Lost Bullet, Film Aksi Prancis Tayang di Netflix

M Ikhsan
Komunitas Blogger M
3 min readAug 1, 2020
Lost Bullet 2020

Adegan tembak menembak, aksi bela diri, dan mobil yang dimodifikasi adalah rangkaian hiburan yang biasa diberikan oleh film Fast and Furious dahulu. Kenapa dahulu? Karena Fast and Furious terbaru sudah terlalu jauh melintasi batas imajinasi. Tidak jelek, hanya saja sudah tidak sesederhana Fast and Furious dahulu.

Bagi saya Lost Bullet (Prancis: Balle Perdue), mengingatkan saya akan Fast and Furious dahulu. Lost Bullet baru dirilis oleh Netflix pada Juni lalu. Film yang disutradari oleh Guillaume Pierret dibuka dengan adegan Lino (Alban Lenoir) seorang mekanik mobil yang sedang mempersiapkan sebuah mobil untuk mencuri di toko perhiasan.

Percobaan Lino untuk mencuri perhiasan tersebut nyatanya gagal. Lino ditangkap polisi dan harus mendekam di penjara. Beberapa hari setelah di penjara, karena keahlian Lino dalam memodifikasi mobil, maka Lino direkrut oleh polisi, Charas (Ramzy Bedia). Tugas Lino adalah memodifikasi mobil-mobil polisi untuk keperluan polisi unit narkotika.

Karena telah dipekerjakan oleh Charas, Lino merasa sangat senang dan dihargai. Lino pun memberikan rasa hormat kepada bosnya itu. Semua yang terasa baik-baik saja, ternyata berubah menjadi berantakan saat ada salah satu polisi yang juga anak buah Charas yang berkhianat.

Lino dijebak, dan Lino harus menyelesaikan semua masalahnya. Untung saja Lino menemukan suatu petunjuk untuk membuktikan bahwa dirinya bukanlah penjahat. Tapi, untuk mendapatkan petunjuk tersebut membutuhkan perjuangan dengan taruhan nyawa.

Siapakah polisi yang berkhianat tersebut? Semua akan dijawab detik itu juga. Film ini tidak akan membuat penontonnya kebingungan barang sedetik pun. Lost Bullet bukanlah film yang dibuat untuk menyimpan rahasia besar, dan membongkarnya pada akhir.

Pun, seperti film-film aksi pada umumnya, Lino tidaklah sendiri. Ada saja orang yang memercayai dan mendukung Lino. Lalu, cara Lino menyelesaikan masalahnya tentu dengan cara yang tergolong sederhana, Lino hanya melakukan apa yang ia bisa, yaitu berantem dengan tangan kosong, dan menggunakan kemampuannya dalam memodifikasi mobil.

Adegan tembak menembak tentu saja ada. Apa serunya film aksi, tanpa adegan tembak menembak. Hanya saja adegan tembak menembak dihadirkan dari lawan Lino, polisi pengkhianat. Sebagai polisi, tentu saja lawan dari Lino memiliki senjata api yang ia gunakan untuk bertarung dengan Lino. Bagaimana cara Lino melawan polisi dengan senjata api? Silahkan disaksikan sendiri.

Selain mengingatkan saya kepada film Fast and Furious, film Lost Bullet juga sedikit mengingatkan saya kepada film Death Race. Pada film Death Race, mobil dimodifikasi bukan hanya menambah kecepatan, tapi juga menambah ketahanan mobil itu sendiri. Mobil jadi tahan peluru, dan memiliki kecepatan maksimal.

Selain itu saya melihat perawakan dari Lino yang diperankan oleh Alban Lenoir, sedikit mirip dengan perawakan tokoh utama Death Race, Jansen Garner Ames yang diperankan oleh Jason Statham. Rambut tipis, sedikit brewok, badan berotot, dan pembawaan yang keras membuat mereka berdua terasa mirip.

Walau begitu, Lost Bullet tidaklah benar-benar sama dengan Death Race. Film Death Race benar-benar film mobil yang sangat brutal. Sedangkan Lost Bullet tidak sebrutal Death Race. Modifikasi pada Lost Bullet pun tidak sampai menambahkan machine gun pada mobil.

Aksi bela diri bertarung dengan tangan kosong juga disajikan pada Lost Bullet. Lino mempertontonkan kebolehannya saat bertarung dengan tangan kosong untuk melawan banyak orang. Koreografi bertarung yang diperlihatkan sangat seru terlihat cukup luwes, dan yang terpenting tidak kaku. Kembali lagi, ini mengingatkan saya pada aksi dari Jason Statham.

Cerita padat, tidak bertele-tele, adegan bertarung yang memadai, dan aksi mobil yang menegangkan membuat Lost Bullet terasa menyenangkan untuk dinikmati. Untuk pecinta film aksi mungkin akan suka dengan Lost Bullet.

--

--