Ngomong-ngomong tentang Ujian

Harusnya saya belajar dari kemarin.

Hansel
Komunitas Blogger M
3 min readMay 29, 2022

--

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Oke, awalnya saya berniat menulis tentang hobi, karena sudah lama rasanya saya tidak melakukannya. Tapi saya baru sadar, salah satu alasan saya meninggalkan hobi adalah untuk mempersiapkan ujian. Jadi saya berpikir, kenapa tidak menulis tentang ujian saja? — saya tau, saya harusnya belajar, bukan menulis. Kamu juga seharusnya seperti itu.

Jadi, untuk kamu yang sedang memiliki ujian dalam waktu dekat, ini adalah tanda bahwa kamu seharusnya belajar. Silahkan belajar untuk ujian, datang ke ruang ujian, kerjakan, dan lupakan semua tentang ujian itu, baru kamu boleh kembali ke tulisan ini.

Jadi, apa itu ujian?

Menurut KBBI, ujian adalah sesuatu yang dipakai untuk menguji mutu sesuatu.

Jadi, itu memunculkan pertanyaan lain. Apa itu mutu? Apa yang diuji dari sebuah ujian? Bagaimana suatu mutu ditentukan dengan ujian?

Apakah dengan nilai kuantitatif? Kalau iya, berapakah skala yang paling tepat untuk menilai sesuatu? Perbedaan 1 poin bisa menjadi hal yang signifikan dalam skala 1–10. Tapi jika menggunakan skala 1–100, saya rasa nilai tersebut tidak terlalu signifikan. Jadi, apakah kita menggunakan nilai kualitatif saja? Bagaimana kamu menilai sesuatu hal kurang baik, sedangkan hal yang lainnya sangat baik?

Kita sering menemukan ujian dalam ruang lingkup akademis. Tapi, apakah yang sebenarnya dinilai? Sebagian, jika tidak semua, ujian dalam ruang lingkup akademis akan menilai tingkat pemahaman muridnya terhadap suatu materi.

Bagaimana dengan murid yang sebenarnya paham terhadap materi yang diujikan, tetapi grogi atau tidak enak badan ketika hari ujian? Apakah berarti ujian juga menilai kesiapan mental muridnya, atau daya tahan muridnya? Bagaimana dengan murid yang sudah mendapatkan kunci jawaban dan kemudian mendapatkan nilai yang baik? Apakah berarti murid tersebut memahami materi dengan baik?

Ternyata, memikirkan apa itu ujian bisa jadi lebih memusingkan daripada mengerjakan hasil ujian itu sendiri.

Menurut saya, ujian adalah suatu acara dimana kamu dihakimi. Semua tenaga dan usaha yang kamu keluarkan untuk mempersiapkan ujian, akan ditentukan hasilnya dalam waktu satu jam atau dua jam saja.

Kenapa harus ujian?

Tulisan ini hanyalah sebuah sarana untuk menyampaikan keluhan saya terhadap ujian. Bukan, ini bukan keluhan tentang sistem ujian di Indonesia atau hal hal seperti itu, tulisan ini tidak sekritis dan semulia itu. Ini hanya tentang saya, seorang murid yang biasa biasa saja, yang sedikit kesal karena saya menghabiskan waktu begitu banyak untuk sebuah ujian.

Saya kesal, karena ujian di hari Jumat, saya meninggalkan hobi saya dari hari Senin-Kamis. Saya kesal, karena ujian di hari Jumat, saya harus mengalokasikan sebagian dari pikiran dan waktu saya untuk ujian tersebut. Tidak harus dengan belajar, belajar mungkin hanya memakan waktu 1–2 jam sehari. Tetapi waktu yang saya habiskan seharian untuk memikirkan tentang ujian tersebut.

Betapa bersalahnya saya jika saya menghabiskan waktu luang ini untuk bersantai. Sungguh tidak tepat apabila saya mempertimbangkan untuk menghabiskan sore untuk pergi ke gym — berani beraninya menghabiskan tenaga untuk pergi ke gym demi menjaga kebugaran, darimana nanti tenaga yang akan dipakai untuk belajar?

Kenapa saya harus menghabiskan waktu begitu banyak mempersiapkan ujian, ketika di luar sana ada orang yang mempersiapkan diri dengan waktu yang lebih sebentar, tapi mendapat nilai yang lebih baik? Hal ini membuat saya frustasi

Seperti yang tertulis di judulnya, tulisan ini hanyalah sebuah pembuka topik obrolan. Tulisan ini tidak pernah ditujukan menjadi bahasan mendalam tentang ujian, sistemnya, dan dampaknya terhadap manusia secara keseluruhan. Bukan dalam kapasitas saya untuk membahasnya. Tujuan dari tulisan ini hanyalah menemani kamu semua berbincang dengan teman. Ketika sudah tidak ada topik lagi, silahkan memulai lagi pembicaraan dengan “Eh, ngomong ngomong tentang ujian….”

Sometimes the hurdles aren’t really hurdles at all. They’re welcome challenges, tests. — Paul Walker

Kalau lu menikmati tulisan ini dan ingin menghubungi gua. Gua aktif di sosial media yang lain yaitu Instagram dan Twitter. Gua juga menulis tentang sepakbola bersama dengan temen gua di Pass and Move

--

--