Tata Cara Menjadi Rakyat Indonesia

Salwa Nurmedina Prasanti
Komunitas Blogger M
3 min readFeb 13, 2024
Photo by Leonardus Bima S. Laiyanan on Unsplash

Negara bersistem demokrasi adalah negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan rakyat. Indonesia merupakan salah satunya. Musyawarah untuk mufakat harus selalu dikedepankan. Rakyatnya harus melek politik agar tak mudah dibodoh-bodohi.

Dunia politik seharusnya dapat mengatur jalannya pemerintahan dan segala aspeknya. Akan tetapi, hal yang terjadi sekarang adalah pembicaraan seputar politik dianggap tabu. Stereotipe bahwa politik itu curang dan kejam melekat kuat.

Keadaan Indonesia tak mendukung untuk menempatkan rakyat berada di atas kaum elite berdasi. Rakyat yang menyuarakan kebenaran dianggap mengusik privasi pemerintah. Mereka yang kritis malah dibungkam rapat agar tak berpendapat.

Secara teknis, seharusnya rakyat berada di atas pejabat. Para pejabat selalu mengemis suara rakyat setiap periode yang telah ditentukan. Menurut saya, rakyat sangat berhak untuk mengkritik para pejabat.

Peran rakyat Indonesia adalah mengawasi jalannya pemerintahan. Namun, rakyat malah menikmati setiap kontroversi dan gimmick yang diluncurkan para elite politik.

Konten video menari ria lebih diminati dibandingkan gagasan-gagasan untuk memajukan bangsa. Rakyat adalah hierarki tertinggi dalam sistem pemerintahan demokrasi. Jika rakyatnya saja tak memperhatikan dan terlena, negara demokrasi tersebut berada di ambang kehancuran.

Mendengar kata “politik” saja dapat membuat beberapa orang muak. Mereka menganggap segala hal yang bersangkutan dengan politik adalah kecurangan, keculasan, bahkan kehancuran. Dulu, saya memandang bahwa politik adalah jalan yang terjal dan suram.

Selain itu, penuh sampah-sampah busuk yang mengendap. Kemudian terdapat ruangan elite kualitas VVIP yang dihuni tikus-tikus berdasi di ujungnya. Mereka menikmati apa yang seharusnya menjadi milik rakyat. Namun, semua itu tertutupi jalan yang kumuh tadi.

Sekarang, saya tak berpikir demikian. Jalan yang terjal, suram, dan kotor itu harus diperbaiki dan dibersihkan. Politik bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan lagi. Justru rakyat yang cerdas adalah mereka yang berani mengkritisinya.

Negara demokratis yang maju adalah negara yang mendengar aspirasi rakyatnya dan menerima kritik. Maksud saya adalah mendengar aspirasi dan menerima kritik yang sungguh-sungguh dilakukan, bukan hanya pura-pura dan tetap menjalankan kecurangan di belakang.

Terkadang saya menangkap beberapa hal lucu di pemerintahan Indonesia. Salah satunya adalah perubahan undang-undang yang tetap berlaku meski hakim yang mengesahkannya telah diberi sanksi karena melanggar etik. Seharusnya rakyat menyadari permasalahan ini dengan sangat jelas.

Namun, kenyataannya adalah sebagian besar rakyat menutup telinga dan mata dari fakta-fakta yang ada. Rakyat harus menyatakan kebenaran, bukan malah membenarkan kenyataan. Hal yang salah perlu untuk diperbaiki dan hal yang benar perlu untuk disebarluaskan.

Sebagai rakyat yang hanya menyimak kejadian-kejadian, kita diam tak berpendapat apa-apa. Sebagian diam karena memang tidak tahu apa-apa, sebagian lagi diam sebab tak berani membuka suara. Padahal, perubahan menuju kebaikan harus segera dilakukan. Mereka yang tak berani merasa bahwa diri mereka akan ikut buruk jika andil dalam masalah tersebut. Rasa malas untuk ikut-ikutan karena takut ikut disalahkan.

Di sisi lain, kita lupa bahwa ikan laut tak menjadi asin meski lahir dan hidup di air asin.

Itulah keteladanan dari alam yang tak kita sadari. Meski dunia mulai dipenuhi orang-orang culas, kita harus memegang teguh nilai kebaikan di tengah keburukan yang ada. Mungkin memang sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin.

Jalan setapak di hutan akan terbentuk apabila dilalui oleh banyak orang.

Sama seperti perubahan menuju Indonesia yang lebih baik harus dilakukan bersama-sama. Rakyat bukanlah kata bermakna tunggal, rakyat berarti jamak. Maka dari itu, mari berjuang bersama menentang kemunafikan untuk Indonesia. Ingat untuk selalu menyatakan kebenaran, bukan membenarkan kenyataan.

--

--

Salwa Nurmedina Prasanti
Komunitas Blogger M

IR student of Airlangga University || Politic and international affairs enthusiast