Mendesain Manusia

Membahas dua sisi mata pisau dari teknologi CRISPR-Cas9

riffatar
Komunitas Blogger M
7 min readJun 13, 2021

--

Credit: Getty Images

“Imagine that we could try to engineer humans that have enhanced properties, such as stronger bones, or less susceptibility to cardiovascular disease or even to have properties that we would consider maybe to be desirable, like a different eye color or to be taller, things like that. “Designer humans,” if you will.” — Jennifer Doudna

Seorang manusia sempurna yang memiliki fisik yang sangat baik, kecerdasan yang sangat tinggi dan kebal terhadap penyakit saat ini sepertinya hanya ada di dalam cerita fiksi ilmiah. Namun dalam sebuah acara TED Talks, Jennifer Doudna mengatakan pada kita untuk membayangkan fiksi ilmiah tersebut menjadi kenyataan, yaitu bahwa kita memiliki kemampuan untuk merancang manusia yang kita inginkan.

Nah, di artikel inilah saya akan membahas apa alasan di balik pernyataan Jennifer Doudna di atas.

Penemuan

Jennifer Doudna merupakan seorang ahli biologi molekuler dari University of California. Koleganya, Emmanuelle Charpentier, merupakan ilmuwan dari Max Planck Unit for the Science of Pathogens, Berlin, Jerman. Pada tahun 2020, mereka memenangkan “The Nobel Prize in Chemistry 2020”.

Seperti pada umumnya, para Nobel Laureate atau pemenang Nobel adalah orang yang memberi dampak positif atau manfaat yang sangat besar bagi manusia. Mereka berdua pun demikian. Doudna dan Charpentier merupakan penemu teknologi untuk mengedit gen dengan nama “CRISPR-Cas9”.

CRISPR (dibaca: krisper) merupakan akronim dari Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats. CRISPR-Cas9 sebenarnya memiliki sejarah yang cukup panjang. Teknologi ini berawal dari penelitian tentang bagaimana bakteri melawan infeksi virus. Untuk melawan infeksi virus, bakteri memiliki sistem imun adaptif yang akhirnya disebut CRISPR di dalam sel mereka. Fungsi dari CRISPR tersebut adalah untuk mendeteksi DNA dari virus, lalu menghancurkannya. Protein di dalam CRISPR yang berperan untuk tugas tersebut adalah protein Cas9.

Cara kerja

Credit: Getty Images

CRISPR-Cas9 memiliki cara kerja yang cukup simpel untuk mengedit gen. Yang pertama, protein Cas9 berasosiasi dengan RNA pemandu (gRNA) untuk membuat sebuah kompleks. RNA pemandu tersebut membawa informasi tentang target sekuens DNA. Kedua, kompleks tersebut menempel pada sekuens DNA yang menjadi target lalu memotongnya. Dan yang terakhir adalah menyisipkan DNA baru yang telah diprogram sesuai tujuan yang diinginkan.

Jika dianalogikan, cara kerja CRISPR-Cas9 atau lebih tepatnya kompleks protein Cas9 dengan gRNA mirip seperti gunting. Hebatnya, gunting ini tidak memotong dengan sembarangan. Gunting CRISPR bisa memotong DNA sesuai dengan target dan tujuan yang kita inginkan dengan tepat.

Inovasi yang mencengangkan

CRISPR-Cas9 bukanlah teknologi pengeditan gen yang pertama. Sebelum CRISPR-Cas9, ada beberapa teknologi pengeditan gen yang telah muncul dan digunakan, seperti Zinc Finger Nucleases (ZFNs) dan Transcription Activator-Like Effector Nucleases (TALENs). Namun, ada beberapa hal yang membuat CRISPR merupakan salah satu inovasi yang mencengangkan di dunia sains.

Mudah dan efisien

Salah satu perbedaan yang menonjol CRISPR-Cas9 dibanding dengan teknologi pengeditan gen lainnya adalah kesederhanaan dan keefisienan sistem. Dikutip dari vox.com, dahulu untuk mengedit gen, butuh biaya ribuan dollar AS dan butuh waktu beberapa pekan atau bahkan berbulan-bulan. Sekarang dengan adanya CRISPR-Cas9, kemungkinan biayanya jauh lebih murah yaitu sekitar $75 dan membutuhkan waktu yang jauh lebih singkat, yaitu hanya beberapa jam.

Jika dibandingkan dengan teknologi pengeditan gen lainnya seperti ZFNs dan TALENs, CRISPR-Cas9 lebih unggul. Keunggulan CRISPR-Cas9 terletak pada kesederhanaan dan kemudahan sistem, serta biaya yang terbilang lebih murah.

Potensial

Potensi yang dimiliki membuat saya tertarik untuk mencari tahu tentang CRISPR-Cas9 dan menulisnya dalam artikel ini. Hal itu bukanlah tanpa alasan. Jika anda telah mengetahui potensi dari teknologi yang satu ini, mungkin anda akan langsung mendukung dan berharap perkembangan teknologi CRISPR-Cas9 lebih cepat dari yang ada sekarang.

Sebuah artikel ilmiah di Nature Biotechnology tahun 2016 yang dibuat oleh Jennifer Doudna dan Rodolphe Barrangou menyebutkan beberapa kemampuan yang kemungkinan dapat dilakukan dengan CRISPR di masa yang akan datang.

  • Membuat tanaman lebih bernutrisi

Para ilmuwan telah mencari cara agar CRISPR dapat mengedit gen tanaman, dimana hal tersebut sangat bermanfaat bagi umat manusia. Dengan mengedit gen dari tanaman, kita bisa membuat tanaman menjadi lebih bernutrisi atau lebih lezat. CRISPR juga berpotensi menghilangkan alergen yang ada di kacang dan membantu pisang bertahan dari penyakit jamur mematikan.

  • Menghilangkan penyakit malaria

Penyakit malaria merupakan penyakit yang ditularkan nyamuk pada manusia. Dengan teknik “gene drive” menggunakan CRISPR-Cas9, kita dapat menghilangkan nyamuk penyebab malaria dengan mengubah gen seluruh populasi nyamuk menjadi resistan terhadap parasit malaria. Dengan demikian, nyamuk tidak akan lagi menularkan malaria kepada manusia sehingga penyakit malaria pun musnah.

  • Menjadi antibiotik yang ampuh

Saat sedang sakit flu atau penyakit sejenisnya, seringkali kita diberi dokter antibiotik untuk membunuh bakteri. Namun belakangan ini, banyak bakteri yang telah berevolusi sehingga tahan terhadap satu atau bahkan beberapa antibiotik. Sistem CRISPR-Cas9 memberi solusi untuk permasalahan ini. Dikutip dari nytimes.com engan kemampuannya yang dapat menentukan target secara tepat, CRISPR mampu membunuh seluruh bakteri jahat yang dijadikan target, sementara bakteri baik tetap utuh.

Desainer manusia

Anda tiba pada bagian yang paling mind-blowing dari seluruh isi artikel ini. Menjadi desainer manusia berarti kita bisa dengan bebas menentukan penampilan fisik, kekuatan, atau bahkan kecerdasan yang kita inginkan. Memang “desainer manusia” terdengar seperti fiksi ilmiah. Namun, CRISPR-Cas9 dengan kemampuannya siap untuk membuat fiksi ilmiah tersebut menjadi realita.

Gen membawa informasi genetik yang menentukan bagaimana fisik yang kita miliki. Jika gen yang telah ada diubah, maka secara otomatis informasi genetik yang ada juga menjadi berbeda sehingga bisa dibilang mengubah sifat fisik yang kita miliki. Dengan demikian, CRISPR-Cas9 memiliki potensi untuk dapat mengubah informasi genetik yang dimiliki oleh manusia dan kita memiliki kemampuan mendesain manusia.

Harapan utama

Harapan paling utama menurut saya dari perkembangan CRISPR-Cas9 di masa depan dalam mengedit gen manusia sebenarnya bukan untuk mengubah penampilan fisik (walaupun itu merupakan hal yang paling diimpikan banyak orang), namun membuat manusia lebih kebal terhadap penyakit yang saat ini menjadi penyakit yang sangat sulit untuk disembuhkan, seperti HIV. Hingga saat ini, sebagian penyakit yang disebabkan kelainan genetik masih sulit untuk dicegah atau bahkan disembuhkan.

Seperti yang telah diketahui banyak orang, penyakit genetik merupakan penyakit yang disebabkan mutasi gen yang diturunkan dari orang tua kepada anak. Yang membuat penyakit ini berbahaya adalah bukan karena bisa diwariskan/diturunkan, namun sebagian besar penyakit ini sangat sulit bahkan tidak dapat disembuhkan.

Kabar baiknya, di masa depan mungkin sebagian dari penyakit genetik yang ada sekarang bisa disembuhkan oleh pengeditan gen melalui CRISPR-Cas9. Dikutip dari nature.com, prospek CRISPR untuk menyembuhkan beberapa penyakit manusia mendekati kenyataan, termasuk penyakit genetik. Hal tersebut tentu saja dikarenakan CRISPR-Cas9 memiliki kemampuan mengedit gen, dimana gen merupakan asal dari penyakit genetik.

Jika penyakit genetik dapat dihentikan pada satu generasi, tentunya penyakit tersebut kemungkinan besar tidak muncul pada generasi berikutnya yang artinya kita berhasil memutus mata rantai dari penyakit genetik, salah satunya kanker.

Di saat CRISPR-Cas9 telah berhasil untuk mencegah penyakit, artinya kita telah mampu untuk mendesain umat manusia yang kebal terhadap penyakit. CRISPR-Cas9 juga bahkan bekemungkinan dapat melakukan pengeditan gen pada embrio manusia! Bukankah sudah menjadi mimpi kita untuk melihat penyakit seperti HIV dan kanker hanya menjadi persoalan sepele atau bahkan menjadi masa lalu umat manusia?

Sisi gelap

CRISPR-Cas9 yang telah menunjukkan cahayanya di artikel ini juga memiliki sisi gelap. Teknologi yang sangat ambisius seperti CRISPR sepertinya tak boleh luput dari masalah. Sebagai akibat telah melewati batas dan menyentuh sisi sensitif dari manusia, CRISPR-Cas9 terjegal oleh masalah etis.

Perjalanan perkembangan CRISPR-Cas9 untuk menjadi teknologi yang matang tak selalu berjalan mulus. Pada November 2018, He Jiankui yang seorang ahli biofisika asal Tiongkok dan dua rekannya telah mengejutkan para ilmuwan di seluruh dunia dengan melakukan praktik pertama di dunia yang menyebabkan kelahiran bayi pertama di dunia dengan gen yang telah diedit menggunakan CRISPR-Cas9.

He mengedit gen bayi tersebut ketika masih dalam bentuk embrio dengan tujuan mengurangi risiko terkena penyakit HIV. Tujuan He memang mulia, namun para ilmuwan mengecam karena teknologi CRISPR untuk penggunaan pada manusia dinilai masih terlalu dini. Akibatnya, He dan dua rekannya dihukum penjara oleh pengadilan Tiongkok.

Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa CRISPR-Cas9 masih memiliki resiko yang sangat besar untuk digunakan pada manusia. Pada sebuah wawancara yang dilakukan oleh Yale Insight, seorang pengusaha biotek, Dr. Gregory Licholai mengatakan bahwa kita pikir bahwa kita tahu apa yang telah kita lakukan pada gen, namun selalu ada kemungkinan bahwa kita melewatkan sesuatu yang mengakibatkan perubahan lain yang tidak pernah diarahkan oleh kita, yang artinya bisa berdampak buruk.

Tak hanya penggunaannya di masa kini saja yang terkena masalah, CRISPR-Cas9 juga akan menemui masalah yang lebih besar di masa yang akan datang. Kemampuan terhebat CRISPR-Cas9 yakni mendesain manusia justru menimbulkan masalah yang tidak bisa diremehkan. Permasalahan etis terhadap gagasan “desainer manusia” dibeberkan oleh Sandy Sufian dan Rosemarie Garland-Thomson, dimana keduanya merupakan penderita penyakit dan kelainan genetik, dalam suatu artikel.

Menurut Sandy dan Rosemarie, visi masa depan tanpa orang dengan kelainan genetik seperti mereka berdua akan membatasi kemampuan untuk hidup pada masa sekarang. Saya paham dan setuju dengan pendapat tersebut.

Menghilangkan kelainan genetik pada umat manusia memang terdengar seperti utopia yang selalu kita idam-idamkan. Namun, hal tersebut juga berarti memandang rendah orang dengan kelainan genetik di masa kini. Kemampuan mendesain manusia menjadi utopia yang bersifat subjektif dan secara moral dipertanyakan dalam masyarakat yang menganggap semua manusia itu setara terlepas dari perbedaan individual.

Sekian pembahasan saya tentang sisi terang dan gelap dari teknologi CRISPR-Cas9. Saya mengutip pernyataan Sandy dan Rosemarie dari artikel mereka sebagai simpulan dari artikel ini.

“Genome editing is a powerful, scientific technology that can reshape medical treatments and people’s lives, but it can also harmfully reduce human diversity and increase social inequality by editing out the kinds of people that medical science, and the society it has shaped, categorize as diseased or genetically contaminated — people like us who are understood as having bad genes.”

Silakan tekan tombol clap jika anda suka dengan artikel ini dan ketik di kolom response untuk menyampaikan komentar, kritik, atau saran. Bagikan artikel ini ke orang lain bila menurut anda bermanfaat.

Terima kasih!

--

--