Mengapa Manusia Memilih: Dinamika di Balik Keputusan yang Kita Ambil

Sebuah topik yang jarang dibahas namun memiliki dampak signifikan di berbagai bidang.

Indah Raudha J
Komunitas Blogger M
4 min readJun 21, 2024

--

“Jika seorang terdakwa perampokan bank federal dihukum, dia dapat dijatuhi hukuman penjara paling lama 25 tahun. Itu artinya antara 0 sampai 25 tahun. Dan saya segera menyadari putusannya kurang bergantung kepada kasus atau terdakwa, tapi lebih ke siapa hakimnya, yaitu pandangan, kecenderungan, dan bias hakim. Jadi terdakwa yang sama di kasus yang sama dapat dijatuhi hukuman amat berbeda tergantung siapa hakim yang mengadili kasusnya.”

Baru-baru ini, seorang senior dari sekolah menengah merekomendasikan buku kepada saya. Saya memiliki banyak buku yang terdaftar dalam catatan saya, dan sebelum saya membeli sebuah buku, biasanya saya mencari ulasan atau memeriksa isi buku serta daftar isinya untuk melihat topik apa yang dibahas. Saya perlu menemukan bagian-bagian yang menarik perhatian saya atau membuat saya takjub dengan hanya satu kalimat. Begitulah cara saya memilih buku-buku saya.

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, kita sering kali menganggap diri kita sebagai pengambil keputusan yang rasional dan objektif. Karya terbaru, ‘Noise: A Flaw in Human Judgment’ karya trio penulis Daniel Kahneman, Olivier Sibony, dan Cass R. Sunstein, khususnya menarik perhatian saya menyoroti fenomena yang sering terlewatkan dalam proses pengambilan keputusan manusia.

Dalam buku ini, ‘Noise’ didefinisikan sebagai variasi yang tidak diinginkan dalam penilaian dan keputusan yang seharusnya konsisten. Misalnya, dua dokter memberikan diagnosis yang berbeda untuk pasien dengan gejala yang sama, atau dua hakim memberikan hukuman yang berbeda untuk kasus-kasus serupa. ‘Noise’ berbeda dengan ‘bias’ karena bias adalah kecenderungan sistematis ke arah tertentu, sedangkan noise adalah ketidakkonsistenan acak dan tidak terduga.

Kahneman, Sibony, dan Sunstein mengungkapkan bahwa ‘Noise’ dapat memiliki konsekuensi yang signifikan dalam banyak konteks. Di dunia bisnis, ‘Noise’ dapat menyebabkan penilaian yang tidak konsisten dalam merekrut karyawan, menentukan kredit, atau membuat keputusan investasi. Di sektor hukum, ‘Noise’ dapat menghasilkan vonis yang tidak adil. Di bidang medis, ‘Noise’ dapat mempengaruhi diagnosis dan pengobatan pasien.

Contoh-contoh nyata yang disajikan dalam buku ini termasuk studi kasus asuransi di mana perbedaan signifikan dalam penilaian risiko menyebabkan premi yang tidak konsisten, dan penelitian dalam sistem peradilan yang menunjukkan variasi besar dalam vonis untuk kejahatan yang serupa.

Buku ini membedakan beberapa konsep dalam konteks ketidakkonsistenan dalam pengambilan keputusan:

  1. Level Noise: Variasi dalam penilaian rata-rata dari satu orang ke orang lain.
  2. Pattern Noise: Perbedaan dalam bagaimana seseorang bereaksi terhadap kasus-kasus serupa.
  3. Occasion Noise: Perbedaan dalam penilaian individu yang sama pada waktu yang berbeda.

Konsep-konsep ini penting karena mereka menunjukkan bahwa ketidakkonsistenan dalam pengambilan keputusan tidak selalu terkait dengan bias atau kesalahan sistematis. Mereka mengungkapkan bahwa dalam banyak kasus, variasi dalam keputusan dapat berasal dari faktor-faktor acak atau tidak terduga yang dapat mempengaruhi hasil dalam pengambilan keputusan yang seharusnya konsisten.

Pemahaman yang lebih baik tentang jenis-jenis ‘Noise’ ini dapat membantu mengembangkan strategi untuk mengurangi ketidakkonsistenan dalam pengambilan keputusan, baik pada tingkat individu maupun organisasional. Hal ini dapat meningkatkan keadilan, efisiensi, dan akurasi dalam proses pengambilan keputusan di berbagai bidang kehidupan, termasuk bisnis, hukum, kesehatan, dan lainnya.

Photo by Dan Cristian Pădureț on Unsplash

Mengaitkan konsep-konsep ini dengan hubungan romantis memberikan perspektif yang berharga.

Level Noise dalam konteks ini dapat merujuk pada variasi dalam penilaian atau harapan antara pasangan. Setiap orang membawa pengalaman, nilai, dan harapan mereka sendiri ke dalam hubungan. Variabilitas ini dapat menyebabkan ketidak-konsistenan dalam bagaimana pasangan mengekspresikan atau mempersepsikan kasih sayang, perhatian, atau komitmen terhadap satu sama lain.

Pattern Noise dalam hubungan dapat mencerminkan perbedaan dalam bagaimana individu merespons situasi-situasi serupa. Misalnya, saat menghadapi konflik atau tantangan, satu orang mungkin cenderung mengekspresikan penyesalan atau menginginkan komunikasi yang lebih terbuka, sementara yang lain mungkin cenderung untuk menarik diri atau mengantisipasi masalah lebih lanjut. Perbedaan dalam pola respons ini dapat menghasilkan ketidakkonsistenan dalam dinamika hubungan.

Occasion Noise dalam konteks cinta dapat merujuk pada perbedaan dalam bagaimana individu mengekspresikan atau merasakan cinta pada waktu yang berbeda. Faktor seperti mood, stres, atau tekanan dari kehidupan sehari-hari dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespons atau memperlakukan pasangannya. Hal ini dapat menyebabkan variasi dalam intensitas atau jenis ekspresi cinta dari waktu ke waktu, meskipun perasaan yang mendasarinya tetap sama.

Seperti yang saya ingat kutipan dari seorang kaisar Romawi yang terkenal sebagai seorang filsuf, juga dikenal sebagai salah satu dari Lima Kaisar Baik, Marcus Aurelius: “Segala sesuatu yang kita dengar adalah pendapat, bukan fakta. Segala sesuatu yang kita lihat adalah perspektif, bukan kebenaran.” Saya percaya kutipan ini menekankan pentingnya mengakui subjektivitas dalam pengambilan keputusan, yang dapat menjadi sumber Noise jika tidak dikelola dengan baik. Hal ini mengimplikasikan bahwa apa yang kita dengar atau lihat tidak selalu mewakili kebenaran mutlak atau fakta yang tidak dapat dipertanyakan, melainkan lebih merupakan interpretasi atau pendapat yang bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.

Mengakui dan mengelola konsep-konsep ‘Noise’ ini dapat memberikan dasar yang lebih kokoh untuk mencapai keadilan dan efisiensi dalam pengambilan keputusan, sambil tetap menghormati kompleksitas individu dan situasional yang ada.

Sampai jumpa!

--

--

Indah Raudha J
Komunitas Blogger M

Hulla! Exploring the depths of great books and capturing their essence.