Memaknai Hidup Melalui Filosofi Ikigai

Hasbi Haris
Komunitas Blogger M
5 min readJul 14, 2024

--

image on pinterest

Selama liburan yang sudah hampir mencapai lima bulan ini, ada begitu banyak pelajaran yang bisa kuambil tiap harinya. Ada begitu banyak momen terlewati, momen-momen berharga yang tak akan terlupa, momen sedih, momen bahagia, momen-momen yang tak lekang oleh waktu. Setiap momen tersebut meninggalkan bekas di pikiranku. Terkadang, aku merasa rindu akan tahun-tahun dulu yang telah terlewati. Merasa nostalgia, terkadang pula terasa kosong dan pilu. Hidup ini beragam rasanya.

Lalu mengenai waktuku yang tersisa sedikit di kotaku sekarang Pekanbaru, dan sebentar lagi aku akan kuliah di Jawa, selalu ada perasaan aneh menyeruak keluar dari pikiranku. Semuanya dengan cepat berlalu, segala rutinitas, segala kegiatan tiap harinya, segala momen itu akan berganti dengan hal-hal baru.

Atas berbagai hal yang kini akan kutinggalkan di kota kelahiranku, tiap harinya aku mencoba untuk bangun demi beberapa alasan kecil. Alasan-alasan inilah yang membuatku hidup, tampak simpel dan sederhana namun hal tersebut yang mampu membakar semangatku tiap harinya dalam menjalani waktu dari pagi hingga malamnya. Alasan-alasan personal inilah yang akan membekas dan berharga.

Setiap orang mencari makna di dalam hidupnya. Ya, itu pandangan yang subyektif. Dan dalam setiap pemaknaan hidup atas kehidupan sehari-hari inilah menjadi bagian penting dalam bagian-bagian kecil atas diri setiap manusia.

Pada kesempatan ini aku ingin membahas mengenai salah satu filosofi pemaknaan hidup yang berasal dari Negeri Sakura, Jepang.

Hidup yang Berarti

Kita bangun tiap harinya. Ya, hari-hari baru akan selalu datang dan terus datang. Apa yang mampu kita lakukan ialah melakukan hal yang terbaik dan bermakna atas hari-hari yang telah datang itu. Pemaknaan atas hari yang datang setelah bangun dari tidur dari malam hari tersebut merupakan kunci yang utama. Pemaknaan ini merupakan cara kita agar memaksimalkan diri yang telah ada demi mencapai kebahagiaan yang hakiki.

“Nilai hidup” menjadi pemaknaan paling penting dalam filosofi Ikigai.

Ikigai terdiri atas kata iki yang berarti kehidupan dan gai diartikan sebagai nilai atau makna. Pemaknaan atas filosofi Ikigai terkadang pula diekspresikan dalam pendapat seperti: “alasan untuk bangun di pagi hari tiap harinya”.

Nilai hidup atas pemaknaan bangun pagi tiap harinya tentu bisa berbeda-beda tiap orang. Permasalahannya ialah bahwa mampukah makna dan nilai hidup yang sudah dipersepsikan mampu membawa seorang individu menuju kebahagiaan dan motivasi berkelanjutan dalam menjalani kehidupan. Pernyataan ini menjadi tiang utama dalam penggunaan konsep ikigai pada setiap seseorang.

Sebenarnya, mencari nilai-nilai hidup mampu diartikulasikan pada sebuah pemaknaan yang detail maupun sesederhana yang mampu diartikan setiap orang. Ikigai perlu ditemukan oleh setiap individu di dalam dirinya dan memerlukan pemahaman yang baik.

Dengan tujuan yang personal dan membangkitkan motivasi mampu membangkitkan ikigai yang tersembunyi di dalam diri.

Mengartikulasikan Nilai

Ada empat irisan konsep penting yang mampu membantu tiap orang dalam menemukan ikigai tersembunyi di dalam dirinya.

1. Passion: What You Love?

Dalam mencari ikigai dapat dimulai dari mencari hal dan sesuatu yang disukai. Ini begitu mudah dan melekat di dalam diri. Sesuatu yang disukai mampu membangkitkan semangat di dalam hati dan menumbuhkan pemaknaan atas nilai hidup yang menjadi penting tiap harinya.

Sesuatu yang disukai bisa saja berasal dari hobi, atau dalam lingkup luas sesederhana menyukai serial anime atau kucing yang atas dasar tersebut mampu membangkitkan semangat untuk terus hidup dan menjalaninya dengan sebaik-baiknya.

Sesuatu yang disukai bisa menjadi arti penting untuk kita bangun tiap harinya dan menggapai hal tersebut.

Kalau kalian tanya aku, itu mudah saja. Aku menyukai menghirup udara subuh dan itu sangat menyegarkan. Momen-momen tiap pagi inilah yang akan membekas di diriku setelah pergi dari kota kelahiranku. Lalu aku juga menyukai kucing, aku memeliharanya satu di rumah. Namanya Niko, kucing jantan yang kini sudah hampir berumur dua tahun. Aku ingin bermain dengannya tiap hari dengan hati senang dan mengelusnya atau bahkan memeluknya.

Atas pemaknaan yang kusukai inilah semangat untuk terus hidup tiap harinya sebaik-baiknya menjadi eksis.

2. Mission: What the World Need?

Ini sesederhana bahwa kita menjadi peka atas apa yang terjadi di sekitar kita. Kita dituntut agar mampu menjadi manusia yang responsible terhadap keadaan dan membantu semampunya agar mewujudkan kehidupan yang bermakna.

Habit ini bisa saja dimulai dari tidak membuang sampah sembarangan, membantu orang yang membutuhkan, atau memberi makan hewan jalanan. Hal-hal kecil seperti ini akan memaknai hidup kita tiap harinya. Kalian bisa saja berpendapat seperti oh, aku akan bersemangat hari ini karena aku ingin memberi makan kucingku atau aku akan membuat hariku bermakna dengan membantu orangtua menyeberang jalan, atau bisa saja semacam bahwa aku ingin menjadi anak yang berguna dengan membantu mama membersihkan rumah. Sesederhana itu.

Atas tiap bangun pagiku, aku selalu menetapkan tujuan ketika setelah bangun. Bisa saja itu untuk membaca, atau menulis, atau sekadar membersihkan halaman depan rumah. Walaupun terkesan sepele, akan tetapi hal semacam inilah yang begitu penting dalam menemukan makna atas hidup yang bahagia.

3. Vocation: What You can be Paid For?

Dalam menjalani kehidupan, kita mampu memaknai hidup atas apa yang mampu kita usahakan dan membuahkan peran. Hal ini bisa saja apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia sehingga menghasilkan pemasukan yang mampu mempertahankan jalannya kehidupan. Bisa saja membangun usaha, bekerja, berkarya dan apapun dari jalan yang baik dan menghasilkan sumber daya yang mampu membuat kita bertahan hidup.

4. Profession: What You are Good at?

Pemaknaan terakhir ialah profesi. Ini merupakan kombinasi antara keahlian dan penghasilan yang didapatkan. Kombinasi ini membutuhkan usaha yang konsisten demi meningkatkan value diri dan keahlian yang benar-benar dikuasai. Ini bermakna bahwa menjalani hidup atas usaha yang mampu dilakukan dan benar-benar kompeten di bidangnya mampu menghasilkan kepuasan serta kebahagiaan dalam hidup.

Lakukan Saja

Apa yang kita sukai, kuasai, usahakan maka lakukan saja. Pemaknaan-pemaknaan ini yang mampu membangkitkan ikigai dari dalam diri.

Sebuah studi yang melibatkan sekitar 50.000 orang yang menerkaitkan hidup dengan filosofi ikigai menerangkan bahwa mereka yang tidak memiliki tujuan hidup yang pasti akan lebih rentan menderita penyakit dan stress yang lebih tinggi. Sedangkan sebagian besar lain yang mampu menemukan ikigai akan memiliki taraf kepuasan hidup yang lebih baik daripada yang tidak (Mogi, 2018).

Lalu apa selanjutnya?

Ya, seperti yang kukatakan. Lakukan apa yang dinginkan, lakukan apa yang menjadi tanggung jawab, lakukan apa yang diimpikan. Semuanya memang butuh konsistensi.

Dan untuk kota kelahiranku dengan segala momennya, juga mimpi-mimpiku selanjutnya, juga kuliahku yang telah menunggu di Jawa, maka atas alasan inilah aku tetap hidup.

Semoga kita semua baik-baik saja.

Thank you sudah membaca dan peace!

Sumber:

Laurentinus. (2020). Ikigai: Seni mencari Alasan Hidup — disandingkan dengan yang lainnya. Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia.

Meidariani, et. al. (2023). Ikigai pada Masyarakat Jepang. Universitas Mahasaraswati.

M, Ken. (2018). The Book of Ikigai, untuk Hidup Seimbang, Lebih Bahagia dan Panjang Umur. Mizam Publika.

--

--