Menikmati Medium Berbahasa Indonesia

Dengan membayangkan akan ada lebih banyak lagi tulisan bahasa Indonesia di Medium

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M
4 min readNov 26, 2023

--

Photo by Adismara Putri Pradiri on Unsplash

Penunjukan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi untuk UNESCO General Conference adalah momentum bagi Indonesia untuk menampilkan keunggulan bahasa Indonesia. Tidak cuma di urusan formal, tapi juga bisa di urusan blogging supaya suatu saat ada platform yang secara native mengakui bahasa Indonesia

Medium sendiri memang bukan wadah yang memprioritaskan artikel atau tulisan berbahasa Indonesia. Namun kita sebagai penulis dari Indonesia bisa meramaikan topik Bahasa Indonesia. Ini adalah motif awal kenapa Komunitas Blogger M (KBM) hadir di Medium. Kami ingin topik Indonesia dan Bahasa Indonesia menjadi banyak dan melimpah. Tujuannya adalah agar rekan-rekan yang tidak membayar langganan Medium, tetap bisa menikmati tulisan-tulisan berkualitas berbahasa Indonesia tanpa gangguan iklan seperti ditempat lain.

Apalagi sekarang halaman topik di Medium sudah didesain dengan lebih elegan. Kita bisa mencari tulisan dengan topik serupa dengan lebih nyaman. Saya sering kunjung ke laman ini untuk baca-baca tulisan menarik dan sesekali membagikannya.

Tangkapan layar topik Bahasa Indonesia di Medium

Kontribusi KBM mungkin sedikit sekali tapi mungkin bisa menginspirasi rekan-rekan lain untuk turut menulis di sini. Memang, Medium bukan platform asli Indonesia tapi efektifitasnya kami yakin bisa memberi banyak manfaat untuk para talenta Indonesia. Saya tidak satu dua kali menemukan teman-teman profesional yang menulis pengalaman dan keahliannya di Medium. Ada banyak panduan, ada gagasan, ada reportase, dan banyak karya pikir lain yang ditulis baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.

Ada harapan kecil bahwa ketika pamor bahasa Indonesia di platform seperti Medium meningkat dan signifikan, para penulis tidak perlu menulis dalam bahasa Inggris supaya teroptimasi dan mendapat penghasilan. Cukup menulis dalam bahasa Indonesia lalu mendapat pemasukan. Harapan ini mungkin terlalu muluk, karena masih ada bahasa besar lain yang mungkin jadi pertimbangan dan prioritas tim Medium.

Tapi, boleh kan saya berharap?

Pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi organisasi internasional menurut saya adalah pencapaian penting. Manfaatnya bukan cuma untuk urusan diplomasi dan peran Indonesia secara internasional tapi juga untuk para pekerja teks bahasa Indonesia. Para penulis, novelis, penerjemah, pengajar bahasa, sulih suara, dan lain-lain akan semakin mendapat kesempatan karena akan ada peluang baru yang berkaitan dengan Indonesia.

Contoh terdekat yang pernah saya tangani adalah melakukan alih bahasa (kenapa sulih suara, tapi alih bahasa ya?). Saya beberapa kali diminta untuk melakukan alih bahasa dari konten-konten bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Pekerjaan ini banyak datang dari luar negeri yang ingin melakukan lokalisasi konten. Saya yakin pekerjaan seperti ini juga banyak ditangani oleh biro-biro bahasa yang ada di Indonesia.

Beberapa waktu lalu, saya sempat menulis opini tentang apakah kita perlu untuk berbahasa Indonesia yang indah. Saya berargumen bahwa tidak semua orang Indonesia perlu melakukannya. Alasannya karena semua tergantung pada peran masing-masing. Para diplomat dan pejabat negara, tentu saja harus memperindah penggunaan bahasa Indonesia. Ada aturan yang sangat ketat bagi institusi negara dalam hal berbahasa. Sayangnya, beberapa kali kita bertemu dengan aparatur dan institusi daerah yang kesulitan untuk menata bahasa sesuai pakem.

Belum lagi soal relasi publik oleh perusahaan-perusahaan. Banyak yang tidak menyadari kalau menampilkan wajah lewat komunikasi bahasa Indonesia perlu pakem yang baku. Dampaknya, tidak sekali dua kali kita menemukan perusahaan yang melakukan pengendalian konflik lewat siaran pers, malah makin blunder akibat tata bahasa.

Lalu bagaimana dengan kita yang orang biasa? Kita perlu ingat, tujuan utama dari bahasa Indonesia hadir adalah sebagai bahasa pemersatu. Bahasa yang digunakan supaya tidak ada salah paham dan kebanggaan primordial sempit. Efektivitas komunikasi lebih diutamakan dari pada pakem-pakem baku yang sering kali menindas orang dengan pemahaman berbahasa yang minim.

Saya pikir, inilah keunggulan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia relatif adaptif dan lincah untuk mengefektifkan komunikasi antar masyarakat di Indonesia. Dari ujung ke ujung, kita bisa gunakan bahasa Indonesia jika kita tidak punya kemampuan berbahasa daerah lokal.

Di Medium, karena bahasa Indonesia kita bisa juga merasa satu. Bersama-sama menulis dalam bahasa minoritas, tapi bisa saling berkumpul dan menginspirasi.

Saya tidak menyangka masa pengakuan bahasa Indonesia benar-benar telah datang. Padahal, kalau saya boleh membandingkan, sampai awal 2000an bahasa Melayu Malaysia lebih sering terdengar di forum internasional. Kini, mungkin berkat era digital, bahasa Indonesia lebih dikenal dan akhirnya diakui.

Sekarang, giliran kita meramaikan topik Bahasa Indonesia dan Indonesia di Medium. Mari menulis dan berkarya bersama. Menikmati karya-karya sejawat lain di sini. Kalau masih pemula dan ingin tanya-tanya atau berbagi cerita, silakan hubungi kami di KBM.

--

--

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M

Content Performer with over 7 years experience, I've led content teams for 10+ tech brands, achieving 500,000+ traffic. Reach me at bagusdr@teknoia.com.