Persiapan Sebelum New Normal

Muhammad Rinaldi Suryanto
Komunitas Blogger M
4 min readJun 12, 2020

Sudah beberapa bulan kebelakang ini aktivitas kita terhambat dikarenakan oleh pandemi covid-19. Banyak masyarakat yang mengeluh karena jika pemerintah menghimbau untuk #dirumahaja, maka mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pemerintah lantas memberikan bantuan berupa sembako dan santunan uang. Selain itu, banyak kebijakan pemerintah yang berusaha meringankan hidup masyarakat kala pandemi ini, seperti relaksasi kredit, subsidi biaya air dan listrik. Tetapi, menurut masyarakat bantuan yang diberikan kurang untuk memenuhi kehidupan mereka.

Saat ini pemerintah sedang bingung mengelola anggaran untuk bantuan bagi masyarakat yang terdampak. Beberapa upaya telah dilakukan untuk memperlonggar dan memperbolehkan masyarakat untuk beraktivitas.

Contohnya upaya penerapan PSBB daripada karantina wilayah. Dilihat dari situ saja, pemerintah sedikit berkompromi dengan anggaran untuk bantuan masyarakat.

Untuk menghindari APBN yang semakin membengkak, pemerintah memutuskan untuk segera menerapkan kenormalan baru. Apa itu kenormalan baru ? Kenormalan baru merupakan kata serapan dari kata dalam bahasa inggris yaitu new normal.

New normal sendiri mempunyai arti “Perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19” (Adisasmita,2020).

Disebut-sebut saat ini ialah masa transisi dari kehidupan normal ke kehidupan kenormalan baru. Nah, pada saat transisi ini kita harus bisa mempersiapkan diri kita sendiri untuk menghadapi kenormalan baru ini. Untuk itu, ada beberapa aspek yang harus persiapkan sebelum new normal, yaitu kesehatan, ekonomi, dan kehidupan sosial.

Kesehatan

Sebelum adanya pandemi ini, kehidupan masyarakat kita bisa dibilang “jorok”. Ya kita bisa lihat sendiri di lingkungan kita, sampah yang berserakan, selokan yang kotor, dan terkadang pedagang kaki lima yang berdagang tidak pada tempatnya.

Mungkin pada saat itu belum menjadi perhatian utama pemerintah dan masyarakat khususnya kebersihan. Tetapi, saat ini sudah merupakan kewajiban kita menjaga kebersihan dan higienis di tempat kita berada.

Untuk mewujudkan lingkungan yang lebih bersih kita harus memulainya dari diri kita sendiri. Mulai saat ini dan seterusnya kita harus membawa apa yang dinamai oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 “Tas Siaga Covid-19”.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 meluncurkan suatu pedoman untuk masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kesehatannya selama menjalani kenormalan baru kedepannya. Selain itu, kita juga tidak boleh melupakan aturan-aturan yang telah ditetapkan pada saat PSBB, seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan menjaga agar tidak berada di kerumunan.

Infografik: Tas Siaga Covid-19 (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Ekonomi

Ekonomi indonesia pada kala pandemi ini bisa dibilang lumpuh. Hanya beberapa sektor penting saja yang diperbolehkan melakukan kegiatan usaha. Akhirnya sektor yang tidak boleh beraktifitas harus melakukan pemutusan kerja dan pemotongan gaji kepada karyawannya. Tetapi, di lain sisi banyak juga dampak positif yang dirasakan.

Contohnya seperti beberapa perusahaan yang telah mempermanenkan metode Work From Home. Mereka berpendapat asalkan kinerjanya sama seperti di kantor, WFH bukan suatu halangan.

Nah pada kenormalan baru ini, masyarakat harus bersiap pada perubahan-perubahan yang terjadi selama pandemi. Bagi beberapa orang yang terputus kerja harus cepat-cepat mempersiapkan persyaratan untuk melamar pekerjaan. Dari CV, resume, hingga kelengkapan administrasi lainnya.

Mungkin melamar pekerjaan kali ini sedikit sulit, karena banyak sekali orang yang akan mendaftar pekerjaan. Jadi persiapkan diri masing-masing dengan pelatihan-pelatihan yang ada. Pelatihan-pelatihan tersebut dapat diakses di internet dan pemerintah juga menyediakan Kartu Pra Kerja untuk memudahkan mengikuti pelatihan di internet.

Bagi masyarakat yang masih bekerja, harus bersiap dengan protokol-protokol baru kedepannya. Pemerintah telah menghimbau untuk para pelaku usaha membuat dan menjalan protokol kesehatan untuk mencegah pandemi ini memuncak kembali. Beberapa protokol yang ditetapkan oleh pemerintah dapat dilihat di sini. Jangan beranggapan bahwa menetapkan protokol keamanan karena terpaksa, tetapi karena demi kebaikan diri sendiri.

Kehidupan sosial

Aspek inilah yang sangat kurang terjadi pada masa pandemi. Pasalnya untuk dapat bersosialisasi kita harus berkumpul, tetapi kita tidak diperbolehkan untuk berkumpul pada masa pandemi ini. Tetapi untung saja, jaman sekarang internet sudah sangat canggih.

Sudah banyak masyarakat yang mengalihkan interaksi di dunia nyata ke dunia maya, menggunakan aplikasi video call. Dari hal yang bersifat formal seperti rapat di kantor sampai dengan pertemuan yang informal. Semua dilakukan dan berjalan seperti biasa. Terlihat beberapa aplikasi seperti zoom, skype, dan aplikasi sejenis mengalami kenaikan user yang signifikan.

Selain itu dipastikan kebiasaan masyarakat akan berbeda seperti sebelumnya. Faktor psikologis seseorang sangat terdampak pada masa pandemi dan membentuk perilaku yang baru. Yang sebelumnya sering nongkrong setelah pulang kerja, mungkin nanti pada saat kenormalan baru akan jarang ditemui orang nongkrong. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang takut akan terkena virus corona.

Pembatasan sosial ini juga dapat menguntungkan beberapa pihak, contohnya para pengembang aplikasi. Karena dilarang kemana-mana akhirnya masyarakat meminimalisir kegiatan mereka di luar. Dan peluang itulah yang dilirik oleh para pengembang aplikasi.

Para pengembang aplikasi berlomba-lomba untuk menciptakan aplikasi-aplikasi yang bisa meminimalisir orang berkumpul dan dapat dilaksanakan secara online. Contohnya saja aplikasi untuk arisan, mencari kos, memesan dan mengirim makanan, serta kebugaran.

Memang untuk melakukan suatu perubahan bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk dilakukan, tetapi tidak mustahil untuk dilakukan. Dengan adanya ketekunan dan tujuan yang kuat pasti akan tercapai.

Pemerintah dan masyarakat harus bisa bergandengan tangan untuk sama-sama memberantas pandemi ini. Dengan adanya kehidupan baru ini, pandemi ini dapat diminimalisir tingkat penyebarannya tanpa mengorbankan aspek-aspek kehidupan lebih banyak lagi. Banyak yang harus dipersiapkan untuk menghadapi perubahan ini, maka dari itu harus dipersiapkan dengan matang.

Sekian dari aku, kalo mau ada yang ditanyakan jangan malu-malu buat ninggalin jejak biar aku sama teman-teman pembaca membantu permasalahan kalian. Jika kalian suka sama tulisanku, silahkan untuk klik tanda “Clap”. Dan kalau kalian rasa tulisan ini bermanfaat, jangan ragu buat SHARE ke teman kalian.

Kalau kalian ingin berinteraksi, bisa hubungi aku di:
Instagram: rinaldisuryanto
Emai: rinaldisuryanto@gmail.com

--

--

Muhammad Rinaldi Suryanto
Komunitas Blogger M

Mahasiswa Jurusan Teknik Industri di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya