Mengapa Bahasa Indonesia Kesulitan Memadankan Istilah dalam Dunia Gim?

Industri baru yang kian muncul dan sangat lekat dengan generasi sekarang

Muhammad Rayhan
Komunitas Blogger M
4 min readJul 5, 2024

--

Photo by JESHOOTS.COM on Unsplash

Dunia gim telah menjadi bagian integral dari kehidupan modern, terutama di kalangan generasi masa kini. Saat ini, industri ini bukan hanya sumber hiburan, melainkan juga tempat berinovasi dan berkreativitas. Di sisi lain, sebagai dampaknya, ada satu fenomena menarik yang terjadi di Indonesia: banyak istilah dalam dunia gim yang tetap diadopsi dalam bahasa Inggris, bahkan ketika berbicara dalam Bahasa Indonesia, karena kesulitan mencari padanan yang tepatnya. Mengapa demikian?

Pertama-tama, perlu kita pahami bahwa bahasa adalah entitas yang dinamis dan adaptif. Bahasa mencerminkan budaya dan kebutuhan komunikatif masyarakatnya. Dalam konteks dunia gim, banyak istilah yang muncul dari bahasa Inggris karena pusat perkembangan teknologi dan gim memang berasal dari negara-negara berbahasa Inggris. Istilah seperti “First-Person Shooter” (FPS) atau “Massively Multiplayer Online Role-Playing Game” (MMORPG) bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan juga mencerminkan konsep dan kategori spesifik yang berkembang dalam budaya tersebut.

Secara khusus, istilah dalam dunia gim benar-benar sulit dipadankan dalam Bahasa Indonesia dibandingkan dengan bidang lainnya karena beberapa alasan utama. Pertama, evolusi teknologi dan inovasi dalam gim berlangsung sangat pesat, sehingga menciptakan banyak istilah baru dalam waktu singkat. Kedua, gim memiliki ekosistem dan terminologi yang sangat spesifik dan kompleks, yang sering kali tidak memiliki padanan langsung dalam Bahasa Indonesia. Ketiga, aspek interaksi sosial dan komunitas dalam gim, yang banyak dilakukan secara global, memperkuat penggunaan istilah bahasa Inggris untuk memastikan pemahaman yang seragam di antara pemain dari berbagai negara. Selain itu, ada faktor psikologis berupa istilah asli dianggap lebih autentik dan prestisius dalam komunitas gim, sehingga penerjemahan sering kali dianggap kurang tepat atau tidak sesuai dengan nuansa yang diinginkan.

Untuk pembahasan yang lebih komprehensif, mari kita ketahui beberapa faktor utama mengapa masalah ini masih terus menjadi momok bagi bahasa kita.

Tantangan Linguistik dan Kultural

Salah satu tantangan utama dalam memadankan istilah-istilah ini adalah perbedaan struktural dan kultural antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Bahasa Inggris cenderung lebih fleksibel dalam menciptakan kata-kata baru melalui berbagai proses, seperti penggabungan (compounding) dan akronim. Misalnya, istilah “Battle Royale” dengan mudah diterima dan digunakan oleh penutur bahasa Inggris karena proses penciptaan kata-kata baru tersebut alami dan sering terjadi dalam bahasa mereka. Sementara itu, Bahasa Indonesia memiliki aturan morfologi yang lebih ketat, sehingga proses penciptaan kata baru menjadi lebih kompleks.

Selain itu, faktor budaya juga memainkan peran penting. Dunia gim sering kali dianggap sebagai produk budaya Barat, yang membuat istilah-istilah aslinya lebih mudah diterima tanpa diterjemahkan. Mengadopsi istilah dalam bahasa aslinya memberikan kesan autentik dan modern, yang sangat penting dalam komunitas gim yang sangat global dan saling terhubung.

Aspek Psikolinguistik

Dari sudut pandang psikolinguistik, penggunaan istilah asli juga berkaitan dengan persepsi dan identitas. Penutur sering kali merasa bahwa istilah asli lebih “benar” atau lebih “tepat” dalam konteks tertentu. Ini terutama berlaku dalam komunitas gim, di mana penggunaan istilah yang tidak tepat dapat dianggap kurang kredibel atau tidak mengerti konteks sepenuhnya. Istilah seperti “FPS” atau “NPC” membawa konotasi dan pemahaman spesifik yang mungkin sulit ditangkap sepenuhnya jika diterjemahkan.

Upaya dan Tantangan dalam Penerjemahan

Lembaga bahasa dan komunitas linguistik di Indonesia telah berusaha untuk memadankan istilah-istilah ini. Namun, upaya ini sering kali menghadapi tantangan besar. Penerjemahan tidak hanya tentang mencari padanan kata, tetapi juga tentang menangkap esensi dan nuansa dari istilah tersebut. Sebagai contoh, “First-Person Shooter” diterjemahkan menjadi “Penembak Orang Pertama,” tetapi terjemahan ini mungkin tidak langsung dipahami oleh pemain gim yang sudah terbiasa dengan istilah aslinya.

Dampak dan Solusi

Ketidakmampuan untuk memadankan istilah-istilah ini bukan hanya masalah linguistik, melainkan juga berdampak pada literasi digital dan partisipasi masyarakat dalam industri gim. Penggunaan istilah asing secara berlebihan dapat menciptakan jarak kesenjangan antara pemain yang memahami dengan yang tidak. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi istilah-istilah dalam Bahasa Indonesia menjadi sangat penting.

Salah satu solusi yang bisa diambil adalah dengan memperkenalkan istilah-istilah baru secara bertahap dan konsisten dalam media dan komunitas gim lokal. Selain itu, berkolaborasi dengan pakar bahasa, pakar industri gim, pengembang gim, dan influenser komunitas gim dapat membantu menciptakan padanan istilah yang lebih sesuai dan mudah diterima.

Simpulan

penggunaan istilah bahasa Inggris dalam dunia gim di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, seperti perbedaan struktural dan kultural bahasa, evolusi teknologi yang cepat, kompleksitas terminologi gim, dan interaksi sosial global. Bahasa Inggris yang fleksibel dalam penciptaan kata baru serta latar belakang budaya Barat yang mendominasi perkembangan gim membuat istilah-istilah asli lebih mudah diterima tanpa terjemahan. Penggunaan istilah asli juga dianggap lebih autentik dan prestisius dalam komunitas gim, yang sering kali menyebabkan penerjemahan dianggap kurang tepat atau tidak sesuai dengan nuansa yang diinginkan.

Namun, hal itu bukan berarti kita tidak perlu memadankan istilah dunia gim ke bahasa Indonesia. Sebaliknya, justru ini merupakan tantangan yang penting karena penerjemahan istilah gim berdampak signifikan pada literasi digital dan keterlibatan masyarakat dalam industri gim. Untuk mengatasi masalah ini, pihak terkait perlu mengedukasi dan menyosialisasi istilah dalam bahasa Indonesia secara konsisten serta berkolaborasi dengan pakar bahasa, pakar industri gim, pengembang gim, dan komunitas serta influenser gim. Dengan pendekatan ini, tentu kami berharap dapat tercipta padanan istilah yang lebih sesuai dan mudah diterima, sehingga mengurangi gap pemahaman antara pemain yang familier dengan yang tidak.

Berikan tepukan/clappers (👏🏻) jika kalian suka dengan tulisan saya ini. Jangan lupa pula untuk menanggapi dengan berkomentar (💬) ketika ingin bertanya, merespons atau mengulas sesuatu, atau bahkan sebatas bertegur sapa. Kedua hal itu sangat berpengaruh bagi saya untuk terus semangat menulis setiap hari.

Jika kalian ingin terhubung dan lebih dekat dengan saya, kalian bisa menghubungi saya melalui DM Instagram atau mengirim surat elektronik melalui G-Mail pribadi. Oiya, boleh sekali jika kalian ingin mengapresiasi saya dengan memberikan tip melalui laman Saweria saya ini. Terima kasih!

--

--

Muhammad Rayhan
Komunitas Blogger M

Seorang mahasiswa yang tengah membangun kebiasaan menuangkan ide dalam bentuk tulisan atau lisan.