Ingin Menjadi Penulis Konten? Ini 7 Hal yang Perlu Kamu Persiapkan

Tidak harus semuanya sempurna, persiapkan sambil meniti karir perlahan

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M
6 min readSep 21, 2023

--

Photo by Avi Richards on Unsplash

Menjadi penulis konten adalah salah satu pekerjaan yang dibutuhkan di era digital seperti saat ini. Industri pemasaran digital sangat membutuhkan penulis konten yang berkualitas. Sebab konten yang berkualitas tidak hanya akan bisa menarik perhatian, tetapi juga memberikan manfaat berupa pengetahuan dan informasi yang berguna.

Penulis konten pada dasarnya adalah seorang kreator konten. Dia menghasilkan konten, namun dengan menulis. Tulisannya tentu bisa diolah lagi menjadi suara, gambar, atau gambar bergerak. Itu kenapa penulis konten juga masuk dalam spektrum kreator konten.

Nah, bagi kamu yang punya keinginan untuk berkarir menjadi penulis konten atau content writer. Menurut pengalaman saya, ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan:

1. Visi

Memulai karir itu bukan sekadar tentang mencari nafkah dan pendapatan, tapi tentang karir. Ya, karir, riwayat kerja yang akan terjadi dalam waktu bertahun-tahun mengisi waktu hidup. Karir akan menjadi jalan ninja yang membuat kita terus berjalan sampai ke tujuan yang berupa visi. Kalau kamu tidak punya visi untuk menjadi penulis konten, yakinlah kamu akan frustrasi di tengah jalan dan akhirnya berhenti.

Saya berulang kali mengalami hambatan dalam karir sebagai penulis konten. Pernah merasa tidak pantas dan kurang hebat, sampai akhirnya menarik diri. Untuk bangkit kembali, saya selalu berusaha untuk mengingat visi. Impian saya untuk menjadi pemilik beberapa media untuk mewarnai internet dengan konten positif sering jadi penyemangat tiap hari.

Temukan visi, jadikan dia sebagai bintang utara yang memandumu sampai akhir.

2. Kemampuan menulis yang baik

Kemampuan menulis adalah kemampuan yang mutlak untuk bisa kamu lakukan. Menulis di sini artinya adalah kamu bisa menulis sesuai dengan ejaan yang disempurnakan, menulis sesuai dengan kaidah bahasa, serta menulis yang bisa menjawab kebutuhan pembaca.

Kamu juga harus catat bahwa kemampuanmu menulis yang baik harus sesuai dengan bahasa yang kamu gunakan. Jika kamu berkomunikasi dan membuat konten dalam bahasa Indonesia, maka kamu harus kuasai menulis dalam bahasa Indonesia. Jika kamu berkomunikasi dan menulis konten bahasa Inggris, kamu harus bisa menulis dalam bahasa Inggris.

Kenapa harus bisa menguasai menulis untuk tiap bahasa? Alasannya karena kamu menulis konten bukan untuk diri sendiri. Konten yang kamu tulis harus terbaca, bisa dipahami dan dimengerti oleh pembaca yang punya pengetahuan bahasa masing-masing.

Jelas tidak mungkin kamu menulis bahasa Inggris untuk audiens yang hanya mengerti bahasa Indonesia. Juga sebaliknya.

Photo by Product School on Unsplash

3. Tahu cara menggali informasi

Salah satu pekerjaan penulis konten tersulit adalah menggali informasi. Proses riset dan mencari sumber informasi adalah hal krusial yang harus bisa dikuasai oleh penulis konten. Kemampuan inilah yang kemudian membuat penulis konten biasanya adalah jurnalis atau mantan jurnalis. Mereka punya kemampuan untuk melakukan riset sebagai bahan konten.

Proses riset untuk menulis konten tidak cuma berangkat dari googling, kamu juga harus bisa mencari informasi lewat wawancara, survei, ,atau penelitian pribadi. Dengan punya kemampuan menggali informasi, kamu sebagai penulis konten akan bisa menulis konten dengan mendalam dan benar-benar mengerti apa yang sedang kamu sampaikan.

Kesalahan yang sering terjadi di kalangan penulis konten adalah mereka merasa riset itu tidak penting. Mereka merasa menggali informasi dari berselancar di internet itu cukup. Akhirnya konten yang mereka tulis tidak jauh berbeda dengan tulisan-tulisan kompetitor atau pesaingnya. Tidak ada keunikan, membuat konten tenggelam dan tidak laku.

4. Memahami prinsip pemasaran

Penulis konten memang tidak serta merta menjadi seorang pemasar. Kamu bisa saja menjadi penulis konten yang sama sekali tidak menjual produk atau jasa. Tapi untuk berkarir sebagai penulis konten, kamu akan sedikit banyak bersinggungan dengan konsep dan prinsip pemasaran. Oleh karena itu, kamu harus juga mengerti seperti apa pemasaran terutama pemasaran digital.

Konsep pemasaran memang sangat luas, kamu tidak harus menguasai seluruhnya jika baru mulai karir sebagai penulis konten. Kamu cukup pahami bahwa pemasaran itu tentang pasar, tentang perilaku konsumen, tentang produk, dan tentang komunikasi promosi. Dengan mengerti pemasaran, kamu setidaknya bisa mengerti bagaimana sudut pandang perusahaan atau Brand di mata konsumen. Begitu juga sebaliknya, kamu bisa mengerti sudut pandang audiens ketika menemukan kontenmu.

5. Membangun Portofolio

Dalam berkarir, hal yang paling penting adalah bisa menunjukkan kemampuan. Menunjukkan kemampuan sebagai penulis bisa dilakukan dengan memiliki portofolio. Portofolio adalah kumpulan karya yang pernah kamu kerjakan. Dalam hal ini, karya konten yang pernah kamu tulis sebagai bukti bahwa kamu memang punya kemampuan sebagai penulis konten.

Kesalahan yang sering saya temukan di kalangan penulis konten pemula adalah mereka tidak menghargai karya-karya yang pernah mereka kerjakan. Mereka lalai untuk mengarsip, mereka juga lalai untuk mendokumentasikan apa yang pernah mereka kerjakan. Alhasil, ketika ditanya, “mana riwayat pengalaman konten yang pernah kamu kerjakan?” mereka kebingungan karena tidak pernah mengumpulkannya dengan layak.

6. Jejaring

Sebagian penulis konten mungkin kurang setuju dengan saya yang memasukkan jejaring sebagai persiapan untuk menjadi penulis konten. Tapi menurut saya, bagi kamu yang ingin berkarir secara serius sebagai penulis konten, punya jejaring akan memberimu peluang pekerjaan. Tanpa jejaring, klien atau Brand cenderung jarang mengetahui talenta seseorang. Mereka sering mencari talenta kreatif berdasarkan rekomendasi dan informasi yang sebenarnya belum teruji.

Nah, kamu sebagai penulis konten bisa membangun relasi dengan sebanyak mungkin orang untuk kemudian memberi tahu mereka bahwa kamu punya kemampuan sebagai penulis konten. Alias dengan jejaring kamu harus membangun jenama diri.

Photo by Math on Unsplash

7. Musik pengiring kerja

Kalau ini jangan dianggap terlalu serius. Saya yakin setiap penulis punya gaya masing-masing untuk mengiringi kerja. Kalau saya memang pakai musik instrumental yang bisa menemani kerja. Di Youtube ada banyak musik dengan genre ini, ada banyak video bersuara yang memang dibuat hanya untuk menemani kerja. Buat kamu yang belum menentukan musik pengiring kerja, saran saya, segera temukan. Karena bisa membantu untuk meningkatkan produktivitas.

Apakah ada hal lain yang perlu dipersiapkan? Saya pikir tidak ada, tujuh hal di atas adalah hal mendasar yang kamu harus persiapkan sebelum menjalani karir.

Jika kamu bertanya bagaimana dengan perjalanan karir saya?

Kalau mengikuti perjalanan saya berkarir sebagai content writer, saya tidak mempersiapkan apapun kecuali kemauan untuk kontribusi di sebuah website kala itu.

Dari kemauan ini kemudian saya dihubungi oleh pendirinya apakah berminat untuk menjadi penulis secara profesional. Dibayar, dan mendapatkan fasilitas kantor seperti jalan ke event, travelling dan lain-lain.

Tetapi pengalaman yang saya alami adalah hal yang tidak ideal.

Saya lebih merasa mujur ketimbang berhasil mempersiapkan diri sebagai penulis konten. Alasannya adalah karena ketika saya baru mulai menjadi penulis konten, saya harus belajar banyak hal dari nol dan secara otodidak tanpa bimbingan sama sekali.

Saya tidak tahu seperti apa bahasa Indonesia yang baik dan benar. Saya tidak tahu cara menggali informasi. Bahkan saya tidak tahu bagaimana cara melakukan wawancara yang benar. Saya belajar menulis dengan menyontek karya orang lain, bahkan saya pernah berulang kali menyalin tanpa menyadur naskah. Saya malu jika ingat masa-masa itu.

Sekarang, saya cenderung terlalu berhati-hati ketika menulis konten, bahkan cenderung terlalu perfeksionis. Saya punya kebiasaan buruk untuk tidak mempublikasikan tulisan jika belum merasa sempurna. Sering kali saya menyunting spontan setiap membaca naskah. Bukan hanya menyunting, bahkan melanjutkan menulis.

Di naskah ini saja, saya awalnya sudah ingin mendiamkan naskah untuk satu malam. Tapi akhirnya saya terpikir hal baru, dan menambahkan poin di atas. Akhirnya naskah tidak pernah selesai. Jadi jangan heran kalau saya lebih banyak menyimpan draf daripada mempublikasikan tulisan.

Kebiasaan seperti ini tidaklah sehat, saya paham dan berusaha untuk bisa mengatasinya perlahan-lahan.

Ya harap maklum kalau kadang saya memutuskan untuk langsung tayangkan tanpa sunting yang cukup. Lebih baik selesai, dari pada sempurna tapi tidak pernah tayang (padahal sempurna juga tidak pernah bisa dicapai).

Nah, kira-kira itu yang harus kamu persiapkan kalau ingin berkarir menjadi penulis konten. Persiapan yang saya jelaskan mungkin berbeda dengan yang kamu butuhkan. Tentu saja mempersiapkan diri itu harus sesuai dengan kondisi masing-masing. Tidak ada situasi yang benar-benar sama antara kamu dengan saya. Tulisan ini mungkin bisa jadi referensi, yang kemudian kamu modifikasi atau sesuaikan dengan situasi yang kamu hadapi.

Untuk kamu yang sedang mempersiapkan diri, semoga kamu bisa segera memulai karir sebagai penulis konten ya.

Tulisan ini hasil pengembangan dari jawaban pertanyaan Apakah yang harus dipersiapkan ketika ingin berkarir menjadi Content Writer? di Quora.

Jika ingin bertanya dan konsultasi apapun tentang menulis konten, kamu bisa berikan respon di sini atau bisa hubungi saya lewat TwitterX. Bisa juga lewat surel di bagusdr@teknoia.com

--

--

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M

Produsen konten berpengalaman 8+ tahun. Telah memimpin projek konten untuk 5+ Brand teknologi & menghasilkan 1 juta lebih traffic. Hubungi bagusdr@teknoia.com.