Member-only story
Siapa di Balik Akun Ini?
Sudah menulis lebih dari tiga puluh artikel baik opini, resensi, eksplanasi, keluh kesah atau apapun itu di Medium, tetapi belum ada satu pun tulisan tentang diriku. So, inilah saatnya.
Namaku adalah nama yang teramat pasaran: Muhammad Farhan.
See? Sangat pasaran, bukan?
Entah apa alasannya, almarhum ayahku memberi nama itu. Bosan dan sedikit jengah dengan nama pemberiannya, kuubah lah nama itu menjadi Han saja. Benar, Han, H-a-n. Sebagai orang yang minimalis, alasannya, tentu karena nama itu sangatlah cocok denganku. Nama yang simpel dan — tentu saja — tidak pasaran. Bisa dihitung berapa nama Han di provinsi tempatku tinggal. Meski sebetulnya, aku pun tak tahu berapa jumlah persisnya. Toh, yang penting bukan Muhammad Farhan.
Namun, sepintas Han tampak hanya nama panggilan saja. Rasanya ada yang kurang jika nama itu hanya dilafalkan dengan — jangankan satu — setengah hembusan napas. Maka, aku beri tambahan nama belakang, menjadi Farhan Abadie.
Lantas, siapakah Abadie itu?
Kupersembahkan, dia adalah almarhum ayahku. Nama displai di Medium ini adalah gabungan dari nama panggilan: Han, dan nama ayahku: Abadie.
Hanya membahas nama saja sudah dua paragraf. Tidakkah kalian menyaksikan betapa bertele-telenya saya dalam urusan seremeh memperkenalkan diri…