Siapa yang Tidak Benci Ulang Tahunnya Sendiri?

hernowoadin
Komunitas Blogger M
3 min readJun 1, 2023
Sumber: google.com

Bersama orang tua itu tidak selamanya. Maksimal 20 tahun mengatung di rumah bersama dua manusia lainnya, itu juga kalau lengkap. Bisa saja berpisah dengan jalan maut atau ditinggalkan ego keduanya. Sedih, tapi pada akhirnya dua manusia itu adalah darah daging yang dipilih semesta untuk kita.

20 tahun itu cepat. Bayi menyebalkan, Balita merepotkan, Kanak-kanak banyak mau, Remaja bebal. Kemudian, belum sempat menjadi seutuhnya dewasa sudah dipaksa keadaan untuk mandiri jauh dari orangtua. Apakah mereka ingin pamrih? tentu tidak. Satu-satunya bayaran bagi mereka adalah bahwa kita hidup dan hadir sebagai manusia. Kita berguling ke kanan dan kiri adalah hiburan bagi mereka. Wajah kita yang tertidur dengan pulas dengan botol susu di tangan adalah ketenangan yang lebih melegakan daripada pemandangan alam. Cerita kita tentang apapun itu adalah kebanggaan.

Kebahagianmu adalah segalanya bagi mereka. Pemahaman tentang cinta pun tumbuh secara disengaja. Mereka memberikan apa yang kita butuhkan tanpa kita minta. Tanpa banyak bicara atau hanya dengan tangisan sebagai tanda bahwa kita meminta sesuatu. Mereka paham apa yang dimaksud tanpa perlu penjelasan.

Mungkin itu alasannya kita berharap pasanganmu sekarang langsung paham apa yang kita mau tanpa penjelasan. Tanpa sadar itulah yang sebagian besar kita lakukan. Menunggu manusia lain paham apa yang kita maksud tanpa harus meminta. Kita akan merasa jengkel dan marah kalau mereka tidak paham dengan tanda-tanda yang kita berikan. Cinta seperti itu adalah cinta yang wajar dipahami oleh bayi. Tapi kita kan bukan bayi?

Kembali ke Judul, Ulang Tahun.

Akan ada banyak penyesalan yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan simpel. Seperti, berapa umur orang tua kita sekarang, seberapa sering kita memilih orang tua daripada teman, kapan terakhir kali kita makan dan berbincang dengan orang tua di meja makan, Seberapa sering kita hadirkan muka mengerinyit saat pulang ke rumah, kapan terakhir kali kita menurut ke orang tua tanpa harus membantah. Banyak sekali waktu kita yang dilewatkan tanpa penghargaan, bukan?

Setelah lulus kuliah masing-masing dari kita akan mulai sibuk dengan kerja, pasangan, pesangon, dan masa depan. 5–7 tahun setelahnya mungkin kita akan sibuk dengan anak dan mertua. Di satu waktu kita akan sadar orang tua kita sudah berambut putih dan bungkuk. Tidak lama setelah itu kita hanya akan pulang dengan kabar bahwa dua manusia itu sudah tidak ada di dunia.

Satu-satunya waktu untuk intim dengan orang tua adalah lebaran. Padahal kita habiskan 20 tahun hidupnya untuk direpotkan dengan kehadiran kita di rumah. Satu-satunya kepuasan yang kita berikan adalah tubuh tegap dan sedikit senyum saat kita pulang. Setelah semuanya hilang, mungkin kita akan lupa harus ada kuburan yang kita kunjungi dan doa yang kita panjatkan dengan syukur.

Jadi, apa kamu tidak benci ulang tahun? bertambahnya tahun itu berkurang juga waktumu dengan orang tua. Semakin sering ulang tahun yang kita lewati, semakin jarang kita pulang ke rumah. Jadi, hargai yang sudah hadir atau selama itu masih hadir. Ikhlaskan jika sudah waktunya.

Semoga orang tua kita selalu bahagia walau kita hanya manusia dengan kekurangannya.

--

--