Perundungan Benar-Benar Meresahkan!

Sebuah tindakan yang tidak boleh ditoleransi dan dibiarkan sedikit pun

Muhammad Rayhan
Komunitas Blogger M
6 min readJun 13, 2024

--

Photo by Morgan Basham on Unsplash

Fenomena perundungan sudah seperti luka yang menganga di masyarakat kita. Tak hanya terjadi di sudut-sudut sekolah atau lingkungan kerja, tetapi merambah ke dunia maya, menambah intensitas dan cakupan dampaknya. Perundungan bukan sekadar aksi nakal remaja atau konflik sesaat, melainkan sudah menjadi bentuk kekerasan yang sistematis dan berulang, menargetkan individu-individu yang dianggap berbeda atau lemah. Dalam dunia yang semakin terhubung dan kompleks, perundungan telah menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian mendalam dan tindakan tegas.

Perundungan, dalam segala bentuknya, adalah bencana yang merusak tatanan sosial kita. Betapa menyedihkan dan mengerikan menyaksikan tindakan keji ini terus berlangsung di berbagai sudut kehidupan, merusak jiwa-jiwa muda yang tak bersalah. Apa yang mendorong seseorang untuk tega menyakiti orang lain demi kepuasan pribadi? Bagaimana mungkin kita, sebagai masyarakat, bisa diam dan membiarkan hal ini terjadi? Perundungan adalah cermin dari kebiadaban yang harus segera dihapuskan tanpa kompromi.

Tidak dapat dimungkiri, dampak dari perundungan begitu luas dan mendalam. Korban tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga secara psikologis dan emosional, yang sering kali membawa konsekuensi jangka panjang. Kisah-kisah menyedihkan tentang perundungan terus muncul, memperlihatkan betapa daruratnya masalah ini untuk ditangani. Sebuah masyarakat yang sehat dan maju tidak boleh menoleransi tindakan kekerasan yang merusak fondasi keharmonisan dan kesejahteraan anggotanya. Setiap tindakan perundungan harus ditindak dengan tegas dan penuh rasa keadilan.

Mengingat betapa merusaknya perundungan, sangat penting bagi kita untuk memahami berbagai bentuk dan kategori perundungan yang ada. Tanpa pemahaman yang mendalam mengenai jenis-jenis perundungan, kita tidak akan dapat mengidentifikasi dan menangani setiap kasus dengan tepat. Dari sini, kita bisa memulai dengan mengkaji berbagai bentuk perundungan yang sering terjadi di masyarakat.

Secara ilmiah, perundungan dapat dikategorikan ke dalam beberapa bentuk: perundungan fisik, verbal, sosial, dan cyberbullying. Perundungan fisik mencakup tindakan seperti memukul, menendang, atau mendorong paksa. Perundungan verbal melibatkan hinaan, ancaman, atau ejekan. Perundungan sosial, atau relational bullying, melibatkan upaya untuk merusak reputasi atau hubungan sosial korban, seperti pengucilan. Sementara itu, cyberbullying terjadi melalui media digital seperti media sosial, pesan teks, atau email.

Studi menunjukkan bahwa perundungan dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap kesehatan mental dan emosional korban. Penelitian dari American Psychological Association (APA) mengungkapkan bahwa korban perundungan lebih mungkin mengalami kecemasan, depresi, dan bahkan berpikir untuk bunuh diri dibandingkan mereka yang tidak pernah menjadi korban. Selain itu, Perundungan juga berpengaruh terhadap kinerja akademik dan interaksi sosial korban, seringkali menyebabkan isolasi sosial dan penurunan kepercayaan diri.

Faktor-Faktor Penyebab Perundungan

Dari Sudut Pandang Korban

Korban perundungan sering kali memiliki karakteristik tertentu yang membuat mereka menjadi target. Beberapa karakteristik yang umum ditemukan di antara korban perundungan adalah:

  1. Perbedaan Penampilan atau Latar Belakang:
    Individu yang terlihat berbeda dari mayoritas, baik itu karena penampilan fisik, orientasi seksual, ras, atau status sosial-ekonomi, lebih rentan menjadi target perundungan. Misalnya, siswa dengan cacat fisik atau mental, anak-anak dari latar belakang etnis minoritas, atau remaja dari keluarga kurang mampu, kerap kali menjadi korban akibat perbedaan tersebut.
  2. Kepribadian dan Karakter:
    Sifat-sifat seperti rendahnya kepercayaan diri, kesulitan dalam mempertahankan hubungan sosial, sifat pemalu, atau kurangnya keterampilan sosial dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap perundungan. Pelaku sering kali mencari individu yang terlihat lebih lemah atau kurang mampu membela diri.
  3. Status Sosial dan Akademik:
    Korban perundungan bisa jadi mereka yang memiliki prestasi akademik lebih tinggi atau lebih rendah dari rata-rata, atau yang berasal dari keluarga dengan status sosial yang dianggap lebih rendah. Perbedaan ini bisa memicu rasa iri atau ketidaknyamanan di antara teman sebaya, yang kemudian diekspresikan melalui perundungan.

Dari Sudut Pandang Pelaku:

Pelaku perundungan memiliki berbagai motivasi dan karakteristik yang mendorong perilaku agresif mereka. Beberapa faktor yang umum ditemukan di antara pelaku perundungan adalah:

  1. Kebutuhan Akan Dominasi dan Kekuasaan:
    Pelaku perundungan sering kali terdorong oleh hasrat untuk mendominasi atau mengontrol orang lain. Mereka merasa lebih kuat dan berkuasa ketika bisa membuat orang lain takut atau terintimidasi.
  2. Kurangnya Empati:
    Banyak pelaku perundungan menunjukkan tanda-tanda kurangnya empati. Mereka cenderung tidak merasakan atau memahami penderitaan yang dialami oleh korban mereka. Penelitian psikologis menunjukkan bahwa pelaku perundungan sering kali memiliki sifat narsistik atau gangguan kepribadian anti-sosial.
  3. Pengalaman Masa Lalu:
    Beberapa pelaku perundungan pernah menjadi korban perundungan atau penyalahgunaan di masa lalu. Trauma yang mereka alami dapat memicu pola perilaku agresif yang berulang, sebagai cara untuk mengatasi rasa tidak berdaya yang mereka rasakan sebelumnya.

Faktor Lingkungan:

Lingkungan tempat seseorang tinggal dan berinteraksi memainkan peran penting dalam terjadinya perundungan. Beberapa faktor lingkungan yang berkontribusi terhadap perundungan adalah:

  1. Lingkungan Keluarga:
    Lingkungan keluarga yang disfungsional, di mana anak-anak tidak mendapatkan dukungan emosional yang cukup atau mengalami kekerasan domestik, dapat meningkatkan kemungkinan mereka menjadi pelaku atau korban perundungan. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan pola asuh dan komunikasi yang buruk atau penuh konflik lebih rentan mengembangkan perilaku agresif.
  2. Lingkungan Sekolah:
    Sekolah yang tidak memiliki kebijakan anti-perundungan yang efektif dan ketat atau kurangnya pengawasan serta edukasi mengenai perundungan dari guru dapat menjadi tempat subur tumbuhnya perundungan. Budaya sekolah yang tidak mendukung atau toleran terhadap perundungan dapat memperburuk masalah ini.
  3. Pengaruh Media Sosial:
    Dunia maya dan media sosial menambahkan dimensi baru tempat perundungan tersebut dapat terjadi secara anonim dan dengan dampak yang lebih luas. Cyberbullying dapat menyebabkan penderitaan yang signifikan karena dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, memperpanjang penderitaan korban tanpa henti.

Pengaruh Budaya:

Budaya dan norma sosial juga memainkan peran penting dalam perilaku perundungan. Beberapa faktor budaya yang berkontribusi terhadap perundungan adalah:

  1. Norma Agresi:
    Di beberapa masyarakat, perilaku agresif mungkin lebih diterima atau bahkan didorong sebagai cara untuk menunjukkan kekuatan atau mendapatkan rasa hormat. Norma sosial yang mendukung agresi atau kekerasan dapat meningkatkan kejadian perundungan.
  2. Kurangnya Kesadaran:
    Kurangnya kesadaran atau pendidikan mengenai dampak negatif perundungan dapat membuat masalah ini terus berlanjut tanpa tindakan pencegahan yang memadai. Pendidikan yang tidak memadai tentang pentingnya empati, penghargaan terhadap perbedaan, dan resolusi konflik secara damai dapat memperburuk masalah perundungan.

Sebagai masyarakat yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, kita tidak boleh tinggal diam melihat perundungan terjadi di sekitar kita. Setiap individu memiliki hak untuk merasa aman, nyaman, dan dihormati, tanpa takut akan ancaman atau perlakuan buruk dari orang lain. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari perundungan, di mana setiap orang dapat hidup dengan rasa aman dan bermartabat.

Rasa kekesalan dan keprihatinan terhadap perundungan harus dijadikan pendorong untuk melakukan perubahan nyata. Tidak cukup hanya dengan mengecam atau mengutuk tindakan perundungan, kita harus berani mengambil langkah konkret untuk mencegah dan menangani masalah ini. Edukasi tentang dampak negatif perundungan harus ditingkatkan, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat luas.

Selain itu, perlu adanya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku perundungan, serta perlindungan dan dukungan bagi korban. Lembaga pendidikan dan pemerintah harus bekerja sama untuk mengimplementasikan kebijakan anti-perundungan yang efektif, serta menyediakan layanan konseling dan rehabilitasi bagi korban perundungan. Keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam upaya pencegahan perundungan adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang signifikan.

Pada akhirnya, perundungan adalah masalah yang membutuhkan perhatian dan aksi kolektif. Dengan memahami faktor-faktor penyebabnya dan bekerjasama untuk mengatasi setiap aspek yang mendukung terjadinya perundungan, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan harmonis. Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk memberantas perundungan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Perundungan bukan hanya tindakan yang meresahkan, melainkan juga ancaman serius terhadap kesehatan dan kesejahteraan individu serta harmoni sosial. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk membiarkan tindakan ini berlanjut dan menimbulkan lebih banyak korban. Kegagalan untuk bertindak adalah pengkhianatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang kita junjung tinggi. Kita semua memiliki peran dalam mengakhiri perundungan, dan penting bagi kita untuk terus berupaya menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua orang.

Berikan tepukan/clappers (👏🏻) jika kalian suka dengan tulisan saya ini. Jangan lupa pula untuk menanggapi dengan berkomentar (💬) ketika ingin bertanya, merespons atau mengulas sesuatu, atau bahkan sebatas bertegur sapa. Kedua hal itu sangat berpengaruh bagi saya untuk terus semangat menulis setiap hari.

Jika kalian ingin terhubung dan lebih dekat dengan saya, kalian bisa menghubungi saya melalui DM Instagram atau mengirim surat elektronik melalui G-Mail pribadi. Oiya, boleh sekali jika kalian ingin mengapresiasi saya dengan memberikan tip melalui laman Saweria saya ini. Terima kasih!

--

--

Muhammad Rayhan
Komunitas Blogger M

Seorang mahasiswa yang tengah membangun kebiasaan menuangkan ide dalam bentuk tulisan atau lisan.