Rekomendasi Stand-Up Comedy Special di Netflix!

Kita semua butuh tertawa. Stand-Up adalah salah satu alat bantunya.

Visi Saujadani
Komunitas Blogger M
9 min readSep 5, 2020

--

Panggung stand-up comedy
Panggung stand-up comedy (Gambar: Fer Gregory/Shutterstock)

Netflix banyak kita kenal sebagai gudangnya film dan serial, entah itu original buatan Netflix atau diproduksi oleh pihak lain lalu dibayar hak ciptanya untuk dapat ditampilkan di Netflix. Di sisi lain, ada hal menarik lainnya yang ditawarkan oleh Netflix, yaitu kategori stand-up comedy. Jenis stand-up comedy yang ditawarkan adalah special, di mana seorang komika menggelar pertunjukan khusus dalam judul dan durasi tertentu.

Dunia komedi modern banyak dipengaruhi oleh Netflix. Selain peminatnya yang semakin tinggi, ada lebih dari seratus special sudah dirilis di sana. Akan sangat membingungkan bagi seseorang yang ingin menonton stand-up di Netflix tetapi dibingungkan dengan begitu banyak pilihan, sekalipun sudah dikelompokkan dalam kategori favorit sekalipun.

Oleh karena itu, sebagai penikmat stand-up, saya akan mencoba untuk memberikan setidaknya lima rekomendasi stand-up comedy special di Netflix yang wajib kalian tonton. Saran ini saya coba buat dengan menjangkau seluas dan seringkas mungkin tipe komika dan special yang telah saya tonton, kalian dapat menentukan tontonan yang sesuai dengan selera masing-masing.

1. Chris Rock: Tamborine

Tamborine adalah special pertama Chris yang direkam selama sepuluh tahun terakhir. Selain komedian, dia juga dikenal sebagai aktor, produser, dan sutradara. Sebelumnya, Chris dikenal dengan celetukan-celetukan yang menantang marabahaya. Salah satunya adalah ketika dia menjadi host di perhelatan Oscar 2016, di mana dia menyinggung soal orang Asia. Di kesempatan berikutnya, termasuk special ini, dia mencoba lebih berhati-hati untuk memposisikan dirinya.

Tiga tema besar yang diangkat di Tamborine adalah soal ras, agama, dan hubungan. Dua topik pertama memang rasanya masih sulit diterima sebagai bahan tertawaan, tetapi Chris lebih banyak menempatkan dirinya sebagai objek tertawaan. Soal ras, Chris berbicara tentang bagaimana posisi sulit yang dihadapi orang kulit hitam di hadapan polisi. Anak-anak perempuannya juga diajarkan bagaimana harus terbiasa dengan orang kulit putih dengan cara unik, yaitu menempatkan segala sesuatu yang panas, keras, dan tajam dalam warna putih.

Chris Rock
Chris Rock dalam Tamborine (Gambar: Netflix)

Selain menebar tawa, stand-up juga menjadi media untuk mengutarakan pendapat personal komika. Salah satu kutipan dari Chris tentang perundungan terhadap rasnya yang sangat menohok adalah “Pressure makes diamonds… not hughs”.

Dia dengan jelas menggambarkan bahwa kehidupan memang tidak selalu mulus sehingga butuh tempaan agar bisa berhasil. Berbicara tentang agama, Chris mengaku tidak pernah ke gereja selama 10 tahun. Pencariannya akan Tuhan masih dilakukan. Selain agama, Chris juga sempat menyinggung sedikit soal politik, khususnya tentang Bush, Obama, dan Trump. Bagaimanapun kedua topik ini tidak terlalu dibahas secara mendalam.

Mr. Rock lebih banyak mengulas soal bagaimana hubungannya dengan pasangannya yang telah diceraikannya. Ada peraturan-peraturan yang harus diterapkan agar hubungan tetap sehat, yaitu stop competing dan no equality in relationship.

Kegelisahan Chris tentang tidak bisa rindu pasangannya karena semua kegiatan sudah terpampang di sosial media juga mampu mengundang gelak tawa. Ada kalanya juga dia menceritakan bagaimana sulitnya ketahuan berselingkuh dan menjalani pemulihan setelahnya.

Tamborine sangat cocok ditonton untuk belajar berdamai dengan diri sendiri. Chris Rock telah memulainya dengan menertawakan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya yang bernasib sama.

Semua polemik tentang hubungannya, misalnya, tentu disajikan dengan komedi yang membuat kita introspeksi diri tentang apakah kita memperlakukan orang lain dengan layak atau tidak. Materi solid yang disampaikan Chris juga mampu menambah daya tarik Tamborine.

2. Russell Peters: Almost Famous

Identitas yang sangat lekat dengan Russell adalah sebagai seorang Kanada keturunan India yang sudah tinggal di Amerika selama lebih dari 10 tahun. Image itulah yang kerap dia pakai ketika manggung, termasuk di Almost Famous. Kelihaiannya dalam menirukan aksen India ketika berbahasa Inggris juga menjadi ciri khas seorang Russell Peters.

Dibawakan di Toronto yang merupakan kampung halaman Russell, Unsur komedi di Almost Famous banyak membahas soal kegelisahannya tentang India, seperti tidak mau ke dokter yang merupakan orang India, disangka mahir dalam urusan komputer seperti orang India kebanyakan, kejadian-kejadian lucu dengan ayahnya yang merupakan orang India, dan lainnya.

Tidak lupa dia juga membahas tentang hubungan dengan pasangannya dan kehidupan putrinya yang lebih beruntung dibandingkan Russell yang lahir dari keluarga imigran.

Russell Peters
Russell Peters dalam Almost Famous (Gambar: Netflix)

Satu hal unik lain dari Russell adalah kemampuannya membawakan teknik riffing di setiap pertunjukannya. Teknik ini bekerja melalui interaksi antara Russell dan penonton, entah itu hanya sekadar berdialog, melempar celaan, atau bahkan media penyambung menuju bit (kumpulan joke) berikutnya.

Lawan bicara Russell berasal dari berbagai negara dan latar belakang, mulai dari India, Arab Saudi, China, Rusia, Inggris, Australia, Mesir, dan lainnya. Tentu tidak mudah bagi Russell ntuk melakukan riffing karena harus pandai-pandai melakukan improvisasi natural dan meraba-raba tingkat ketersinggungan target bicara.

Jika dibandingkan dengan Notorious yang merupakan special sebelum Almost Famous, keduanya sama-sama bersifat personal dan menghibur. Bedanya, Almost Famous akan lebih cocok ditonton kalau ingin lebih mengenal latar belakang Russell. Walaupun Notorious dirilis lebih dulu, saya pribadi merasa lebih baik menonton Almost Famous dahulu baru dilanjutkan dengan Notorious.

3. Louis C.K. 2017

Sempat terkena kasus beberapa kali, Louis tetap dapat dianggap sebagai salah satu komedian paling sukses dengan pernah memenangi penghargaan Emmy dan menjadi pemandu acara di Saturday Night Live. Di special terbarunya yang berjudul Sincerely Louis C.K., dia bertanya kepada penonton seakan-akan sedang bertanya kepada dirinya sendiri karena ada saja kasus yang menghampirinya.

“How was your last couple of years? How was 2018 and 2019 for you guys? Anybody else get in global amounts of trouble?”

Louis C.K.
Louis C.K. dalam 2017 (Gambar: Netflix)

Berbeda dengan komika lain yang saya sarankan, muatan dark joke Louis jauh lebih banyak dan tajam di setiap penampilannya, termasuk 2017 ini. Pertunjukan ini saja dibuka dengan setiap orang harus melakukan aborsi jika memang dibutuhkan. Selain itu, dia juga membicarakan tentang ISIS, agama Kristen yang dianggap sebagai “pemenang”, pekerjaan sebagai guru yang mulia sekaligus membuat miris, penyebab dia tidak menjadi homoseksual, dan masih banyak lagi.

Sebagai seorang komedian, semua materi itu jelas dibawa dengan pembawaan yang lucu sekaligus sinis. Louis jauh lebih banyak menggunakan sudut pandang orang ketiga dalam menyampaikan opininya.

Saya rasa dia adalah pengamat yang sangat baik, terbukti di salah satu joke dia di 2017 tentang 9/11 deniers (penyangkal kejadian 9/11) yang dia anggap bisa salah diinterpretasikan menjadi 9 eleven-deniers (9 orang penyangkal angka 11).

Di samping menggunakan sudut pandang orang ketiga, Louis sedikit bercerita pengalaman-pengalaman personal untuk menjembatani menuju bit berikutnya. Pengalamannya yang paling pecah masuk saat memasuki bagian-bagian akhir dari 2017. Sangat terlihat kalau delivery Louis semakin matang dari penampilan ke penampilan, terutama jika dibandingkan dengan special sebelumnya yang berjudul Hilarious dan Live At The Comedy Store.

Kalau kalian senang mendengarkan humor gelap, wajib hukumnya menonton special Louis yang satu ini.

4. Ellen DeGeneres: Relatable

Wanita ini mungkin lebih dikenal sebagai pembawa acara di The Ellen Show, sebuah talk show prestisius di Hollywood. Di sana, Ellen menunjukkan bakat berkomedinya dengan sering membuat segmen monologue, yaitu segmen di mana Ellen bercerita tentang segala macam hal yang dibarengi dengan selipan-selipan jenaka.

Relatable adalah pertunjukan stand-up pertamanya setelah sekian lama tidak manggung di pentas komedi. Nama Relatable diambil karena dia ingin menulis materi paling relatable dari special-special yang lain dan dibawakannya di atas panggung.

Penonton dapat merasa terhubung dengan kejadian-kejadian lucu yang dialami Ellen yang juga dialami banyak orang, salah satunya adalah ketika dia memacu mobilnya di depan mobil lain yang lambat tetapi justru tercegat oleh lampu lalu lintas.

Ellen DeGeneres
Ellen DeGeneres dalam Relatable (Gambar: Netflix)

Karena sudah lama tidak melakukan stand-up, Ellen juga bercerita tentang bagaimana kehidupan dia selama ini, mulai dari dibesarkan dalam aliran christian science yang “tidak percaya” dengan dunia medis, mendadak menulis materi saat masih miskin untuk dibawakan di acaranya Johnny Carson, keterbukaannya akan orientasi seksualnya yang menyebabkan kehilangan pekerjaan di acara sitcom, sampai kehidupannya sekarang sebagai seorang selebriti. Salah satu kutipannya yang sangat mengena adalah sebagai berikut:

“I do truly believe that everything in nature works together. Even if we don’t understand it, it does something for something else.”

Penulisannya yang brilian membuat semua materinya, lagi-lagi, terasa sangat relatable seperti judulnya. Walaupun sebagian besar dari kita belum pernah merasakan menjadi bintang Hollywood, pemilihan diksi yang cerdas membuat penonton dapat membayangkan dan seakan-akan pernah mengalaminya juga.

Misalnya ketika Ellen bercerita tentang menekan pasta gigi sampai benar-benar habis, banyak dari kita tentu melakukannya, tapi Ellen justru menekannya dengan kartu American Express yang menggambarkan keterhubungan dengan penonton sekaligus sisi selebritasnya sendiri.

Ellen bukanlah komika yang sangat mengandalkan act-out atau gerak tubuh sebagai dagangan utama dalam pertunjukannya. Pembawaannya yang santai dan rapinya rangkaian kata yang disampaikan membuat patahan-patahan sangat terasa di bagian punchline.

Terlepas dari kontroversi tentang orientasi seksual dan rumor tidak sedap di internal The Ellen Show, Relatable adalah special yang sangat membekas bagi saya pribadi. Ketika dulu mulai berlangganan Netflix, special inilah yang saya cari pertama kali.

5. Kevin Hart: I’m A Grown Little Man

Tidak perlu diragukan, Kevin Hart adalah nama besar di industri komedi. Selain menggelar banyak pertunjukan special, dia juga telah bermain di beberapa film kategori komedi sehingga net worth Kevin mencapai sekitar 330 juta dolar. Memiliki enam katalog special di Netflix, I’m A Grown Little Man adalah special pertamanya yang dirilis di Netflix tahun 2009.

Di hampir semua pertunjukannya, termasuk ini, Kevin banyak menceritakan soal keluarganya yang terdiri dari istri dan dua anaknya. Berbeda dengan Chris Rock, walaupun sesama komika kulit hitam, Kevin tidak terlalu vokal membahas soal ras dan justru menggali hal-hal yang dekat dengan kehidupannya, seperti bagaimana hubungan dengan pasangannya, ketakutannya terhadap beberapa binatang, sifatnya yang tidak suka bertengkar setelah melihat pamannya bertengkar di bar, dan sebagainya.

Kevin Hart
Kevin Hart dalam I’m A Grown Little Man (Gambar: Netflix)

Ketika menyaksikan Kevin di atas panggung, penonton serasa sedang didongengi karena materi yang dibawakan Kevin selalu bersifat personal. Kita jadi tahu berapa anaknya, rumahnya seperti apa, karakter keluarganya seperti apa, bagaimana dia hidup, hubungan dengan pasangannya seperti apa, dan masih banyak lagi.

Rasanya semua kejadian di hidup Kevin dapat seketika ditulis dijadikan sebagai materi stand-up, dan yang terpenting adalah materinya lucu.

I’m A Grown Little Man sangat pas untuk ditonton sebelum special-special Kevin yang lain karena materinya yang cenderung paling aman dibandingkan setelah-setelahnya. Anggap saja sebagai pemanasan sebelum special-special berikutnya yang lebih gila lagi.

Salah satu bit favorit saya di semua special-nya adalah ketika ingin mengambil senjata saat ada perampok masuk ke rumahnya. Bit ini dibawakan di special terbaru Kevin di Netflix yang berjudul Irresponsible.

Selain itu, Kevin Hart adalah komedian yang sangat saya sarankan untuk ditonton jika ingin mulai menonton pertunjukan stand-up yang berasal dari luar negeri. Perlu diingat, tidak semua penonton nyaman menonton stand-up dari luar karena beberapa materinya yang bersifat inside joke orang-orang Amerika.

Cakupan materi Kevin yang mudah dipahami serta ekspresinya yang total dapat menjadi langkah awal sebelum menonton lebih banyak special dari komika luar negeri lainnya.

Selamat Menonton!

Itulah rekomendasi-rekomendasi yang dapat saya berikan. Keunikan tiap komika dan special semoga dapat memberikan sedikit pencerahan untuk kalian dalam memilih tontonan stand-up comedy di Netflix.

Ada banyak komika lain yang juga saya sarankan untuk menambah tontonan, seperti Jerry Seinfeld, Dave Chappelle, Joe Rogan, Anthony Jeselnik, Bill Burr, Iliza, dan masih banyak lagi. Karakter tiap komika dan bahasan yang lebih beragam dapat menjadi bahan hiburan kalian berikutnya.

Sebelum bereksplorasi lebih jauh, sangat penting untuk mengetahui aturan utama dalam menonton stand-up comedy, yaitu know how to take a joke. Semua konteks di stand-up comedy, sesuai namanya, adalah sebatas komedi. Jangan mudah tersinggung ketika menonton stand-up. Memang terkadang ada kegelisahan dan kritik sosial yang disampaikan melalui stand-up, tetapi jangan lupa disadari kalau semua itu adalah gurauan semata.

--

--

Visi Saujadani
Komunitas Blogger M

Write mostly about pop culture; entertainment, digital trend, and sports.