Maafkanlah Dirimu Sendiri!

Muhammad Irvan
Komunitas Blogger M
3 min readMay 10, 2024

Momen Idul Fitri perlahan telah usai. Pastinya kita telah berjumpa dengan orangtua, tetangga, sanak saudara baik yang dekat maupun yang jauh hingga teman-teman untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan. Tentu yang namanya manusia pasti tak pernah lepas dari kesalahan sehingga memaafkan menjadi kunci untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Tentunya kita sama-sama mengamini bahwa selain membangun hubungan yang baik dengan orang lain dalam segala situasi, Kita dituntut untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dengan memperhatikan diri kita sendiri terlebih dahulu. Keikhlasan, kesabaran serta berbagai sifat baik lainnya sangat penting untuk kita tanamkan dalam hati kita masing-masing.

Tetapi pernahkah muncul di benak kita atau pernah terbesit dalam diri kita untuk coba melihat dan merenungi kesalahan yang kita lakukan terhadap diri kita sendiri?.

Mungkin jarang kita menyadari hal tersebut. Wajar mengingat betapa banyaknya hal yang telah kita lalui dan tak terekam dengan jelas dalam ingatan satu per satu. Kesalahan adalah bagian yang tak terpisahkan dalam diri manusia dan Idul Fitri tentu menjadi momen yang pas untuk memulai kembali.

Namun konflik batin terhadap diri sendiri, kekecewaan atas kegagalan yang telah dihadapi hingga kesalahan demi kesalahan terus mengganggu benak kita. Tak jarang ketidaknyamanan dalam diri kita bisa muncul dari kegagalan serta kesalahan yang kita lakukan di masa lalu.

Impian yang tidak tercapai meskipun berbagai cara telah ditempuh, Tekanan dari berbagai pihak kepada diri kita untuk sesuatu hal yang sangat sulit untuk diraih, Kegagalan demi kegagalan yang dihadapi meskipun usaha yang dilakukan sudah maksimal. Bukankah itu menjadi bahan yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari hari?.

Kegagalan, ketidakpuasan, kekecewaan serta kegagalan yang muncul dapat bertumpuk dan membentuk titik hitam dalam diri kita yang jika tidak kita hilangkan justru menjadi hal yang buruk. Emosi yang meledak-ledak, kurangnya rasa empati dan bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup pun bisa muncul dari hal tersebut.

Mengerikan bukan? Sesuatu yang bahkan mungkin tidak kita sadari tertanam dalam diri kita bisa menjadi sesuatu yang sangat mengancam apabila tidak lansung kita atasi. Banyak kasus yang terjadi seperti pembunuhan, perampokan serta berbagai kemalangan lainnya yang dipicu oleh kekecewaan dan kegagalan seseorang dalam mengatasi konflik batin dirinya.

Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut?

Salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah berdamai dengan diri sendiri. Maafkanlah diri sendiri ketika hal yang kita inginkan belum tercapai. Maafkanlah diri sendiri ketika usaha maksimal yang sudah kita keluarkan tak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Ikhlaskanlah sesuatu hal yang mungkin sangat ingin digapai namun tak mampu untuk diraih serta jadikan kesalahan yang lalu sebagai bentuk pembelajaran untuk memulai kembali menjadi pribadi yang lebih baik.

Terimalah kekurangan dalam diri kita dan jadikan hal tersebut motivasi untuk menjadikan diri kita lebih baik lagi. Karena kekurangan bukanlah penghalang bagi kita untuk melangkah lebih jauh jika kita yakin dan lebih giat untuk berusaha. Bukankah banyak contoh sukses yang bercerita bahwa justru dari kekurangan yang dimilikinyalah dia mampu bangkit dan meniti jalur kesuksesannya?

Menangislah ketika kekecewaan dalam hati tak terbendung hingga air mata pun tak tertahankan. Keluarkanlah emosi yang hadir akibat kekecewaan, kegagalan dan kesalahan dengan cara yang baik tanpa harus mengorbankan orang lain. Dekatkanlah diri kepada tuhan dalam segala situasi bahkan ketika kita merasa bahwa dunia ini tak adil. Bukankah Tuhan senang mendengar dan melihat hambanya curhat, berkeluh kesah serta hanya bersandar kepada sang pencipta? Dan bukankah Tuhan senantiasa selalu bersama orang-orang yang sabar akan cobaan-Nya dan mengabulkan seluruh keinginan hamba yang lulus dari ujian-Nya?.

Pada akhirnya tak ada yang lebih tau tentang diri kita daripada kita sendiri, tak ada yang tau cara memperbaiki kesalahan dalam diri kita daripada diri kita sendiri. Hanya diri kitalah yang paham betul akan keinginan serta kegundahan hati kita sendiri. Dengan usaha yang maksimal serta bimbingan dari Tuhanlah kita mampu menjadi pribadi yang lebih baik. Tentunya dengan memaafkan diri sendiri terlebih dahulu. Karna orang yang sukses adalah orang yang mampu memaafkan dirinya, berdamai dengan dirinya sendiri dan bangkit menjadi pribadi yang lebih baik.

Sudahkah anda memaafkan diri anda sendiri?.

--

--