Panduan “Singkat” Menggunakan Tag/Topic di Medium

Dengan topik, tulisanmu akan bisa lebih mudah ditemukan pembaca.

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M
10 min readApr 19, 2024

--

Photo by Mick Haupt on Unsplash

Salah satu aktivitas rutin yang saya lakukan untuk setiap tulisan yang masuk di KBM adalah mengoreksi dan menulis ulang topic. Topic di Medium merupakan fitur yang secara spesifik bisa mengategorikan tulisan sesuai dengan folder kelompok tulisan. Jadi dengan Topic, tulisan-tulisan dengan topik serupa akan berkumpul menjadi satu.

Masalah yang sering saya hadapi tentang penentuan Topic adalah kebanyakan penulis KBM abai atau mungkin lebih tepat disebut kurang memahami bagaimana cara memilih Topic yang tepat. Oleh karena itu di panduan kali ini, saya akan coba untuk memberi gambaran, bagaimana menggunakan Topic di Medium dengan harapan agar tulisan kamu bisa lebih optimal menjangkau pembaca di Medium.

Tangkapan layar Explore Topics milik Medium (foto: Bagus Ramadhan)

Mengenal Topic di Medium

Fitur Topic di Medium sebenarnya merupakan fitur yang cukup baru, tercatat dulu ketika Medium baru dimulai tahun 2015, fitur Topic tidak ada. Hanya ada fitur tag yang digunakan untuk melabeli sebuah tulisan ke dalam kategori tertentu. Pada saat awal saya menulis di Medium, tag ini hanya sedikit membantu memberi konteks pada pembaca tapi tidak terlalu membantu pembaca untuk mudah menemukan tulisan.

Kemudian pada sekitar awal tahun 2021 atau akhir 2020 saya kurang tahu pastinya, Medium meluncurkan inisiatif 100 Topic unggulan. Topic pilihan unggulan itu adalah Topic yang menurut Medium bisa menarik pembaca menemukan tulisan-tulisan bagus yang ada di Medium sesuai dengan topiknya.

Namun, Medium sepertinya menyadari bahwa menentukan topik unggulan hanya akan membatasi variasi dari banyak tulisan. Belum lagi soal penulis yang akhirnya hanya terfokus pada topik yang diunggulkan. Oleh karena itu, pada September 2021, Medium memutuskan untuk melepas batasan Topic dan membuka peluang bagi para penulis di Medium “menciptakan” topiknya masing-masing. Sejak era inilah kemudian sistem Topic di Medium berubah total dan memungkinkan kita sebagai penulis untuk bisa membuat topik sendiri.

Keputusan Medium untuk membuka batasan Topik, sebenarnya bisa menguntungkan bagi penulis dan pembaca.

Bagi penulis, mereka bisa mengelompokkan tulisannya secara lebih cermat. Pengelompokkan tulisan di Topic yang tepat juga akan membuat pembaca mudah menemukan tulisan. Mengingat, setiap tulisan yang terpublikasi di Topic tertentu, feed-nya bisa diikuti (follow) supaya bisa disimak. Artinya pembaca bisa mantengin Topic tertentu di Medium sesuai dengan peminatannya.

Keuntungan lain kebebasan menentukan Topic bagi penulis adalah fitur ini bisa memberi peluang penulis untuk membuat Topic spesifiknya sendiri.

Contoh KBM, membuat Topic “Komunitas Blogger Medium”. Dengan Topic ini, pembaca KBM akan bisa membaca tulisan-tulisan dengan topik KBM di halaman Topic Komunitas Blogger Medium selain juga membaca dari halaman publikasi KBM.

Sedangkan bagi pembaca, fitur Topic akan membuat pembaca bisa memilih peminatan (interest) sesuai selera dan mengikuti setiap peminatan pada topik-topik tertentu di Medium. Belakangan, Medium makin mengoptimalkan tampilan untuk mengakomodir Topic di halaman utama sehingga setiap kita membuka Medium dan mencari tulisan untuk dibaca, tulisan dengan Topic tertentu akan muncul lebih dahulu sesuai minat kita bersanding dengan “For You” dan “Following”.

Tempat munculnya Topic yang kita follow (Gambar: Bagus Ramadhan)

Lalu kenapa harus menentukan Topic yang tepat di Medium? Sebagai perspektif saya akan mengilustrasikan seperti ini:

Coba kamu bukan halaman Topic paling populer di Medium. Menurut catatan saya, Topic terpopuler di Medium saat ini adalah Technology. Berdasarkan datanya, ada sebanyak 9,3 juta pengikut dan ada 849 ribu tulisan. Bagi saya, Topic ini sudah masuk dalam kategori Topic raksasa. Ketika tulisanmu masuk ke Topic tersebut, tulisan akan “bersaing” dengan ribuan tulisan lain yang juga masuk ke Topic itu. Statistik ini bisa memberi dua kemungkinan bagi tulisanmu:

  1. Kamu bisa kalah, tulisanmu tenggelam dan tidak mendapat pembaca. Tapi juga bisa menang dengan mendapatkan banyak pembaca. di Topic itu.
  2. Menang dalam artian, kamu mendapat “kue” ceruk pembaca dari 9 juta lebih pembaca. 0,1% saja dari 9 juta akan ada 9000 pembaca. Tentu ini jika kamu “menang”.

Tapi jangan terburu-buru berpikir untuk menumpangkan tulisanmu ke Topic raksasa seperti itu. Ada satu masalah serius yang harus kamu hadapi di Topic raksasa. Di sana berkumpul tulisan-tulisan yang mayoritas adalah berbahasa Inggris. Tidak hanya itu, pembaca yang mengikuti Topic Technology mayoritas adalah pembaca yang hanya mengerti bahasa Inggris.

Itu artinya, jika tulisanmu berbahasa Indonesia kemudian ditumpangkan ke Topic berbahasa Inggris, kemungkinan besar tulisanmu akan diabaikan. Inilah mengapa menentukan Topic tidak hanya harus melihat peluang jumlah angka pembaca, tapi juga harus paham siapa pembaca yang berkumpul di Topic tersebut. Jika tulisanmu memang berbahasa Inggris dan untuk audiens global di Medium, serta kamu percaya diri bahwa tulisanmu bisa bersaing di sana. Ya, silakan saja untuk bertarung di Topic raksasa.

Persaingan Topic di Medium

Sekarang kamu sudah tergambar bagaimana cara kerja Topic di Medium. Selanjutnya yang perlu kita cermati sebagai penulis adalah, Topic apa yang tepat untuk tulisan kita?

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya coba untuk melihat lanskap persaingan Topic di Medium. Saya coba inventarisir beberapa Topic di Medium dan melihat jumlah potensi audiens dan persaingannya. Berikut adalah hasil penelusuran saya. Saya urutkan berdasarkan jumlah follower terbesar.

Daftar beberapa Topic bahasa Inggris pilihan (Sumber: Medium)

Daftar ini adalah daftar untuk Topic dengan tulisan bahasa Inggris. Kamu bisa lihat, Topic tertentu jumlah tulisan yang beredar di sana bisa lebih banyak dibanding Topic lain dengan jumlah follower yang lebih sedikit. Contohnya adalah Marketing, jumlah stories-nya jauh lebih banyak dibanding History yang memiliki pengikut lebih banyak. Rasio follower dengan stories ini bisa menjadi acuan tentang kepentingan pihak di Medium.

Follower adalah basis pembaca (saya sebut audiens). Sedangkan stories adalah basis penulis. Makin banyak pembaca, maka tulisan kemungkinan terbaca makin besar. Makin banyak penulis atau tulisan, ya makin berebut pembaca. Kira-kira seperti inilah logika kasarnya.

Tapi seperti saya sudah ingatkan di awal, bahwa Topic ini adalah daftar dengan stories bahasa Inggris dan pembaca yang berharap membaca tulisan bahasa Inggris dengan persaingan yang sangat ketat. Di daftar Topic saya juga coba untuk melihat fenomena menarik, di topik yang sangat spesifik dari cabang Topic raksasa.

Antara Topic Travel dengan Travelling ternyata memiliki jumlah audiens yang sangat jomplang. Travel memiliki pengikut 2,7 juta sedangkan Travelling (kata kerja) hanya sebanyak 2,4 ribu. Kemudian Topic Quantum Physics yang punya audiens cukup banyak dibanding Topic setingkatnya, tapi jumlah stories-nya masih sedikit. Coba bandingkan dengan Novel, Topic fiksi yang ternyata sedikit audiensnya sedangkan tulisannya cukup banyak. Ini mungkin jadi bukti bahwa di Medium sedikit sekali audiens tulisan fiksi.

Menariknya, apa yang saya temukan di Topic bahasa Inggris, bisa jadi tidak berlaku di Topic bahasa Indonesia atau yang berelasi dengan Indonesia. Berikut adalah beberapa Topic tentang Indonesia dan berbahasa Indonesia yang saya kumpulkan.

Daftar beberapa Topic bahasa Indonesia pilihan (Sumber: Medium)

Kalau kamu lihat daftar Topic di atas, Topic dengan audiens terbesar adalah Indonesia dan Bahasa Indonesia. Untuk Topic Indonesia, adalah Topic yang sangat beragam isinya. Topic ini bisa digunakan oleh para ekspatriat yang ada di Indonesia. Mereka menulis banyak hal tentang Indonesia, perjalanan, pekerjaan, kehidupan, dan lain-lain dalam bahasa Inggris. Ada juga para jurnalis atau penulis luar negeri menggunakan Topic Indonesia karena masih berkaitan dengan Indonesia. Intinya Topic Indonesia berisi tulisan dan audiens yang sangat beragam.

Lalu Topic Bahasa Indonesia. Ini adalah Topic yang bagi para penulis Indonesia setidaknya saya dan Uda

(Pendiri Narabahasa) gunakan secara rutin.

Saya pribadi, pernah mengajak untuk para penulis bahasa Indonesia meramaikan Topic ini. Tujuannya agar tulisan berbahasa Indonesia menjadi ramai di Medium. Saat ini, sejauh yang saya bisa temukan, tulisan berbahasa Indonesia adalah salah satu tulisan bahasa asing terbanyak di Medium (mohon koreksi jika saya salah).

Ada dua hal manfaat dari meramaikan Topic Bahasa Indonesia di Medium:

  1. Pembaca Medium dari Indonesia tidak banyak yang berlangganan Medium. Artinya akses tulisan yang mereka nikmati sangat terbatas. Lewat Topic Bahasa Indonesia, mari kita sajikan tulisan berkualitas untuk rekan-rekan kita dari Indonesia di Medium.
  2. Mempopulerkan bahasa Indonesia di platform global. Dengan hadirnya bahasa Indonesia, meski tidak secara resmi diakomodir oleh Medium kita bisa membuka akses bacaan untuk orang asing yang ingin baca tulisan bahasa Indonesia.

Oke kembali fokus ke daftar Topic berbahasa Indonesia. Kalau saya amati, ada hal menarik di tulisan-tulisan berbahasa Indonesia yakni Topic Cerpen.

Sepertinya Medium memiliki basis pembaca fiksi asal Indonesia yang cukup besar. Saya yang kebanyakan menulis non-fiksi mengira segmen ini lebih sedikit jumlahnya, agak terkejut juga karena jarang sekali baca fiksi berbahasa Indonesia di Medium walaupun saya sesekali menulis fiksi di Tulis Aja. Ini menarik dan akan terus saya amati perkembangannya.

Lalu merujuk daftar ini, Topic besar lain berkaitan dengan lokasi geografis seperti Jakarta, Bandung, dan Bali yang menurut saya wajar karena kebanyakan tulisan yang menyasar Topic ini adalah tulisan perjalanan, wisata dan sebagainya. Untuk

Untuk Topic lain, sangat beragam dan tidak berpola. Saya juga kesulitan untuk menemukan Topic berbahasa Indonesia yang besar lainnya. Dulu, urusan pencarian Topic (tag) dan statistiknya ada pihak ketiga. Sayang, saat ini pihak ketiga tersebut tidak melanjutkan layanannya. Mungkin, ini bisa jadi ide start-up yang menarik (Medium Topic Monitoring).

Sekarang kita sudah tergambar seperti apa Topic di Medium baik Topic berbahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Selanjutnya adalah bagaimana memilih Topic yang pas untuk tulisan kita di Medium.

5 Cara Memilih Topic

Kalau kamu berharap saya akan memberi saran yang mendalam dan spesifik, kamu akan kecewa. Sederhana saja, karena memilih Topic di Medium sejatinya ya terserah kamu aja. Saya sudah jelaskan di awal kalau Medium membebaskan kita untuk membuat Topic. Jadi kamu sebenarnya bisa-bisa saja membuat Topic yang tidak umum.

Tapi di sini, saya coba untuk memberi inspirasi bagaimana kita seharusnya memilih Topic. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan.

  1. Pilih Topic sesuai dengan jenis tulisan
    Jika tulisanmu adalah tulisan non-fiksi, maka carilah Topic yang sekiranya berkaitan dengan non-fiksi. Memasang Topic “Fantasi” pada tulisan non-fiksi tentu akan sangat janggal. Meskipun bisa saja tulisan non-fiksimu itu tentang kritik atau ulasan karya Fantasi.
  2. Pilih Topic sesuai dengan bahasa tulisan
    Mayoritas tulisan di Medium memang tidak dikategorikan otomatis berdasarkan bahasa. Alasannya ya karena Medium saat ini hanya mendukung bahasa Inggris. Tapi kita sebagai penulis bahasa asing di Medium, bisa memanfaatkan Topic untuk menjelaskan bahasa apakah tulisan kita ini. Tidak selalu bahasa Indonesia ya. Kamu bisa saja menulis dengan bahasa Jawa, Sunda, Bugis, dan sebagainya di Medium.
  3. Pilih Topic sesuai dengan topik bahasan
    Topik bahasan yang saya maksud adalah subjek gagasan tulisanmu itu ada di bidang apa. Kami di KBM, paling sering berusaha menyederhanakan Topic sesuai dengan subjek studi yang umum di Indonesia. Lebih simpel lagi, saya pribadi minta bantuan ChatGPT untuk mendaftar mata pelajaran yang ada di Indonesia. Ini bisa jadi ide Topic yang kamu gunakan. Sebagian daftar ini juga masuk ke daftar Topic yang saya inventarisir di atas.
  4. Pilih Topic sesuai dengan geografis tulisan
    Memilh Topic sesuai geografis tulisan bisa memberi konteks yang cukup bagi pembaca yang mencari tulisan berkaitan dengan letak geografis tertentu. Seperti Topic Jakarta, tulisan-tulisan yang berkaitan dengan Jakarta bisa sangat beragam jenisnya. Bisa tentang politik, tentang tata ruang, tentang sosial budaya dan sebagainya.
  5. Pilih Topic sesuai dengan publikasi
    Memilih Topic sesuai dengan publikasi akan membantu meningkatkan ekspos pada publikasi tempat tulisan kita terbit. Dengan cara ini, audiens publikasi juga akan lebih mudah menemukan tulisan kita. KBM misalnya, yang memiliki Topic “Komunitas Blogger Medium”. Di Medium, hampir setiap Topic terdapat publikasi spesifik. Ada banyak sekali kumpulan komunitas dan publikasi yang mengkhususkan diri untuk bahasan-bahasan tertentu. Sayangnya, di Indonesia masih belum banyak. Kalau kamu ingin menginisiasi sebuah publikasi dengan Topic spesifik, saran saya, segera lakukan dan ajak penulis lain untuk ikut kontribusi.
  6. Pilih Topic sesuai jenama diri (personal branding)
    Khusus untuk kamu yang memiliki jenama diri dan ingin konsisten tampil di publik dengan nama tertentu, kamu juga bisa gunakan jenama diri di Topic. Dengan cara ini, tulisan-tulisanmu akan mudah ditemukan berdasarkan jenama.
Contoh Topic yang bisa digunakan untuk tulisan di Medium (Tabel: Bagus Ramadhan)
Contoh pengembangan Topic menggunakan ChatGPT (Prompt:
Berikan daftar semua cabang-cabang dari mata pelajaran untuk jenjang pendidikan tinggi)

Simpul Simpulan Kesimpulan

Sampai pada pengujung uraian tentang Topic di Medium. Untuk kamu yang sudah aktif menulis di Medium, kamu bisa gunakan panduan ini untuk memaksimalkan atau mungkin juga untuk sekadar mengaktegorikan tulisan di Topic yang pas. Sedangkan untuk kamu yang baru mulai menulis, jangan terlalu khawatir dengan Topic. Kamu bisa pakai Topic apapun yang kamu suka termasuk memasang Topic bahasa Inggris di tulisan bahasa Indonesiamu. Karena yang terpenting adalah kamu aktif menulis saja di Medium.

Lalu untuk kamu yang malas untuk memikirkan Topic, ada cara mudah: setorkan saja tulisanmu ke publikasi. Di publikasi tertentu, para editorlah yang akan menentukan Topic apa yang sesuai dengan tulisanmu. Tapi dengan catatan, tulisanmu memang layak untuk dipublikasikan di publikasi tersebut. Kalau tidak layak, ya tulisanmu akan tertolak dan jika kamu publikasikan sendiri tulisannya, kamulah yang harus mikir penentuan Topic-nya.

Sebagai penutup, saya perlu berikan catatan. Menentukan Topic yang tepat bukan menjadi jaminan bahwa tulisanmu akan trending, viral atau populer. Sebab ada banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian tulisanmu di Medium dan Topic hanyalah salah satu saja. Panduan ini dimaksudkan untuk mengenal salah satu fitur Medium dan bagaimana menggunakannya dengan tepat. Bukan sebuah hack atau cara rahasia untuk mengoptimalkan tulisan. Jadi, akhirnya semua tergantung pada keputusanmu memilih Topic sebagai penulis yang pasti, ingat ini: Topic adalah salah satu sumber datangnya pembaca di Medium.

Itu saja, terima kasih. Semoga bermanfaat.

Jika kamu merasa konten seperti ini bermanfaat, kamu bisa dukung saya dengan memberi tip melalui laman NJB. Saya berkomitmen untuk terus bisa menghasilkan karya yang terbuka tanpa halangan langganan atau keanggotaan.

--

--

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M

Content Performer with over 7 years experience, I've led content teams for 10+ tech brands, achieving 500,000+ traffic. Reach me at bagusdr@teknoia.com.