Mengenal 12 Senses atau 12 Indera Manusia

Jendela Yang Menjadi Jalan Masuk Cahaya

IDEN
Komunitas Blogger M
6 min readAug 7, 2021

--

“Our highest endeavor must be to develop free human beings who are able of themselves to impart purpose and direction to their lives. The need for imagination, a sense of truth, and a feeling of responsibility — these three forces are the very nerve of education.”― Rudolf Steiner

Kalau diibaratkan sebuah rumah, manusia adalah rumah yang utuh dengan pintu dan jendela yang menjadi jalan masuk cahaya. Jika sebuah rumah tanpa jendela, keadaan di dalamnya pasti gelap karena sinar matahari pada siang hari tidak ada yang masuk. Dalam pendidikan waldorf, menempatkan manusia sebagai mahluk spiritual adalah hal yang sangat mendasar untuk dijadikan sebagai pondasi memperlakukan manusia-manusia lainnya, dalam hal ini mendidik anak-anak yang dilakukan takzim dan penuh hormat.

Kriya di Sekolah Waldorf (dok. IDEN)

Manusia memiliki indera yang menjadi jalan masuk pengetahuan, indera ini seumpama jendela dalam sebuah rumah. Indera-indera ini satu sama lain mendukung untuk saling menguatkan, saling memberikan dukungan sehingga manusia menjadi berpengetahuan dari pengalamannya. Salah satu tugas pendidikan dalam hal ini adalah menjaga agar indera-indera ini berkembang dengan baik sesuai tahapan perkembangannya. Tidak terstimulasi lebih namun tidak juga dibiarkan begitu saja. Tetap ada perlakuan-perlakuan untuk menjaga perkembangan indera-indera ini berkembang.

Indera-indera ini dikelompokan dalam 3 bagian besar, yakni lower senses, midle senses, dan higher senses. Ketiga bagian ini berkembang terus sampai titik yang matang sehingga menjadi pendukung bagi manusia dalam menjalankan perannya di dunia ini.

12 Senses

Mari kita mulai dengan mengenal 12 senses atau 12 indera manusia:

1. Indera sentuhan (sense of touch)

Indera ini berhubungan dengan sentuhan. Sentuhan pada apa pun dalam bagian tubuh kita yang meyakinkan keberadaan kita. Kehadiran diri kita dengan menyentuh sesuatu yang hidup memberikan rasa aman pada diri manusia. Indera ini menjadi batas antara diri kita dan lingkungan sekitar.

2. Indera kehidupan (sense of life)

Indera ini berhubungan dengan bagaimana kita bisa merasakan hidup atau kehidupan dalam tubuh kita. Kita bisa merasakan napas kita, adanya aliran peredaran darah, sistem saraf, pencernaan, persendian, dan lainnya. Indera ini membuat kita bisa merasakan tubuh kita secara keseluruhan. Jika ada bagian yang sakit maka ia akan memberi tahu untuk diperhatikan. Termasuk juga memberikan alarm ketika ada perasaan-perasaan akan tubuh yang tidak nyaman.

3. Indera gerak (sense of movement)

Indera ini tentang bagaimana kita bergerak, semakin kita bergerak semakin kita merasa mandiri, independent, merasakan kemerdekaan, bisa melakukan apa pun dengan bergerak. Dengan indera ini kita bisa merasakan keinginan sebagai ekspresi dari diri untuk bergerak ke sana ke mari. Bergerak juga menguatkan otot-otot dan anggota gerak tubuh lainnya. Bergerak juga tentang menanggapi, bergerak untuk lebih baik atau tidak baik. Dari indera ini akan membuka jalan kemerdekaan, melakukan apa yang diinginkan.

4. Indera keseimbangan (sense of balance)

Indera ini adalah untuk merasakan keseimbangan dalam diri kita. Merasakan pusat titik keseimbangan. Menemukan titik di mana kita stabil dalam bergerak. Keterpaduan indera keseimbangan ini dengan indera gerak. Dalam pendidikan, indera ini berhubungan dengan matematika. Semakin banyak bergerak maka semakin baik dalam membangun indera keseimbangan ini. Terutama dibutuhkan saat anak butuh daya tahan yang lama saat duduk dan fokus pada saat bersamaan.

5. Indera penciuman (sense of smell)

Indera ini menjadi salah satu jendela yang memunculkan simpati dan antipati. Penciuman membawa kita pada moral judgement. Misalnya bau amis, bau busuk, harum, wangi, dan aroma lainnya. Bau busuk akan langsung dikonotasikan dengan sesuatu yang buruk, tidak baik sebaliknya bau yang wangi seolah membawa kita pada hal yang baik. Kita bisa lebih sensitif tergantung stimulus yang muncul pada saat kita menghirup bau sesuatu.

6. Indera pengecap (sense of taste)

Indera pengecap secara fisik sering dinyatakan dengan lidah. Indera adalah pintu untuk indera kehidupan. Indera ini juga berhubungan dengan simpati dan antipati. Misalnya manis menumbuhkan rasa simpati, sementara pahit atau asam menjadi antipati. Pengecap ini juga seperti merasa-rasakan sesuatu pada kehidupan, manis dalam kehidupan menjadi sesuatu yang disenangi, sementara pahit dalam kehidupan sebagai sesuatu yang tidak disenangi. Indera ini ada kaitannya dengan merasakan kualitas sesuatu. Bisa berbentuk kualitas dari rasa yang dimunculkannya.

7. Indera penglihatan (sense of sight)

Dalam bentuk fisik, indera ini adalah mata sebagai alat penglihatan. Mata adalah jendela dari luar ke dalam atau sebaliknya. Indera ini memberikan informasi apapun dari luar diri kita. Mata kita berhubungan dengan indera lainnya. Dengan mata kita, tangan melakukan perannya untuk melakukan pekerjaan yang dilihat. Indera ini selalu bergerak sekalipun kita tidak merasakannya. Dari indera ini menuju kepada ‘will’ (keinginan). Dari mata menjadi keinginan. ‘Will’ adalah sebentuk aktivitas dari diri (the I). Ada kejujuran dalam mata kita yang terpancar jelas. Bandingkan orang yang marah dengan orang yang sedih dari matanya.

8. Indera Kehangatan (sense of warmth)

Setiap kita bisa merasakan kehangatan yang dipancarkan satu sama lain. Kita bisa merasakan seseorang yang hangat atau tidak dari pancarannya. Hanya manusia yang bisa menghadirkan kehangatan ini, hewan tidak. Kita bisa merasakan hati yang hangat dan hati yang dingin. Kehangatan ini membuat kita tertarik dengan dunia. Indera ini menghubungkan dengan hal-hal yang kita sukai di dunia ini. Rasa hangat dan kehangatan ini muncul juga dari warna-warna. Setiap warna yang kita lihat selalu memiliki kebalikan dari warna sebenarnya. Misalnya kuning menjadi hijau, biru. Warna ini terasa kuat efeknya pada anak di usia 7 tahun.

9. Indera Pendengaran (sense of hearing)

Indera pendengaran ini mengarah kepada simpati dan antipati juga. Indera ini bisa mengaktifkan hal terdalam dari diri kita. Perasaan, imajinasi, dan lain-lain. Kita butuh hening untuk bisa mendengarkan lebih. Dengan hening ini artinya kita butuh keseimbangan dalam diri agar bisa mendengarkan dengan baik. Pendengaran ini membawa kehidupan sosial menjadi lebih baik.

Seseorang yang bisa seimbang terutama anak di kelas, dapat dilihat ketika ia harus fokus, ia bisa tahan untuk duduk dan fokus lama. Bandingkan dengan anak yang belum bisa, ia akan gelisah. Lewat kegiatan musik, kita mendengarkan dan menyimak. Menyimak ini secara pribadi untuk mendekatkan, secara sosial untuk bermain harmoni. Indera ini juga menjadi hal yang penting dalam menentukan kualitas sesuatu. Dengan mendengarkan bunyinya, kita mengetahui sesuatu itu tebal, kuat, atau rapuh.

10. Indera bahasa (sense of language)

Bahasa menggambarkan individu. Dari bahasa yang keluar dari mulut kemudian kita mendengarkan suara. Bahasa menimbulkan tindakan atau aksi. Indera ini berhubungan dengan pendengaran dan organ suara atau bicara. Setiap bahasa memiliki unsur musik. Ada nada yang keluar dari setiap kata-kata berdasarkan ekspresinya. Indera ini juga berhubungan dengan indera gerak (movement). Saat bergerak, kita memproduksi suara. Tenggorokan kita bergetar menghasilkan suara. Dari suara ini bahasa diolah sedemikian rupa untuk kepentingan dari apa yang dilihat, dipikirkan, atau dirasakan. Bahasa dibutuhkan untuk keberanian dan kepercayaan diri. Bahasa ini juga berhubungan dengan emosi dan orang yang mendengarkannya. Kesadaran tentang nada suara yang keras atau pelan saat berbahasa sangat penting dalam membangun relasi antara yang berbicara dan mendengarkan.

11. Indera Pikiran (sense of thought)

Indera ini berhubungan dengan indera kehidupan (senses of life), menyadari bahwa kita memiliki kehidupan. Indera ini untuk memahami hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan. Lewat indera ini kita membedakan antara pikiran sendiri dan pikiran orang lain. Akal pikiran sangat penting dalam perkembangan spiritual manusia, karena pikiran memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep baru.

Konsep-konsep baru, pada gilirannya, memperluas cakrawala mental kita dan mendorong kita untuk mengintegrasikannya dengan cara kita sendiri. Tidak mudah untuk memahami, menyerap, dan mengintegrasikan konsep-konsep baru. Jalan menuju kebenaran adalah jalan yang menyakitkan. Indera ini juga dapat digunakan untuk menentukan pikiran atau gagasan mana yang menjadi akar dari suatu fenomena. Dalam hal ini, kita akan mengamati fenomena tersebut dengan indera kita, untuk menemukan jalan di sekitarnya dan mencari tahu apa yang telah membentuknya.

12. Indera Diri (Sense of I)

Indera ini adalah indera yang paling komplek dari semua indera yang ada karena melibatkan semua indera lainnya yang sudah berkembang sebelumnya. Indera ini sebagian disebut juga dengan senses of ego. Indera ini yang dengannya kita mengamati kepribadian atau individualitas orang lain. Indera ini yang membedakan antara satu individu dengan individu lainnya.

Kita bisa melakukan pengamatan pada diri sendiri untuk kemudian mengamati kepribadian atau personality yang lain atau sebaliknya. Pengamatan pada tiap individu tentus sangat berbeda satu sama lain, dari mulai matanya, postur tubuhnya, nada bicaranya, dan segala hal yang ada dalam diri individu tersebut.

Nah, itulah 12 indera manusia yang menjadi jendela masuknya pengetahuan. Dalam salah satu pengantar ceramah, guru saya pernah mengatakan bahwa tugas utama guru dan sekolah adalah menjaga agar kedua belas indera ini terjaga dalam diri anak dari gangguan yang menyebabkan anak tidak bisa belajar dengan baik. Mari kita jaga salah satu aset terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita agar mampu belajar dengan baik, mengalami banyak pengalaman yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupan.

--

--