Overthinking

Raihan Nur Yaqin
Komunitas Blogger M
3 min readSep 18, 2021

--

Kita pernah sedih, pernah stress, kadang gabisa tidur. Macem-macemlah problematika kita sebagai muda mudi masa kini hahaha. Ada di situasi hubungan yang gantung, lingkungan yang ga mendukung dan karier yang mentok. Rasanya hidup kita gini-gini aja, ga ada yang bisa ngertiin perasaan sama pikiran kita.

Photo by Ömer Karakus on Unsplash

Ngerasa sendiri? Tenang bukan kamu sendiri yang ngerasa sendiri. Setiap kita pernah merasakan hal yang sama. Mungkin kita rasain itu semua tapi kondisinya beda-beda. Aku sendiri mulai rasain hal ini mulai SMP. Lagi di fase pengen tau ini itu, tapi belum bisa komunikasi yang bener. Jadi lingkungan rasanya tuh kurang ngedukung apa yang kita mau.

Banyak temen, banyak kenalan, kadang belom tentu bisa jadi temen kita ngelewatin kecemasan-kecemasan yang ada di kepala dan hati kita. Di sisi lain keluarga juga ga sepenuhnya bisa jadi tempat kegelisahan kita pulang. Jadinya lebih milih diem terus cari aktivitas yang bikin happy. Happy buat mengalihkan bukan menghadapi dan memahami hal itu.

Photo by Hans-Peter Gauster on Unsplash

Permasalahan-permasalahan itu kenalan sama kita seiring kita beranjak dewasa. Keinginan kita yang belum bisa kita wujudin, sama orang tua ga sepaham, slek sama temen, bermasalah sama guru, apalagi cinta-cintaan yang ga tau mau dibawa kemana.

Kita bisa nikmatin momen-momen yang menyenangkan konyol bareng temen atau keluarga. Tapi,waktu balik sendirian perasaan-perasaan tuh hilir mudik, yang bikin kita galau atau overthinking. Karena hal itu terus-terusan muter dikepala kita, kita ngerasa stress dan mungkin sakit kepala.

Photo by Jan Antonin Kolar on Unsplash

Kalau dipikir-pikir, otak kita tuh kaya pabrik yang berproduksi, tiap hari beroperasi. Barang-barang itu lama-lama, kadang saking padet suka over produksi, sampe mesinnya pada panas dan gampang error. Di lain sisi, buah pikir hasil produksi itu terus menerus mengendap dikepala kita, karena ga kita panen berkala buah pikir itu kebanyakan malah jadi basi dan bisa jadi racun.

Supaya ga ngendap kita bakal cari cara buat nyalurin buah pikir kita, biasanya pas udah over capacity kita cari temen buat ngomong atau bikin update-an di sosmed, pokonya apa aja supaya buah pikir kita itu tersalurkan dan kita bisa lebih lega.

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Karena otak ini pabrik yang terus beroperasi, akan sangat sayang kalau kita tidak memanen produk/buah pikir kita sendiri, selain supaya tida menumpuk dan busuk, juga kita bisa memonitoring selama ini apa aja yang kita produksi/pikirkan, sehingga kita bisa mengevaluasi cara kita berpikir, merasakan dan bertindak. Oh iya, yang aku maksud memanen itu mengumpulkan apa yang kita pikir dan kita rasain kedalam bentuk catatan-catatan kecil bisa pake hape atau ditulis di kertas, jadi kita bisa merubah hal yang abstrak dipikiran kita itu jadi sesuatu yang riil dan konkret di dalam catatan-catatan yang ada.

--

--

Raihan Nur Yaqin
Komunitas Blogger M

I explore personal and emotional themes, depicting my experiences and human reflections in my works. Hello everyone, let's get to know each other.