Prekognisi dan Misteri Dalam Mimpiku

Maremia Azani
Komunitas Blogger M
6 min readOct 12, 2023
Photo by Alaric Duan on Unsplash

Ketika pertama kali aku menceritakan kepada seorang teman bagaimana aku bisa mengatur apa yang ingin aku lakukan dalam mimpi, dia berkata bahwa aku sedang lucid.

Waktu itu aku tidak tahu apa itu lucid dream, precognitive dream atau konsep astral projection yang agak mengerikan. Aku merasa kalau metode-metode itu hanya digunakan oleh orang-orang yang gila konspirasi.

Kenapa juga orang ingin mengatur mimpinya? Kenapa juga orang ingin melepaskan jiwa dalam dirinya sendiri? Bukannya itu terdengar agak sulit diterima akal?

Kurang lebih itulah yang ada dalam pikiranku. SAMPAI AKHIRNYA AKU MENGALAMI SENDIRI.

Aku mengalami lucid dream sudah sejak lama. Tapi aku baru memahami konsepnya beberapa tahun belakang. Percaya atau tidak, memiliki kemampuan untuk bisa mengatur mimpi memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Salah satunya, kalau tidak bisa lari saat mimpi kita bisa secara sadar mengganti mode menjadi terbang atau lompat jauh.

Mengalami lucid artinya mengalami kesadaran penuh atas mimpi yang kita alami. Dan sebenarnya hal ini bisa dilatih, kalau ingin. Diluar apakah aku ingat mimpi tersebut atau tidak. Aku adalah tipe manusia yang hampir selalu mimpi setiap tidur. Setiap detik adegan saat aku tidur bagai menciptakan sebuah film.

Kita adalah sutradara, pemeran utama, penulis naskah sekaligus kameramen.

Sampai akhirnya aku menemukan satu pola tentang alur cerita, karakter, latar belakang ataupun visual yang saling terhubung karena sudah terlalu terbiasa dengan mimpi-mimpi itu. Mungkin karena pemahamanku dalam membaca pola tersebut, akupun mengerti caranya membedakan mimpi yang hanya bunga tidur dan mimpi dengan makna.

Lalu siapa sangka bahwa beberapa tahun kemudian aku mengalami mimpi prekoginisi, yakni kemampuan memprediksi masa depan melalui mimpi. Dunia psikologi sendiri banyak yang sedang menggali kemungkinan ini melalui studi dan penelitian, seperti deretan artikel di Google Scholars ini.

Tapi, sebelum berpikir bahwa kemampuan ini terlihat keren. Aku ingin memberikan pendapat tentang bagaimana aku menyikapi pengalaman ini. Supaya kita bisa sama-sama berpikir kritis dan tidak asal menerima.

APA YANG BISA KITA PELAJARI DARI SINI?

TIDAK SEMUA MIMPI PREKOGNISI ITU BAIK

Mimpi adalah kegiatan alam bawah sadar. Bagian otak yang bekerja untuk mimpi disebut kelenjar pineal. Kelenjar ini berfungsi sebagai pebentuk imajinasi dan mimpi. Imajinasi tidak bekerja serupa dengan realita. Itulah kenapa orang yang suka berimajinasi kadang disebut halu.

Mimpi bekerja sama persis seperti ketika kita berimajinasi. Segala hal yang tidak mungkin di dunia nyata, bisa saja terjadi di mimpi.

Tapi tidak semua mimpi prekognisi itu baik. Kadang-kadang mereka justru datang untuk memberitahu bencana, kepergian seseorang, atau bahkan kejadian buruk. Oleh karena itu, jika menemukan hal-hal serupa ada baiknya diam dan berdoa. Kalau suatu hari memang benar-benar terjadi, maka cukup dirimu dan Tuhan saja yang tahu. Sekalipun ingin bercerita, maka ceritakanlah pada mereka yang bisa mengerti.

JANGAN BERITAHU, tapi OBSERVASI

Mimpi itu penuh ketidakpastian. Jadi, kalau muncul perasaan tidak nyaman saat bermimpi, jangan sembarangan memberitahu. Karena masa depan masih sangat bisa berubah.

Apa yang biasa aku lakukan ketika bermimpi adalah mengobservasi. Apa saja yang kita lihat dalam mimpi? Apa yang terjadi dalam mimpi itu? Bagaimana perasaan kita saat bermimpi?

Bagaimanapun, biasanya, orang yang mengalami mimpi prekognisi akan mengingat seluruh mimpinya saat bangun tidur dan menyadari apa yang ia rasakan saat tidur.

Observasi tadi bisa disimpan untuk diri sendiri dulu. Lalu pelajari, beberapa waktu terakhir sedang ada fenomena apa di sekitar kita? Atau simbol apa yang muncul di dalam mimpi dan memiliki hubungan dengan hidup kita? Biasanya segalanya saling terhubung.

JANGAN BERASUMSI, tapi ANALISIS

Ketika mengalami mimpi tertentu, kalau bisa jangan langsung berasumsi berdasarkan hal-hal yang “katanya”. Beberapa hal di dalam mimpi sifatnya sangat personal dan cuma kita seorang yang paham. Maka ada baiknya jangan buru-buru berasumsi.

Berdasarkan pengalamanku juga, bermimpi mengenai hal-hal yang ada unsur jeleknya belum tentu jelek begitupun sebaliknya. Kadang-kadang cara kita menerjemahkan juga sangat-sangat dipengaruhi oleh kayakinan, budaya, pengetahuan, agama dan sifat atau perilaku tersembunyi dalam diri kita. Sehingga akan lebih baik kalau kita menganalisis.

Sedekat apa hubungan yang kita lihat dalam mimpi dengan dunia nyata? Sejauh apa mimpi itu bisa cukup imajiner atau realistis? Senyata apa perasaan, suasana, hawa dan apa yang kita lihat dengan yang ada di dunia nyata?

Misalnya, ketika aku bermimpi tentang konflik internal kantor lama tempatku bekerja. Aku melihat orang-orang yang sama, watak yang sama, dan beberapa benda yang sama. Tapi mimpi itu hadir dalam bentuk kecelakaan yang melibatkan serangkaian orang dalam kepanikan. Sedangkan dalam dunia nyata, kecelakaan itu hadir dalam bentuk pertengkaran. Sedangkan orang-orang di dalamnya merasakan kepanikan yang sama disusul oleh watak asli yang akhirnya muncul secara tiba-tiba.

JANGAN DIPIKIRKAN, tapi LEPASKAN

Mimpi itu misteri. Jadi biarkan misteri itu mengalir apa adanya. Jangan dipikirkan, tapi jalani hidup sebagai mana mestinya. Kalau suatu saat ternyata mimpi itu benar-benar terjadi, maka intuisimu yang akan berbicara bukan pikiranmu.

Aku pernah seminggu memimpikan seseorang sampai-sampai overthingking berpikir apa maksudnya. Aku bertanya sana-sini tapi sampai sekarang jawaban itu sama sekali tidak ada. Jadi untuk apa aku membuang energi pada sesuatu yang tidak pasti? Pun kalau memang ada sesuatu, maka akan terjadi sendiri tanpa diminta, tanpa dicari, apalagi dipaksa jawabannya.

Sekarang, jika aku merasa bahwa mimpi yang kualami bukan sekedar mimpi. Aku hanya bisa membatin, memantau dan berdoa. Kalau-kalau buruk aku tidak mau menjadi semakin buruk. Kalau-kalau baik aku tidak mau sampai tinggi hati.

BUKAN LUCID — BUKAN PREKOGNISI, MUNGKIN KONEKSI

Dalam beberapa kasus mimpi, ketika kita terlalu memikirkan seseorang ada kemungkinan kita akan memimpikannya. Koneksi tidak mengenal positif atau negatif, tapi koneksi bekerja seperti hukum tarik menarik. Tidak peduli seberapa positifnya kita, buah yang manis akan tetap menarik lalat.

Segala sesuatu yang memancarkan sinyal kuat, pasti akan ditangkap oleh semua jenis perangkat. Tidak peduli perangkatnya bagus atau tidak, poinnya adalah tertangkap.

Jadi, kalau tiba-tiba mimpi si doi jangan buru-buru overthingking. Kemungkinan terhubung pasti ada, namanya juga saling terikat — meskipun belum tentu suka atau cinta.

Contoh lain, kita bisa saja tidak terhubung dengan sahabat atau keluarga sendiri. Tapi dalam mimpi, kita bisa terhubung dengan orang asing atau orang yang sama sekali tidak dekat dengan kita. Dan sekalipun kita memiliki seseorang yang sering terhubung melalui mimpi. Bisa saja suatu saat koneksi itu hilang dan kita tidak lagi memimpikannya.

Segala kemungkinan masih sangat bisa terjadi.

BUKAN COPY PASTE

Dunia mimpi dan dunia nyata pasti berbeda. Itu sudah hukumnya.

Oleh karena itu, kalau kita bermimpi dan adegan dalam mimpi memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Maka kita perlu waspada dan bertanya dengan diri sendiri. Jangan buru-buru merasa bangga. Karena mendahului masa depan bukan hak manusia. Masa depan hanya milik Tuhan. Dan kita hanya bisa memprediksi, bukan mengetahui.

Kita yang mengalami prekognisi biasanya diberikan simbol, petunjuk atau teka-teki. Jawaban-jawaban ini sering juga tidak ditemukan di mana-mana kecuali dari isi hati dan kepercayaan diri sendiri. Sebenarnya simbol-simbol itu bisa dipelajari sesuai dengan ajaran keyakinan masing-masing.

Aku percaya kita hidup berdampingan tidak hanya dengan sesama makhluk yang terlihat, tapi dengan mereka yang tidak terlihat pun kita berdampingan. Setidaknya aku mengimani jika interupsi mereka juga bisa ikut dalam proses alam bawah sadar kita bekerja.

Seperti dalam Surah Al-Jinn ayat 8–9 tentang Jin yang berusaha mencuri rahasia langit. Mereka bisa saja melakukan itu karena dimensi mereka cukup luas, tetapi mereka tidak diizinkan.

Oleh karena masa depan itu hanya milik Tuhan. Tidak ada satupun manusia yang bisa mengetahuinya. Maka dari itu, mimpi prekognisi yang terlalu mirip juga perlu dipertanyakan. Karena menurutku, ada kemungkinan besar mimpi itu datang atas interupsi Jin.

Photo by Majid Sadr on Unsplash

Pada akhirnya, aku sendiri pun masih belum sepenuhnya memahami konsep ini. Semua hal yang aku tulis disini murni berdasarkan pendapat pribadi dan pengalamanku. Aku menulisnya sebagai bagian dari perjalanan hidupku saja. Walapun demikian, fenomena seperti ini banyak sekali dibahas tapi tidak pernah menemukan jawaban aslinya. Atau mungkin kemampuan manusia saja yang belum bisa menjangkau.

Sejauh aku mengalami prekognisi, aku juga belum pernah memaksakan kehendak agar mimpiku jadi kenyataan. Melainkan murni berjalan dengan hidup dan menikmati arusnya. Sampai tiba momen aku bertemu dengan orang-orang tertentu, situasi tertentu, kejadian tertentu atau visual tertentu yang menjadi nyata.

Sejujurnya, kita semua bisa mengalami hal serupa — setidaknya sekali seumur hidup. Hanya saja level kesadaran setiap orang berbeda-beda sehingga fenomena yang ditangkap juga berbeda-beda.

Oleh karena itu, penting untuk kita melepaskan dan melanjutkan hidup sebagaimana mestinya. Kadang-kadang ketika berhasil melepaskan sesuatu, kita justru mendapatkan sesuatu. Don’t overthink. Don’t assume. Observe and analyze.

Somehow, precognitive dreams try to show me that I exactly in the right path. — Someone.

--

--