Stop Gunakan Aplikasi Cuaca dengan Gamblang!

Mystic Mindscape
Komunitas Blogger M
4 min readFeb 27, 2020
Photo by Lloyd Dirks on Unsplash

Kalo diliat di weather apps nanti hujan lebat nih, bakal banjir! Gajadi hang out deh hari ini

Lah padahal di weather apps tulisannya sunny day, kok malah hujan? Mana ga bawa payung lagi

Di hape tadi sih tulisannya temperatur 40 derajat, gila ga sih panas banget ya? Gajadi keluar kosan deh

Kesadaran akan pentingnya mengetahui kondisi cuaca dan iklim oleh masyarakat Indonesia dewasa ini semakin meningkat — ini merupakan kemajuan yang cukup signifikan. Banyak netizen yang ingin tahu apa yang terjadi dengan cuaca di sekitar mereka seperti mengapa bisa terjadi kekeringan begitu hebat, apakah hal ini adalah fenomena biasa atau ekstrim, lalu bagaimana menjelaskan hujan lebat plus petir dan angin kencang yang baru-baru ini terjadi serta masih banyak lagi.

Saya pernah mengulas tentang anomali cuaca ekstrim di Indonesia sebagai faktor pendorong sadar cuaca masyarakat disini yang semoga suatu hari nanti akan terwujud sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sayangnya, rasa ingin tahu masyarakat terkadang kurang diimbangi dengan informasi komprehensif terkait penggunaan aplikasi cuaca yang mereka punya. Sering terjadi skenario seperti obrolan-obrolan yang sudah saya tuliskan di atas sebelumnya dan inilah yang menjadi pertanyaan.

Mengapa bisa salah prediksi?

Photo by Erik Witsoe on Unsplash

Mungkin bagi kalian kesalahan prediksi cuaca tidak berpengaruh cukup signifikan alias tidak begitu merugikan. Tidak menghadiri reuni atau nikahan teman karena hujan lebat tiba-tiba sepertinya tidak terlalu masalah, bukan?

Namun bagaimana kalau kalian adalah seorang user perusahaan minyak lepas pantai yang akan melakukan operasi pemindahan minyak dari platform kemudian naik ke kapal FSO menuju daratan? Kalian membutuhkan suatu pengambilan keputusan apakah cuaca mendukung untuk operasional atau tidak?

Dari sini kita tahu bahwa kesalahan prediksi cuaca akan menyebabkan kerugian yang besar, apalagi jika hanya bergantung pada aplikasi cuaca yang ada di gawai. Tindakan ini dapat merugikan banyak orang, menyebabkan pembengkakan uang, dan masih banyak lagi.

Mengapa bisa seperti itu?

Aplikasi cuaca yang kita gunakan sehari-hari ini menggunakan algoritma data mentah dari satu model cuaca tunggal yang kemudian langsung ditampilkan di gawai, tablet, atau laptop kalian sebagai weather forecast. Hanya satu simulasi atmosfer untuk menentukan apakah kalian jadi hang out bersama teman-teman, reuni, kondangan, dan sebagainya.

Padahal,

Terdapat banyak sekali model cuaca yang beroperasi beberapa kali dalam satu hari yang ada di platform lain dan mengeluarkan output yang berbeda. Tidak ayal kan kalian pernah melihat kalau menurut apps A, hari ini hujan, namun apps B mengatakan tidak hujan.

Model ECMWF, biru menunjukkan hujan pada daerah Jakarta pada hari Rabu (26/2/20) pukul 09:00 WIB. Sumber : windy.com
Model GFS di jam yang sama. Sumber : windy.com

Hanya dua model saja sudah menunjukkan perbedaan output. Bagaimana kita bisa menggantungkan keputusan kalau hanya terpaku dari satu aplikasi cuaca?

Semua data model cuaca di publik memang dapat membantu kita. Tapi tidak semuanya mudah untuk dimengerti. Tidak ada model cuaca yang bisa digantungkan kecuali terdapat “wejangan” dari seorang Meteorologist.

Seorang Meteorologist biasanya menganalisis beberapa model cuaca yang ada, mengintrepretasikan output prediksi, menganalisis error atau bias akurasi prediksi sampai akhirnya dapat memberikan “wejangan” yang biasa disebut dengan forecast. Tapi model-model cuaca ini hanya sebagai panduan untuk mendukung proses prediksi.

Mereka tidak sekedar mengambil output model kemudian mengeluarkan forecast cuaca hari itu karena bekerja sebagai seorang Meteorologist berarti mereka harus memahami proses atmosfer di dalamnya. Sayangnya, banyak aplikasi cuaca yang tidak menampilkan kritik dan input dari seorang Meteorologist sehingga kita selalu salah mengintepretasi prediksi cuaca yang kita lihat di gawai.

Hal ini dapat merugikan kalian, bisnis kalian, dan banyak orang!

Inilah permasalahan industri informasi cuaca saat ini, yaitu kurangnya komunikasi seorang meteorologist dengan publik, walaupun BMKG telah membuat siaran terkait prediksi cuaca yang langsung diintepretasikan melalui seorang meteorologist di instagramnya.

Meteorologist akan memberikan prakiraan cuaca terbaik (walau akurasi belum tentu 100% benar) yang bisa mereka lakukan kepada kalian sehingga kalian dapat memutuskan suatu pilihan dengan tepat. Mereka akan memberikan analisis resiko dan ketidakpastian suatu fenomena cuaca di sekitar kita dan juga memberikan pemahaman bagaimana kondisi atmosfer saat itu.

Jadi, apabila kalian membutuhkan informasi cuaca, janganlah langsung bergantung dengan aplikasi cuaca di gawai kalian, konsultasikan pada meteorologist yang kalian kenal apabila ada, atau tanyakan kondisi cuaca ke akun-akun Twitter agensi meteorologi negara yang kita punya.

--

--