Potensi Jalur Rempah untuk Mengembangkan Sustainable Gastronomy Tourism Indonesia

Dwi Indah Trisnawati
Komunitas Blogger M
3 min readNov 7, 2021
Photo by Pratiksha Mohanty on Unsplash

Pariwisata Indonesia berpotensi besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga perlu didorong dan dipromosikan dengan gencar. Inisiatif Jalur Rempah Indonesia yang saat ini sedang diperjuangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia internasional melalui UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

Rempah sebagai warisan dunia (world heritage) dapat menjadi cara yang bagus untuk mempromosikan dan meningkatkan sektor pariwisata di wilayah –wilayah di sepanjang Jalur Rempah terutama dalam pengembangan sustainable gastronomy tourism Indonesia. Sebab Jalur Rempah tak hanya sebagai produk globalisasi di masa lampau tetapi juga dapat dijadikan sebagai sarana pariwisata gastronomi berkelanjutan dan berkontribusi menyebarkan wawasan budaya nusantara melalui makanan Indonesia yang kaya rempah dan sarat nilai budaya kepada masyarakat dunia.

Pemahaman Jalur Rempah menjadi sangat penting seiring meningkatnya kepentingan nasional Indonesia untuk menguatkan kekuatan lunaknya melalui identitas nasional dan pariwisata yang berbasis kekayaan Indonesia dengan keanekaragaman budaya.

Upaya Indonesia menjadikan Jalur Rempah sebagai warisan dunia (world heritage) merupakan bagian penting dalam rangka soft diplomacy Indonesia dalam percaturan politik internasional. Apalagi jika dikaitkan dengan exercise power dimana pemerintah Indonesia hendak memanfaatkan sejarah Jalur Rempah demi kepentingan masa kini sebagai negara maritim.

Selain itu, adanya tujuan mengarusutamakan kebudayaan melalui Jalur Rempah terkait erat dengan aspek kuliner dan gastronomi Indonesia yang lahir dari gabungan kekayaan sumber daya alam hayati dan tradisi budaya masyarakat lokal. Oleh karena itu, inisiatif Jalur Rempah rasanya tak lepas dari keberadaan makanan dan minuman khas Indonesia yang sejak dulu menjadikan rempah-rempah berperan penting dalam pembuatannya dan berpotensi mengembangkan wisata berkelanjutan di bidang gastronomi seiring meningkatnya keinginan wisatawan untuk merasakan pengalaman gastronomi tradisional dan otentik di tempat tujuan rekreasi.

Photo by Marion Botella on Unsplash

Terdapat 13 wilayah yang diperkenalkan sebagai Jalur Rempah Nusantara diantaranya adalah Banda Neira, Ternate, Banjarmasin, Makassar, Bintan, Medan, Lhokseumawe, Padang, Banten, Jakarta, Benoa, Semarang, dan Surabaya. 13 wilayah tersebut masing-masing memiliki keunggulan rempah-rempah dibalik makanan dan minuman khas yang menjadi tujuan wisatawan yang berpotensi meningkatkan tren sustainable gastronomy tourism di Indonesia yang saat ini belum populer.

Sustainable gastronomy tourism merupakan bentuk baru dari gastronomy tourism yang muncul ketika semua bidang terdorong untuk berkelanjutan. Gastronomy tourism adalah jenis kegiatan pariwisata yang dicirikan oleh pengalaman pengunjung di suatu tempat terkait dengan makanan dan bahan makanan khas seperti melakukan kunjungan ke produsen lokal, berpartisipasi dalam festival makanan, dan menghadiri kelas memasak.

Sedangkan sustainable gastronomy tourism yakni melibatkan kegiatan yang bekerja secara aktif ditujukan untuk mendukung ketersediaan sumber daya alam otentik sambil menikmati kelezatan kuliner lokal sekaligus menciptakan perekonomian baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Photo by Timothy Newman on Unsplash

Inisiatif Jalur Rempah dalam wisata gastronomi berpeluang bagi berkembangnya sustainable gastronomy tourism Indonesia. Melalui kekayaan rempah yang menjadi kelebihan utama kuliner, Indonesia dapat menumbuhkan kesadaran bagi wisatawan untuk mendukung petani rempah Indonesia. Mengingat dalam sustainable gastronomy dari mana bahan makanan berasal dan bagaimana masakan diolah hingga makanan itu disajikan menjadi diperhitungan.

Wisata gastronomi berkelanjutan yang berfokus pada pengalaman lokal memungkinkan bagi wisatawan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari penduduk setempat. Misalnya membantu tugas sehari-hari penduduk di perkebunan rempah.

Oleh karena itu, wisatawan gastronomi biasanya selain mencari event yang berkaitan dengan kuliner lokal juga menaruh minat khusus dalam tur yang berkaitan dengan kuliner otentik di kawasan destinasi wisata. Kegiatan tur ini berupa farm tourism selain menikmati kuliner khas yang terbuat dari rempah-rempah lokal sebagai salah satu pendekatan untuk mengembangkan wisata rempah.

Pengalaman otentik yang ditawarkan dari kemampuan untuk terlibat dalam pertanian lokal ini menjadi aspek sustainable gastronomy tourism yang sangat populer dikalangan wisatawan gastronomi karena memiliki nilai budaya yang tinggi dan memberikan kepuasan bagi wisatawan selain sebagai sarana untuk membangun hubungan yang baik dengan komunitas tuan rumah.

Pengalaman gastronomi berkelanjutan yang ditawarkan tersebut membuat wisatawan bersedia membayar harga yang lebih tinggi yang pastinya berdampak positif bagi ekonomi lokal.

--

--

Dwi Indah Trisnawati
Komunitas Blogger M
0 Followers
Writer for

I am interested in Middle East Studies, East Asia Studies and International Business. Love Friendly people and compassionate.