Obat Kuno untuk Berbagai Penyakit

Baru-baru ini peneliti mengidentifikasi unsur lain yang bermanfaat dari berjalan kaki, yaitu munculnya rasa kagum.

Karto K. Saragih
Komunitas Blogger M
4 min readSep 16, 2024

--

Photo by Islam Hassan on Unsplash

Waktu kuliah di Bandung dulu, ketika patah hati, saya berjalan kaki dari Bukit Dago Utara ke Gedung Sate yang jaraknya lebih kurang enam kilometer. Ketika itu saya belum tahu manfaat berjalan kaki. Pokoknya, jalan saja, karena berjalan kaki mudah dan murah. Ternyata berjalan kaki lebih dari sekadar melangkah dalam ketidakpastian seperti yang ada di kepala saya waktu itu.

Berjalan-jalan adalah obat kuno untuk berbagai penyakit: isolasi, kekecewaan, kantuk, kekhawatiran, patah hati, hambatan menulis, stagnasi, dan kebosanan. Kegiatan berjalan kaki bermanfaat bagi pikiran dan tubuh karena ada kandungan bahan terbaik saat melakukannya: udara segar, olahraga, perubahan pemandangan, kontak dengan alam, dan menyediakan waktu untuk merenung (kontemplasi).

Banyak filsuf memiliki kebiasaan berjalan kaki yang kemudian menjadi obsesi mereka. Kant, Nietzsche, Schopenhauer, Heidegger berjalan kaki secara rutin. Saking rutin, penduduk di sekitar tempat tinggal Kant menyesuaikan jam kehidupan mereka berdasarkan waktu berjalan kaki Kant yang tepat waktu dan melalui tempat yang sama.

“Di atas segalanya,” kata filsuf Denmark Soren Kierkegaard, “jangan kehilangan hasrat untuk berjalan (kaki); setiap hari saya berjalan demi kesehatan dan menjauh dari penyakit.”

Sebuah studi mengatakan berjalan kaki setiap hari dapat meningkatkan umur panjang. Umur panjang tidak jatuh dari langit, kita harus melakukan sesuatu untuk mendapatkannya. Jalan kaki dengan rutin salah satu cara untuk tetap sehat memang sudah menjadi rahasia umum. Tapi penelitin yang diterbitkan British Medical Journal (BMJ) meneliti hubungan antara waktu yang dihabiskan untuk berjalan dan harapan hidup seseorang.

Untuk kepentingan studi ini dikumpulkan 27.738 peserta berusia 40 hingga 79 tahun. Data mereka dipakai untuk mengetahui prospektif kelangsungan hidup mereka dalam periode 13 tahun. Para peneliti menemukan peserta dari kelompok usia 40 tahun yang melakukan jalan kaki satu jam per hari memiliki harapan hidup lebih lama dibandingkan peserta yang berjalan kurang dari satu jam per hari.

Selain harapan hidup lebih lama, peserta yang berjalan satu jam per hari mengeluarkan ongkos medis yang lebih rendah seumur hidup dibandingkan peserta yang berjalan kurang dari satu jam per hari. Studi ini menyimpulkan seseorang sebaiknya lebih sering berjalan kaki demi memperpanjang harapan hidup dan mengurangi pengeluaran medis seumur hidup, terutama untuk pria.

Photo by Kirill Tonkikh on Unsplash

Berjalan lebih cepat

Selain durasi berjalan, kecepatan berjalan juga diperhitungkan. Orang yang berjalan lebih cepat memiliki hidup lebih lama. Data ini didapat setelah memantau kebiasaan orang berjalan kaki dan hubungannya dengan kematian pada hampir 475.000 orang yang sebagian besar berusia 50-an pada awal penelitian dilakukan.

Berjalan cepat artinya berjalan setidaknya 4,8 km per jam atau 100 langkah per menit. Studi yang dipublikasikan di Mayo Clinic Proceedings menemukan peserta dengan langkah cepat memiliki harapan hidup lebih lama untuk semua kategori indeks massa tubuh (BMI). BMI adalah ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan yang berlaku untuk pria dan wanita dewasa.

“Kelangsungan hidup sama untuk mereka yang berjalan cepat di berbagai indeks massa tubuh, dari 20 hingga 40,” kata Dr. Francesco Zaccardi, ahli epidemiologi klinis Universitas Leicester, Inggris.

Lebih lanjut, studi ini menunjukkan bahwa fungsi fisik merupakan penentu umur panjang yang lebih kuat daripada indeks massa tubuh. Orang dengan indeks massa tubuh tinggi atau orang yang gemuk, tetapi memiliki kebugaran yang baik, dapat bertahan hidup lebih lama.

Para peneliti melaporkan bahwa wanita yang berjalan lebih cepat memiliki rentang hidup sekitar 87 tahun, yang berjalan lebih lambat hanya 72 tahun. Pria yang berjalan cepat memiliki rentang hidup sekitar 86 tahun, yang berjalan lebih lambat hanya 65 tahun.

Sebuah penelitian lain baru-baru ini mengidentifikasi unsur lain yang bermanfaat dari berjalan kaki, yaitu rasa kagum. Definisi kekaguman, menurut studi tersebut, adalah sebuah emosi positif yang muncul ketika kita berhadapan pada hal-hal besar yang tidak langsung bisa dipahami.

Misalnya, memandang lautan, atau sekadar mengamati kesibukan semut, bisa membangkitkan rasa kagum.

Para peneliti percaya bahwa rasa kagum dapat mengurangi keasyikan kita pada diri sendiri, meningkatkan hubungan dengan orang lain, dan menumbuhkan perilaku sosial nyata. Studi ini sekaligus membuktikan otak kita dekat dengan alam, dan betapa besarnya pengaruh misteri alam pada otak kita.

Efek terapis dari rasa kagum tampaknya ada hubungannya dengan kecemasan kita sehari-hari. Jika kita disibukkan dengan ketidakpastian hidup, dunia seolah berpusat pada diri dan masalah kita.

Namun, banyak hal nyata di luar sana yang jauh lebih besar ketimbang apa pun yang kita khawatirkan. Kekaguman berarti memusatkan perhatian pada dunia di luar diri dan dan kepala kita. Kekaguman berarti menemukan kembali dunia yang berisi hal-hal luar biasa diluar diri kita.

Munculkan rasa kagum dalam dirimu dengan berjalan kaki.

--

--