Mindfulness: Jalan Menuju Kesehatan Mental

Hasbi Haris
Komunitas Blogger M
5 min readAug 7, 2024

--

image on justrunlah

Sudah hampir sebulan aku tidak menulis di laman mediumku. Ada banyak hal yang membuatku sibuk, salah satu alasan utamanya ialah bahwa kini aku sudah pindah dari kota tempat tinggalku, Bumi Melayu Riau yaitu Pekanbaru. Kini aku sudah menjadi salah satu mahasiswa di pulau Jawa. Berbagai macam hal yang perlu dipersiapkan ketika diriku sebelum pindah, akan dan setelah pindah yang menyita banyak waktuku untuk menulis. Dan juga berbagai kegiatan yang akan dijalani sebelum memasuki jenjang perkuliahan seperti masa orientasi dan semacamnya yang sekarang tengah menjadi perhatianku.

Malam ini sebenarnya aku tidak ingin menulis. Namun, setelah ritual mandi malamku yang panjang (mandi malam itu menyegarkan!), aku mendapati ide untuk menulis malam ini. Badanku lelah dan mengantuk, akan tetapi setelah mandi dan mendapatkan ide, rasa semangat serta keinginan untuk menulis muncul di dalam pikiranku. Aku ingin menulis malam ini, setelah mandi, pikirku pada saat menyikat gigi.

Dan disinilah aku sekarang, membuka laptop serta memainkan jari-jemariku di atas keyboard. Aku rindu suara ketikan keyboard laptopku, sangat. Ketika menulis, otakku merasa tenang dan seakan-akan seluruh beban pikiranku lepas begitu saja. Dopamin dilepaskan di otak, perasaan bahagia muncul atas rutinitas ini. Begitu mindfulness.

Pada kesempatan kali ini, sebagai mahasiswa jurusan Psikologi (i’am so glad to be maba right now!), aku ingin membahas mengenai peran mindfulness terhadap korelasinya mengenai kesehatan mental.

Aku, Langit Sore dan Musik

Hampir tiap hari ketika di Pekanbaru, setiap sorenya aku selalu menempatkan diri menikmati waktu kesendirianku untuk melakukan jogging di lapangan yang menjadi langgananku. Semuanya berjalan dengan begitu lancar, dengan pikiranku yang berfokus pada apa yang aku lakukan, penyerahan diri yang merdeka dan terbebas akan berbagai macam overthinking yang kerap sekali muncul berseliweran di otakku.

Aku akan berlari dan sesekali mendongak ke atas menikmati kanvas senja yang tengah hangat-hangatnya menerpa kulitku. Lalu dengan musik yang diputar pada handsfree di salah satu telingaku, semuanya begitu nikmat sekali. Pikiranku terasa murni dan benar-benar sadar mengenai apa yang tengah kunikmati sekarang. Benar-benar hidup pada saat itu juga.

Lalu, biasanya setelah sepuluh kali putaran (sekitar 5 km), aku akan beristirahat dan duduk di lapangan. Duduk di atas rumput, menghadap ke arah matahari terbenam dengan lagu dari Hindia dan Turnover yang easy listening.

Pada momen tersebut, pikiranku jernih tanpa distraksi media sosial dan hidup mengalir apa adanya.

Inilah inti dari mindfulness.

Sejatinya, mindfulness diserapi dari penjagaan konsentrasi dan kesadaran penuh akan pikiran yang hadir dalam tindakan yang tengah dilakukan (Surya, 2024). Mindfulness atas apa yang tengah terjadi memberikan dampak yang begitu besar terhadap keseimbangan dan kesehatan mental seseorang.

Mindfulness memiliki peran dalam menyelaraskan pikiran sehingga meningkatkan perasaan bahagia dan mengurai kecemasan. Melakukan mindfulness terhadap apa yang tengah dilakukan berarti memberikan arti penuh dan kesadaran nyata atas aksi yang diperbuat sehingga korelasinya dapat tampak dari peningkatan kualitas suasana hati serta pikiran (Fachruddin, 20222).

Penelitian yang dilakukan oleh Masha (2023) menunjukkan bahwa dengan melakukan praktik mindfulness secara konsisten dan berkelanjutan dapat meningkatkan keseimbangan dan keselarasan kesehatan mental secara signifikan. Hal ini sejalan dengan praktik mindfulness yang membebaskan pikiran dari seluruh perasaan cemas dan beban pikiran yang ada.

Dengan melakukan mindfullness, individu yang melakukannya didorong untuk fokus terhadap apa yang terjadi pada saat ini, dengan diselarasi dengan sikap yang terbuka, lembut dan penuh kasih sayang pada pengalaman internal mereka sendiri seperti sensasi tubuh, emosi serta pikiran (Feruglio et al., 2022).

Pikiran dan juga tubuh membutuhkan aksi “hadir” pada saat itu juga untuk menikmati apa yang tengah diperbuat. Dengan diri kita merasa “hadir” atas waktu dan detik tersebut, maka dalam merasakan kebahagiaan serta keseimbangan mental sedikit demi sedikit akan mudah tercapai.

Aksi-aksi ini memang membutuhkan banyak latihan dan juga kesabaran.

Melatih Mindfulness

Biasanya, ketika akan jogging, aku akan mematikan seluruh data media sosialku untuk dapat merasakan hadir pada kegiatan yang kulakukan. Menjaga kesadaran penuh ini memang sepele untuk dilakukan akan tetapi memerlukan konsistensi dan keyakinan hati yang begitu kuat untuk menjalaninya.

Hal ini dilakukan agar mindfulness dapat terjaga dan tidak terganggu akan hal-hal kecil seperti notifikasi media sosial yang merusak suasana.

Selain itu, tindakan prokrastinasi juga menjadi biangnya.

Tindakan menunda-nunda dan tidak menikmati pekerjaan yang tengah dilakukan merupakan musuh dari mindfulness. Tindakan ini dianalogikan seperti mencuri waktu yang begitu sedikit untuk dinikmati secara penuh dan memang sebenarnya hal seperti ini terlihat remeh-temeh, namun tindakan prokrastinasi sungguh tidak baik.

Ini dapat kita latih seperti apa yang kucontohkan.

Mematikan notifikasi, data dan apapun itu yang berkaitan dengan media sosial ketika tengah menikmati waktu saat ini. Lalu menyelesaikan pekerjaan sebelumnya, benar-benar sepenuhnya selesai sehingga tidak kepikiran kembali buat pekerjaan dan waktu yang dinikmati selanjutnya.

Mencari Hal yang Dapat Dinikmati Sepenuhnya

Ini juga penting.

Mindfulness dilakukan pada kesempatan dan waktu yang tengah kita jalani. Sebenarnya mindulness dapat dilakukan pada setiap kegiatan dan itu sangat baik, namun dengan menjalani praktik mindfulness dengan hal-hal yang kita sukai dan benar interest terhadap bidang itu, maka korelasi antara kebahagiaan serta kesehatan mental yang baik akan bertemu.

Kalian bisa saja melalukan hobi yang disuka, seperti membuat kue, bermain bersama kucing, banyak hal bahkan bermain game dengan praktik mindfulness dapat membuat pikiran benar-benar terbebas dari banyak hal yang membebani otak.

Dengan menjalani hal yang disukai akan membuat kita benar-benar merasa hidup seutuhnya.

Dan baru saja sore tadi aku mendapatkan hal baru yang kusukai kembali di Jawa.

Ini ketika aku terbangun ketika jam lima sore tadi. Badan begitu lelah setelah paginya subuh-subuh sudah mempersiapkan diri untuk upacara penerimaan mahasiswa baru dan otak sungguh mumet.

Aku jalan-jalan sore lagi dan mendapati spot menarik untuk menyegarkan pikiranku. Kosku berada di bukit-bukit dan mendapati bukit dengan rerumputan yang menghadap kota Semarang kala senja sungguh indah.

Aku duduk menikmati waktuku, merayakan semilir angin yang membelai pipiku. Aku tersenyum, sungguh nikmat.

Inilah ceritaku hari ini.

Semoga kalian semua sehat-sehat selalu dan bahagia setiap harinya.

Thank you and peace!

Sumber:

Brajadenta, G. S., & Fachruddin, D. (2022). Hubungan Kemampuan Mindfulness Terhadap Kecemasan Pada Lansia Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 7 (2).

Feruglio, S., Panasiti, M. S., Crescentini, C., Aglioti, S. M., & Ponsi, G. (2022). The Impact Of Mindfulness Meditation On Social And Moral Behavior: Does Mindfulness Enhance Otheroriented Motivation Or Decrease Monetary Reward Salience? Frontiers in Integrative Neuroscience, 16.

Masha Remskar, Max J. Western, Emma L. Osborne, Olivia M. Maynard c, Ben Ainswort. (2024). Effects of combining physical activity with mindfulness on mental health and wellbeing: Systematic review of complex interventions. University of Bath.

Surya, J., & Pedi, K. (2024). Peran Mindfulness Terhadap Kesehatan Mental: A Systematic Literature Review (SLR). Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha.

--

--