Resensi Buku “The Book You Wish Your Parents Had Read”

Parenting menjadi ilmu yang sedang naik daun saat ini. Akses mengenai ilmu ini menjadi mudah untuk dibaca oleh siapapun. Termasuk di dalam buku ini.

Hendy Eka Putra
Komunitas Blogger M
3 min readAug 20, 2023

--

Saat ini begitu banyak informasi yang beredar dan sangat mudah untuk mengetahui informasi-informasi yang kita inginkan.

Dari sekian banyaknya informasi yang beredar, terdapat informasi-informasi yang mungkin saat perkembangan teknologi belum semasif sekarang, masih dianggap hal yang kurang diminati.

Salah satu informasi yang sedang naik daun (menurutku) saat ini adalah informasi mengenai gaya pengasuhan atau parenting.

Aku — atau mungkin kamu juga — pernah beranggapan bahwa gaya pengasuhan tiap keluarga itu sama semua. Pada akhirnya hal ini memunculkan pertanyaan

Kalau semua parenting tiap keluarga itu sama, kenapa “hasilnya” tidak sama?

Fakta parenting yang ditemukan

Padahal kenyataannya tidak. Kita sekarang dapat menemukan fakta bahwa parenting tiap keluarga berbeda. Ada yang menerapkan parenting yang keras, ada yang suportif, bahkan sampai ada yang abai…

Tentu saja akhirnya kita terpapar informasi parenting lebih cepat, bahkan kita bisa menemukan informasi ini sebelum ke jenjang pernikahan.

Kita pun akhirnya mulai membandingkan parenting yang kita alami dari orang tua kita, dengan informasi yang kita dapatkan.

Mungkin tak sedikit dari kita — aku pun merasakannya — mulai beranggapan…

Parenting dari orang tua kita ada yang salah.

Resensi Buku “The Book You Wish Your Parents Had Read”
Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Dalam hati, kita mulai membayangkan jika kelak menjadi orang tua, aku tidak mau apa yang kualami, kuterapkan ke anak-anakku.

Kita lupa ada hal yang penting yang orang tua kita tidak punya di saat mereka seusia kita, yakni kemudahan akses informasi.

Faktor ini baru kusadari ketika aku membaca sebuah buku yang berjudul “The Book You Wish Your Parents Had Read” atau kalau diterjemahkan artinya ke Bahasa Indonesia kurang lebih begini “Buku yang Kamu Inginkan Orang Tuamu Membacanya”.

Sampul depan “The Book You Wish Your Parents Had Read” (Sumber gambar: Gramedia)

Buku mengenai parenting yang suportif

Kesan awal ketika membaca sampul depan buku “The Book You Wish Your Parents Had Read” adalah rasa penasaran dan perasaan yang menggebu-gebu.

Kenapa?

Karena selain menyantumkan judul buku, siapa penulisnya, testimoni pembacanya, juga menyantumkan subjudul seperti ini:

“Orang tuamu wajib membaca buku ini, dan anakmu akan senang jika kamu melakukannya”

Buku ini ditulis oleh Philippa Perry, seorang psikoterapis terkemuka dan penulis dari Inggris. Sehingga tentu saja buku yang telah membuatku penasaran ini termasuk ke kategori buku terjemahan.

Aku lupa darimana aku mengetahui informasi buku ini — mungkin dari media sosial atau podcast, entahlah — , yang kuingat adalah saat itu adalah berencana sesegera mungkin membeli buku yang judulnya saja membuat rasa penasaran meningkat.

Pada sampul belakang buku ini, terdapat uraian singkat tentang buku ini, yakni mengingatkan hal-hal yang penting dan tidak boleh dilakukan dalam parenting. Buku ini dapat dibaca oleh kita sebagai orang tua dan kita sebagai anak.

Intinya, buku ini membahas bagaimana cara membangun hubungan yang baik dengan anak.

Buku ini juga menyajikan peta buku yang menggambarkan keseluruhan isi buku tersebut dalam poin-poin yang singkat.

Buku ini memvalidasi pendapat yang mengatakan

“Anak-anak tidak melakukan apa yang kita katakan, tetapi mereka melakukan apa yang kita lakukan.”

Selain memberitahu tips parenting yang suportif kepada anak, buku ini juga mengajak kita untuk melakukan kilas balik terhadap parenting yang pernah diterapkan oleh orang tua kita. Karena orang tua merupakan pengaruh terbesar untuk anak.

Buku ini juga memaksa kita untuk “membuka kotak emosi” dan menghubungkan bagaimana masa lalu dapat memengaruhi hubunganmu dengan anakmu.

Perry juga menyantumkan beberapa kasus yang sudah ia hadapi dan tangani sebagai referensi antar topik, serta bagaimana semua hal terkoneksi ke masa lalu kita, yakni saat di masa pengasuhan orang tua kita.

Perry juga menuangkan beberapa latihan yang bisa kita lakukan saat anak mengalami tantrum, bagaimana menangani bayi yang merengek, dan lain sebagainya.

Mendekati bagian akhir buku, Perry menyederhanakan isi buku ini ke dalam poin-poin yang lebih ringkas. Sehingga kamu tak perlu mengingat dengan keras lagi apa saja yang dibahas dalam buku ini.

Menurutku buku ini sangat layak untuk dibaca oleh siapapun, terutama jika kamu berada di fase ingin menikah dan ketika kamu baru saja memiliki anak.

Jujur aku tidak keberatan jika harus membacanya lagi dari awal, karena kualitas bahasa terjemahan bagus dan tidak susah untuk memahami.

--

--

Hendy Eka Putra
Komunitas Blogger M

You will read a small part of my overthinking thoughts also what I read and studied