Perihal menulis

Perihal memulai, bertahan dan menyelesaikan. Apa aku bisa?

Rizky Rianto
Komunitas Blogger M
3 min readApr 19, 2023

--

Photo by Kenny Eliason on Unsplash

Perihal menulis semua punya preferensinya masing-masing. Aku dengan ceritaku sendiri yang amat jauh bahkan barangkali kasusnya serupa dengan kebanyakan orang yang menaruh minat pada menulis.

Aku suka menulis. Yaa, sepertinya aku cukup berani untuk berbicara seperti itu. Tak tau apa benar aku begitu. Yang jelas aku manaruh minat dalam menulis.

Apa yang aku tulis? Tentu saja mengenai emosi yang tak sempat aku rilis. Dan hal-hal aneh dalam kepala ku. Dan Aku punya masalah dalam hal mengekspresikan emosi. Setidaknya ini bisa menjadi tempatnya. Memiliki kemampuan menulis sepertinya menjadi sesuatu yang berarti dan aku inginkan. Bukan mengapa, itu menjadi nilai tersendiri dan bahkan kerap jadi alasan motivasi muncul secara instan. Entah karena ambisi atau hanya mengejar pengakuan orang lain.

Menulis pada akhirnya hanya menjadi beban. Semua tidak lain dan tidak bukan karena ketika sedang di meja kerja dengan laptop yang siap tembur bersama. Ternyata kesulitan dalam menyelesaikan tulisan yang sudah dimulai. Mirisnya tulisan itu tak sempat selesai bahkan sebelum kata pertama berhasil dituangkan. Menguap dipikiran, takut dicap tulisan itu jelek, tidak nyambung, atau tidak ada maknanya. Apa kau merasakan hal yang sama?

Aku suka menulis, lagi. Bagiku menulis adalah wadah untuk aku yang sulit berbicara. Merilis emosi, seringnya dianggap aneh. Seperti yang aku katakan sebelumnya aku punya masalah dalam hal mengekspresikan diri. Dan entah mengapa menulis menurutku bisa jadi pelarian yang terbaik.

Siapa yang bisa menyangka tulisan yang jelek sekalipun bisa punya makna untuk orang-orang tertentu. Tertentu yang aku maksud bukan orang-orang yang dalam tanda kutip spesial atau apa. Melainkan aku percaya setiap orang punya cara pandang yang berbeda dalam menilai tulisan.

Begitu juga aku, senang dengan caraku menangkap pola tersirat dalam setiap tulisan yang ku baca. Bisa jadi salah satu tulisan kamu juga sudah terjamah dengan pikiran anehku.

Aku suka menulis dan aku juga sering lalai dan mengabaikan. Lebih tepatnya disiplinku buruk. Berencana untuk konsisten dalam menulis. Terutama diplatfom yang simple dan tentunya elegan ini. Yaa medium jadi tempatku untuk menulis.

Lucunya adalah apa aku bisa konsisten selama ini? Yaa benar, aku tidak konsisten. Aku menulis rencana itu pada buku hitam yang aku beli tahun 2020 lalu. Aku lupa dihalaman keberapa rencana itu pernah aku tulis. Bisa ditebak bukan? Yaa, kadang aku sempat menuliskannya baik dalam bentuk catatan kecil, poin-poin, kalimat dan paragraf singkat mengenai ide tulisan yang ingin aku tulis. Seringnya aku biarkan mengembara dalam pikiran yang teramat luas, pergi dan tak pernah aku selesaikan. Pada akhirnya menulis adalah memulai, bertahan dan menyelesaikan. Aku seringnya hanya sampai pada tahap memulai saja.

Aku juga tidak hebat dalam menulis. Barangkali banyak tata bahasa dan tanda baca yang keliru. Yaa aku sadari itu. Aku sering memimpikan bahwa aku hebat akan menulis. Aku rasa itu awal yang baik, memimpikan. Setidaknya itu akan terealisasi dalam satu dua tahun kedepan, mungkin. Bodohnya aku lupa caranya konsisten lupa disiplin.

Apakah akan jadi penulis hebat jika disiplin menulis saja masih kacau? Aku memimpikan itu membayangkan dan menantikan. Dan aku terlambat menyadari jika semua itu tidak akan terwujud kalau saja aku terlalu larut dalam mimpi.

Perlu take action, konsisten dan menyelesaikan. Mengandalkan faktor keberuntungan saja tidak cukup. Memang berapa persentase dari keberuntungan yang bisa ku aku miliki? Keberuntungan juga tidak memihak padaku, barangkali.

Aku suka menulis dan sudah banyak draf yang belum aku selesaikan. Jangan tanya berapa. Tak terhitung sepertinya. Kebanyakan menguap dalam pikiran, teralihkan dengan pikiran yang lain.

Aku ingin mengucapkan terima kasih untuk orang-orang yang menyadarkan ku untuk kembali melihat draf lama yang aku endapkan. Terima kasih telah mengetuk jiwaku untuk kembali menulis. Setidaknya untuk merilis emosi yang kerap kali aku abaikan.

Tidak ada kata terlambat bukan? Tidak ada kata terlambat untuk memulai kembali meski keberuntungan juga belum tentu memihak. Sekarang aku akan memulainya lagi. Aku akan melihat apa aku akan sama seperti sebelumnya. Berhasil atau tidak, lihat bagaimana esok terbentuk dan bagaimana aku akan mengingat tulisan ini. Lalu berterima kasih.

--

--

Rizky Rianto
Komunitas Blogger M

Suka mengembara dalam pikiran, menikmati imajinasi dan bila sempat, menulis disana.