Saudade Dragon Ball

Dinand S
Komunitas Blogger M
2 min readOct 20, 2020

Ka..me..ha..me…haaaa…

Jurus andalan dalam manga Dragon Ball yang diambil oleh Akira Toriyama dari nama seorang raja di Kepulauan Hawaii itu terngiang-ngiang terus dalam kepala saya akhir-akhir ini.

Son Gohan beraksi dengan jurus tersebut ketika melawan Cell, si monster yang mencapai wujud sempurna-nya setelah menelan lumat Android 18 yang cantik.

Sempat tertekan, Son Goku sang ayah melalui telepati dari dunia arwah kembali menguatkan Son Gohan untuk pantang menyerah, lalu memutarbalikkan keadaan sehingga Cell yang menjadi terdesak dan akhirnya musnah menghampa.

Bagi saya, membayangkan adegan tersebut sama dengan menjeremuskan diri sendiri ke dalam kenangan masa kanak-kanak.

Terlintas di benak saya sungguh bahagianya ketika saya kecil dulu. Saya merasa beruntung tumbuh sebagai anak kecil pada era 90-an dengan segala macam budaya permainan anak-anak. Bisa dibilang saat itu merupakan peralihaan dari permainan tradisional ke modern : siang hari yang panas terik bermain Super Nintendo di dalam rumah, ketika sore hari main petak jongkok atau petak benteng ke luar halaman bersama teman-teman sekomplek.

Kalau bosan, banyak alternatif lainnya seperti main game board tradisional seperti ular tangga, halma, ludo, monopoli, atau bisa juga baca komik kalau sedang egois sedikit ingin menyendiri.

Dragon Ball tetap menjadi komik favorit saya sepanjang masa bukan saja karena adegan pertarungannya yang seru dan tokoh-tokohnya yang keren, tapi juga lawakan-lawakannya yang dahsyat. Bahkan di saat situasi yang mendebarkan, Toriyama bisa memasukkan humor usilnya itu tanpa mengganggu kenyamanan membaca.

Dragon Ball juga satu-satunya komik yang saya koleksi lengkap mulai dari jilid 1 hingga tamat pada jilid 42. Harta karun bersejarah itu tersimpan lama dan baru kembali ditemukan beberapa hari lalu terselip dalam lemari di kamar adik saya. Ya, adik saya yang perempuan pun jadi menggandrunginya, meskipun komik tersebut sebagian besar isinya adegan bertarung antar laki-laki.

Penemuan ‘harta karun’ dikarenakan akhir-akhir ini saya mulai membaca komik Dragon Ball Super (sebuah seri Dragon Ball terbaru yang keluar anime-nya tahun 2015 lalu), sehingga timbul niat saya dan adik untuk membongkar kembali komik-komik Dragon Ball yang lama. Cukup kesulitan dalam mencarinya, apalagi sempat terpikir kemungkinan telah dipinjamkan ke teman lama dan belum dikembalikan. Namun akhirnya merasa lega karena tidak demikian.

Begitu menemukan koleksi lama tersebut, saya tatapi sejenak, lalu coba membuka lembar demi lembar, saya merasakan suatu keanehan. Gairah masa kecil muncul berbarengan dengan memori masa silam. Antara saya merasa bahagia atau nestapa saya tidak tahu. Terkenang masa kecil yang indah, menyenangkan bisa bermain bebas tanpa tekanan. Namun sekejap disadarkan bahwa itu hanyalah masa lalu, dan tidak bisa terulang kembali.

Setelah saya puas bernostalgia membaca paruh demi paruh beberapa komik lama tersebut secara melompat-lompat, saya tutup buku tersebut. Tebersit keinginan langsung bergegas ke tempat penyewaan komik terdekat. Lanjut Dragon Ball Super jilid 3 hingga 8, batinku..

Ferdinand S

--

--

Dinand S
Komunitas Blogger M

Architect. Interested in art, culture, history & philosophy