersebut. Hal tersebut merupakan pisau bermata dua yang dapat berdampak baik dan berdampak buruk juga. Orang-orang akan melakukan segala cara untuk mendapatkan pendapatan yang besar dari menjadi seorang kreator konten. Semua konten akan coba untuk dibuat atau dilakukan salah satunya adalah dengan konten khusus yang “eksklusif”.

Konten khusus yang eksklusif yang dimaksud adalah sebuah konten yang termasuk konten visual audio seperti gambar, video, dan rekaman suara dengan unsur seksual atau khusus orang dewasa. Biasanya seseorang akan membuat konten yang memiliki unsur sensualitas dan akan diperjualbelikan melalui media sosial. Media sosial yang paling sering digunakan untuk memasarkan konten eksklusif adalah X atau Twitter.

Namun, dengan penghasilan atau pendapatan yang besar, ada banyak hal yang menghantui kreator konten dengan konten khusus yang ekslusif tersebut.

Resiko terkena konsekuensi hukum akan sangat besar di Indonesia. Dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dengan tegas melarang pembuatan, penyebaran, dan pengedaran konten pornografi.

Undang-undang tersebut sangat ketat dan dapat mengakibatkan hukuman pidana kurungan penjara maksimal 12 tahun dengan denda maksimal mencapai 6 miliar rupiah. Selain itu, terdapat juga Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau disebut UU ITE yang mengatur dan membatasi penyebaran informasi elektronik yang mengandung muatan pornografi.

Konten sensual atau pornografi dapat berpengaruh pada persepi dan stigma negatif dari publik terhadap konten kreator secara personal atau individu. Jelas dampaknya tidak hanya dalam waktu dekat, namun juga berdampak hingga ke masa yang akan datang. Resiko terkait dengan privasi dan keamanan juga mengancam. Konten dapat dengan mudah disebarkan tanpa melalui izin dan juga dapat digunakan untuk hal-hal yang tidak diinginkan.

Dengan persepsi, stigma, dan dampak jangka panjang terkait dengan privasi serta keamanan, maka bukan tidak mungkin akan muncul gangguan kesehatan secara mental dari konten kreator tersebut. Tekanan untuk terus membuat dan menyebarkan konten dengan unsur seksual akan membuat perasaan tidak nyaman dan dapat menyebabkan depresi ataupun stress bagi konten kreator.

Selain itu, ancaman jejak digital juga menjadi salah satu ancaman yang sangat berbahaya dan nyata bagi konten kreator dengan konten eksklusif tersebut. Hal itu dikarenakan apapun yang telah diunggah pada media sosial tidak akan pernah benar-benar hilang. Konten yang diunggah pada media sosial mudah untuk disalin dan disebarkan untuk hal negatif seperti ancaman kekerasan ataupun pelecehan dan pemerasan. Dan jika hal tersebut tersebar luas, dampak pada konten kreator tersebut akan sangat besar terkait dengan reputasi diri secara jangka panjang.

Meskipun ada beberapa orang yang menjual konten eksklusif bersifat sensual bukan karena fokus pada penghasilan, tetapi untuk memenuhi hasrat seksual atau fetish mereka dengan membagikan hal seksual dari dirinya, penting untuk menahan diri. Mengedepankan keinginan untuk mendapatkan kepuasan sementara bisa berakibat sangat buruk bagi masa depan. Konten yang telah dibagikan dapat mempengaruhi kehidupan pribadi dan profesional secara signifikan, dengan risiko yang mungkin tidak dipertimbangkan sebelumnya.

Oleh karena itu, penting bagi setiap kreator konten untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk memproduksi dan menjual konten eksklusif yang bersifat sensual atau pornografi. Pilihan ini bukan hanya tentang potensi pendapatan, tetapi juga tentang dampak jangka panjang terhadap reputasi, kesejahteraan pribadi, dan profesional.

Sebaiknya, para kreator fokus pada konten yang membangun, yang dapat memberikan nilai positif kepada audiens mereka, dan yang dapat memastikan keamanan dan kesejahteraan mereka sendiri. Dengan begitu, mereka tidak hanya akan menciptakan dampak positif pada komunitas mereka, tetapi juga membangun fondasi yang lebih solid dan berkelanjutan untuk karier mereka di masa depan.

--

--