Supaya punggung enggak merasa jompo

Mencari Postur yang Tepat Saat Membaca Buku

Semua berawal dari buku digital dan tablet.

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M

--

Sejak satu bulan lalu saya mulai aktif untuk membaca buku lewat gawai. Gawai yang saya gunakan adalah jenis tablet yang cukup besar. Alasan saya menggunakan gawai ini adalah agar ada perasaan yang mirip dengan berat buku. Mengingat buku digital tidak punya bobot, sedangkan membaca buku sering kali berkaitan dengan kenyamanan.

Memang benar saya jadi makin asyik baca buku lewat gawai. Membuka halaman baru hanya butuh ketuk-ketuk. Cepat dan tidak perlu khawatir waktu terbuang karena ribet membalik kertas karena jari kering. Apalagi dengan buku digital, saya juga bisa menyorot kalimat-kalimat penting yang bisa saya gunakan untuk ide menulis atau catatan lain.

Tapi satu hal yang saya sadari setelah rajin membaca buku lewat gawai: leher bagian belakang saya sakit. Begitu juga dengan punggung atas dan pinggang. Sakit ini akibat saya membaca buku dengan postur yang sangat buruk. Saya terbiasa untuk membaca lewat gawai di kursi tanpa sandaran. Meja tempat saya menempatkan gawai juga jauh dari jangkauan mata. Kadang, saya malah membaca di tempat tidur dengan posisi duduk. Punggung semakin tertekuk dan pinggang makin terbebabn.

Posisi berbahaya lain, adalah saya membaca buku digital lewat tablet dengan tidur telentang. Jangan ditanya bahayanya, sesekali tablet terlepas dari pegangan dan menimpa dada. Beruntung belum pernah menimpa muka saya. Alangkah sakitnya jika itu terjadi.

Banyak orang membaca dengan postur buruk?

Saat saya sadar ini adalah masalah postur, saya berusaha untuk mencari tips dari rekan-rekan yang gemar membaca buku. Saya bertanya di TwitterX, tentang saran atau rekomendasi, saya juga mention mbak Hesti yang terkenal sebagai Book Dragon dan pembaca buku digital dengan gawai. Saya kemudian terkejut kalau ternyata mbak Hesti pun tidak terlalu memperhatikan posturnya saat membaca.

Lalu muncul pertanyaan di benak saya, apa mungkin sebagian besar orang di Indonesia tidak tahu postur yang tepat untuk membaca buku?

Berangkat dari pertanyaan itu, saya kemudian mencari informasi tentang seperti apa sih postur yang pas untuk membaca buku, terutama jika membaca buku dalam waktu yang lama.

Saya menemukan beberapa referensi menarik yang kebanyakan datang dari para peminat buku atau para pengulas buku. Secara umum referensi-referensi itu menyebutkan bahwa postur membaca buku seharusnya diskapi sama seperti ketika kita bekerja di depan layar dengan menggunakan papan ketik. Postur harus ideal, dan posisi tubuh optimal. Itu sebabnya untuk membaca buku digital atau buku fisik, tetap butuh tempat duduk dan meja yang ergonomis. Apa itu egonomis?

Singkatnya, ergonomis adalah istilah untuk bagaimana desain produk, tata letak, tata ruang, diatur sedemikian rupa untuk cocok dengan kondisi tubuh seseorang. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya cedera atau bahkan celaka, dan juga untuk meningkatkan produktivitas. Istilah ini mungkin sering dikaitkan dengan keamanan bekerja, tapi menurut saya ergonomi juga seharusnya berlaku untuk aktivitas sehari-hari, termasuk membaca buku untuk kebutuhan belajar atau rekreasi.

Nah, jika ergonomis ada kaitannya dengan desain, tata letak, dan tata ruang, maka saya harus melihat tempat kerja atau tempat saya membaca. Apa sudah ergonomis? Sayangnya belum. Membaca di kursi tanpa sandaran dalam waktu yang lama itu buruk untuk kesehatan punggung saya. Nyeri muncul berulang kali, sampai saya harus melakukan peregangan beberapa belas menit sekali. Ini sangat mengganggu konsentrasi saat membaca.

Posisi tubuh ideal saat membaca buku

Gambar: bonafidebookworm.com

Kembali ke soalan seperti apa postur dan meja yang ideal, dari referensi saya menemukan gambar ini yang saya kutip dari situs The Bona Fide Bookworm. Gambar ini cukup mudah untuk dipahami bahwa postur untuk membaca adalah dengan menempatkan tiga hal secara ideal:

  1. Tempatkan buku sejajar dada dengan kemiringan yang cukup
  2. Dudukkan pantat menempel dengan ujung sandaran kursi. Jadi tidak merosot ke depan
  3. Tempelkan punggung ke sandara kursi dengan sempurna

Tiga hal tersebut ketika diletakkan secara ideal, akan menghasilkan postur badan yang tegap, namun tetap nyaman untuk membaca.

Sebagai catatan, menurut Abi Johnson (pemilik The Bona Fide Bookworm) posisi ini adalah posisi terbaik berdasarkan riset dan penelitian. Penelitian dari S.E Hill dan F. Thorn salah satunya, yang meneliti soal ergonomi saat membaca. Jadi posisi ini bukan yang paling nyaman atau yang paling tahan lama. Untuk saran posisi lainnya seperti membaca di kursi, membaca rebahan, atau membaca di kasur, Abi juga paparkan di blognya itu, kamu bisa baca jika ingin tahu lebih lengkap.

Se-ideal apapun posisinya, kamu harus tetap untuk beranjak dari tempat duduk. Baik itu ketika kamu membaca, atau ketika bekerja. Alasannya karena duduk terlalu lama bisa membahayakan kesehatan tubuh, terutama jantung.

Sejauh saya mencoba membaca dengan cara tersebut, saya jauh merasa lebih baik. Saya jarang mengalami sakit pinggang dan punggung lagi. Untuk menambah kenyamanan, saya juga sering menggunakan bantal yang saya duduki ketika berada di kursi.

Sebenarnya, posisi postur membaca seperti ini mirip dengan postur untuk saya mengetik. Saya harus tempatkan tangan dan keyboard dengan ideal, serta mata menghadap layar dengan santai, tidak terlalu menunduk, juga tidak terlalu menengadah.

Sayangnya, satu-satunya tempat yang cukup ideal untuk membaca buku sesuai panduan dengan waktu yang lama bagi hanya di ruang kerja pribadi. Di sana saya memiliki kursi kerja dan meja kerja. Set-up ini adalah yang saya gunakan untuk menulis setiap hari lewat laptop. Memang, estetik seperti para peminat tata meja dan ruang kerja di luar sana, tapi saya percaya diri kalau meja kerja saya cukup ideal. Di meja ini kemudian saya jadikan tempat untuk membaca buku digital dengan menggunakan tablet.

Hanya saja, masalah lain muncul. Saya malah lebih mudah terdistraksi untuk membuka laptop daripada melanjutkan membaca.

Ah, kacau sekali. Kalau sudah begini, bagaimana caranya bisa aktif membaca? Otak licik saya malah menyarankan, baca di laptop saja. Sekalian dengan postur yang ideal, juga layar lebih besar.

Godaan seperti ini sering muncul, saya sekuat tenaga harus menahan godaan dan tetap peru memisahkan antara sesi membaca dengan sesi bekerja. Kenapa seperti itu? Alasannya supaya masing-masing aktivitas bisa selesai tuntas. Membaca tuntas, bekerja juga tuntas. Sebab jika tidak, saya akan cenderung untuk terdistraksi. Saat membaca buku malah ingin membuka laptop dan berselancar. Begitu juga saat membaca di laptop, saya cenderung sibuk untuk berselancar daripada fokus menyelesaikan bukunya.

Kini, tanpa ada alternatif tempat membaca yang ideal lain, akhirnya saya harus tetap membaca di meja kerja. Apapun godaannya, saya berusaha bisa menahan diri. Mengingat membaca itu penting untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang lebih baik. Tulisan yang baik akhirnya bisa meningkatkan reputasi dan karir saya. Ujungnya, saya bisa mendapat pendapatan lebih untuk bisa membuat meja khusus untuk membaca. Semoga ya..

Alat-alat untuk bantu kamu membaca dengan nyaman

Membaca saat ini sudah jadi aktivitas sehari-hari, hampir semua orang. Dengan gawai masing-masing kita membaca artikel, berita, membaca takarir video, membaca jurnal, membaca buku, membaca utas dan lain sebagainya. Semua orang membaca layarnya masing-masing. Namun tidak banyak yang memperhatikan bagaimana posturnya saat membaca. Dari hasil penelusuran saya, saya melihat ada beberapa alat yang perlu diperhatikan untuk membaca dengan nyaman.

1. Meja

Membaca itu aktivitas yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Jadi sebenarnya masalah postur ini bukanlah hal baru atau spesifik untuk membaca buku digital di gawai. Buktinya adalah ada meja yang didesain khusus dengan kemiringan agar mata dan punggung tetap ideal saat membaca.

Gambar: antique-atlas.

Dulu saat saya Sekolah Menengah Pertama (SMP) meja yang saya gunakan juga meja miring. Cukup memudahkan tiap ingin menulis dan membaca.

(Meja seperti ini sepertinya juga tetap bisa digunakan untuk laptop? Mungkin ada yang punya pengalaman, bisa berbagi cerita.)

Nah untuk yang ingin punya kebiasan membaca dengan postur ideal dan nyaman. Bisa pertimbangkan membeli meja miring seperti ini.

2. Kursi

Alat bantu lain yang mungkin juga perlu kamu pertimbangkan adalah soal kursi.

Saat ini kursi sudah sangat beragam jenisnya. Kursi untuk bekerja sudah sangat nyaman untuk duduk dalam waktu lama. Kamu bisa pilih sesuai dengan budget dan selera. Tapi pastikan kursi yang kamu pilih adalah kursi yang bisa diatur ketinggian dan juga sandarannya.

Jika ketinggian kursi ternyata tidak ideal dengan meja, kamu juga bisa gunakan bantal. Kecuali kamu percaya pamali tidak boleh menduduki bantal.

Catat lagi, ergonomi bukan tentang gaya atau selera tapi kecocokan dan kenyamanan.

3. Pencahayaan

Penerangan saat membaca juga penting untuk diperhatikan untuk mencegah mata cepat lelah. Jangan membaca dengan penerangan yang kurang, remang-remang, apalagi gelap gulita. Tulisannya tidak terbaca.

Sepengalaman saya, pencahayaan ini juga memengaruhi bagaimana postur saat membaca. Saya dulu sering membaca dengan posisi untuk mendapatkan cahaya lampu yang cukup terang, karena mengandalkan lampu ruangan, bukan lampu baca.

Nah, jika menggunakan gawai digital, pencahayaan biasanya bisa diatur di gawai. Atur sesuai dengan kebutuhan jangan terlalu gelap, tapi juga jangan terlalu terang.

Simpul

Membaca itu penting bagi saya, tapi karena postur yang salah saya malah tidak bisa membaca. Gegara ini bukan berarti saya harus berhenti membaca, tapi saya harus temukan solusi dan bagaimana postur idealnya. Dari referensi yang ada, dan informasi yang saya terima, saya akhirnya tahu bagaimana seharusnya postur saat membaca. Saya juga mencobanya, yang ternyata cukup manjur.

Harap di catat bahwa pengalaman saya ini bukan advis kesehatan. Cerita ini semata pengalaman pencarian jawaban untuk masalah saya sendiri. Untuk kamu yang mungkin memiliki kondisi medis atau kesehatan berbeda, kamu mungkin perlu berkonsultasi pada dokter atau ahli yang lebih memahami.

Terima kasih telah membaca. Sampai jumpa di catatan saya selanjutnya.

--

--

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M

Produsen konten berpengalaman 8+ tahun. Telah memimpin projek konten untuk 5+ Brand teknologi & menghasilkan 1 juta lebih traffic. Hubungi bagusdr@teknoia.com.