Topik #LigaInggris dalam media sosial Twitter

Catatan percakapan orang Indonesia mengenai Liga Inggris dalam tulisan ini dapat menggambarkan betapa upaya masyarakat kita menjadi influencer olahraga adalah upaya yang begitu panjang dan berat.

ulul azmi syafira
Komunitas Blogger M
8 min readNov 1, 2021

--

Liga Inggris (English Premier League) telah berlangsung selama hampir tiga bulan lamanya, namun euforia pertandingan masih menyemarakkan media sosial kita. Siaran bal-balan menjadi obat bagi kita — masyarakat Indonesia — yang telah lama berpuasa dari pertandingan di Indonesia sendiri.

Pun, euforia bal-balan semakin meningkat tatkala supporter diperbolehkan menonton langsung — khusus di wilayah Eropa, salah satunya fans di Inggris. Sebagai fans layar kaca, media sosial menjadi penyambung bagi semarak tersebut kepada kita dan jalannya kompetisi yang diadakan tiap akhir pekan itu.

Melalui tulisan ini, aktivitas media sosial sebagai supporter layar twitter ditangkap dengan baik oleh Drone Emprit — sebuah alat yang menggunakan big data sebagai komponen analisis aktivitas media sosial, terutama Twitter.

Analisis di bawah ini diretrive oleh Drone Emprit Academic (DEA) yang diinisiasi oleh UII Yogyakarta. Lalu, bagaimana aktivitas media sosial perihal Liga Inggris di Indonesia itu? Berikut catatannya.

Side Note

Media sosial adalah salah satu penghasil unstructured data yang familiar untuk dianalisis. Menurut data dari laman forbes.com, data yang tidak terstruktur itu dapat dikategorikan dalam bentuk file teks, foto, audio, video, laman web, media sosial, hingga rekaman telfon.

Data yang tidak terstruktur ini perlu dianalisis agar kita mengetahui informasi apa yang bisa didapatkan dari data tersebut, dan umumnya diperuntukkan untuk kebutuhan bisnis. Termasuk, salah satu yang akan dibahas di tulisan ini adalah data media sosial Twitter terhadap topik Liga Inggris yang dianalisis melalui DEA.

Total Tweets

Sumber: DEA

Data dikelola per tanggal 2 September hingga 27 Oktober 2021; dengan hasil, sekitar 10.034 tweets atau cuitan mengandung unsur percakapan Liga Inggris. Selama rentang waktu tersebut, tren kenaikan percakapan dianatomi sebagaimana gambar di bawah ini.

Sumber: DEA

Percakapan intens dimulai sejak pertandingan Man. City vs Arsenal pada tanggal 28 Agustus 2021 lalu. Gelombang percakapan selanjutnya (sebelum tanggal 12 September 2021) masih membahas topik kekalahan Arsenal di Etihad Stadium.

Kemudian percakapan meningkat tajam di tanggal 12 September dengan topik #LIVLEEDS (Liverpool vs Leeds United) dan Bruno Fernandes (pemain Man. United) menjadi top scorer sementara.

Selanjutnya, percakapan intens meningkat kembali pasca Man. United dikalahkan Aston Villa di Old Trafford. Aksi Martinez (kiper Aston Villa) menjadi salah satu hit tweet pada hari itu. Intensitas percakapan #LigaInggris menurun dikarenakan adanya international break (waktu jeda yang digunakan untuk kompetisi nasional maupun eropa). Di sela international break, pemberitaan takeover Newcastle United pun mencuat, yang menjadikan pembicaraan kembali intens.

Dan kenaikan percakapan tertinggi terjadi pada tanggal 25 Oktober lalu, pasca kekalahan Man. United terhadap Liverpool. Topik kian melebar dan mulai membandingkan performa Arsenal (tim yang diprediksi degradasi, oleh netizen budiman) dengan performa Man. United (tim calon juara, sebab pemain bintang lebih banyak).

Mentions by weekday

Di balik pergerakan tren pada session sebelumnya, Drone Emprit merangkum mentions by week seperti gambar di bawah ini. Topik mengenai #LigaInggris lebih ramai pada akhir pekan (Sabtu-Minggu). Hal ini wajar sebab pertandingan Liga Inggris juga dijadwalkan tiap akhir pekan. Percakapan di hari senin juga relatif ramai sebab beberapa pertandingan juga diadakan di hari Senin (malam waktu Inggris).

Sumber: DEA

Sentiments

Sumber: DEA

Sentiments atau sentimen dapat diasosiasikan sebagai kandungan tiap konten cuitan yang terjadi pada setiap topik; yang kali ini membahas topik #LigaInggris. Pada topik tersebut, sentimen negatif lebih banyak daripada sentimen positif dan netral. Sentimen negatif tercatat sebanyak 51%, sentimen positif sebanyak 40%, dan netral sebanyak 9%.

Engagement

Sumber: DEA

Engagement menurut req.co dapat diartikan sebagai kalkulasi aksi dalam media sosial yang dapat berwujud share, likes, atau favourite; atau juga diartikan sebagai berbagai interaksi yang dihasilkan dari suatu konten yang diproduksi.

Pada topik #LigaInggris, engagement dalam twitter menunjukkan bahwa interaksi lebih banyak dengan mention, disusul dengan retweet, dan terakhir reply. Angka pada interaction rate dapat dianalogikan sebagai berikut: terjadi 84 interaksi (baik like, reply/comment, atau retweet) oleh 100 followers (unik).

Word Cloud

Sumber: DEA

Dari topik #LigaInggris sendiri, word cloud atau kata awan, yang muncul adalah gambar di atas ini. Word cloud dapat diasosiasikan sebagai kata yang paling sering muncul dalam topik yang di bahas. Semakin besar kata tersebut dalam word cloud, itu artinya kata yang besar tersebut lebih sering dibicarakan dalam konteks suatu topik. Gambar di atas menampilkan bahwa kata “Liverpool”, “Manchester”, “United”, “Arsenal”, “Chelsea”, “Salah”, “Piala”, “MU”, “5–0”, “Hatrick”, dan kata yang sama besarnya lainnya menjadi kata yang paling sering dicuitkan oleh netizen Indonesia.

Special: Word Cloud #MUNLIV

Sumber: DEA

#MUNLIV menjadi topik yang hangat pada tanggal 25 Oktober lalu sebab derby abadi ini membuat sejarah baru dalam catatan sejarah North West Derby. Man. United kalah telak di kandang sendiri oleh Liverpool.

Pada tulisan ini, saya sedikit mencari tahu mengenai apa kata yang sering muncul dan pernah muncul dalam topik #MUNLIV. Terlihat ada beberapa kata yang kurang relevan terhadap topik #MUNLIV namun cukup banyak dibicarakan seperti “Chelsea”, “Arsenal”, dan “Gerindra”. Namun yang menjadi cukup menarik ialah terdapat kata “Conte”; mantan pelatih Inter Milan dan Chelsea.

Top Hashtag

Sumber: DEA

Hashtag atau tanda pagar (tagar) yang paling sering muncul dalam topik #LigaInggris terangkum dalam gambar di atas. Klub bola yang paling ramai setelah tagar #LigaInggris adalah Liverpool, Manchester United, Chelsea, Arsenal, Mancity (Manchester City), dan beberapa tagar pertandingan (#CHEMCI, #MUNLIV, #BRELIV), tagar protes (#OleOut), dan tagar dukungan (#olestay).

Top Influencers

Sumber: DEA
Sumber: DEA
Sumber: DEA
Sumber: DEA

Influencers atau pemengaruh dalam topik #LigaInggris sebagaimana gambar-gambar di atas ini didominasi oleh akun fanbase, akun berita (khusus olahraga), akun berita umum, dan akun personal (yang sering membicarakan topik #LigaInggris). Sementara itu, engagements dari top influencers di atas dijelaskan dalam gambar diagram pie di atas; akun MafiaWasit memiliki engagements terbanyak.

Emotion Analysis

Sumber: DEA

Emosi dalam topik #LigaInggris didominasi oleh emosi anger, anticipation-joy, dan trust. Emosi anticipation dan joy sama banyaknya. Dari emosi anger, peak momentnya berada pada kekalahan Man. United atas Liverpool, tindakan kurang mengenakkan oleh Cristiano Ronaldo pada pertandingan tersebut, dan reaksi netizen terhadap tanggapan PSSI mengenai Baggot, pemain muda yang dikabarkan tidak mengabulkan panggilan timnas.

Emosi anticipation sendiri muncul pada momentum laga Brentford vs Liverpool yang sengit; Brentford yang sedari awal ‘mengesankan’ di laga Liga Inggris patut diawasi. Fans Liverpool antisipasi (mengharapkan yang terbaik) pada laga tersebut. Selain itu juga ada ucapan untuk Roman (owner Chelsea) berisi cuitan antisipasi, dan cuitan SerieA_Lawas pada beberapa laga ‘bantai’.

Untuk emosi joy sendiri, momentumnya ada pada prestasi Mo Salah (pemain Liverpool) yang berhasil memecah rekor Didier Drogba sebagai pencetak gol terbanyak dari Benua Afrika, performa Arsenal yang mengesankan Arteta, cuitan #OleStay, dan sorak sorai takeover Newcastle United oleh Pangeran Arab Saudi melalui PIF (Public Investment Fund).

Trend of Emotion Analysis

Sumber: DEA

Namun, di balik emosi anger yang mendominasi selama topik #LigaInggris, tren emosi tidak dipenuhi oleh anger setiap pekannya. Puncak emosi tertinggi ada pada momen laga Brentford vs Liverpool (anticipation), Newcastle’s takeover (anger), dan kekalahan Man. United atas Liverpool (distrust). Di balik joy atas pemindahan kepemilikan Newcastle United, emosi anger justru lebih dominan di hari tersebut sebab beberapa netizen menganggap hal tersebut justru memperluas ketimpangan klub lainnya atas finansial. Sementara itu, distrust juga dominan di hari kekalahan Man. United dibanding emosi anger. Ketidakpercayaan pada manajer Man. United juga menguar saat itu dibanding emosi marah (anger).

Social Network Analysis: Need more bridges.

Sumber: DEA (mohon maaf itu activate windows belum hilang :( )

SNA atau Social Network Analysis dalam gambar di atas berusaha menunjukkan aktor/akun dengan tingkat centrality dari berbagai sudut pengukuran. Untuk mengukur centrality atas suatu aktor/akun di atas, dapat dilihat melalui betweness centrality dan closeness centralitynya (juga ada degree centrality dan eigenvector centrality, namun kita tidak fokus pada dua hal tersebut). Centrality sendiri dapat diasosiasikan sebagai seberapa besar aktor tersebut dalam suatu jaringan sosial.

Dari contoh kasus di atas, topik #LigaInggris didominasi pembahasannya oleh akun-akun berita (seperti coretan warna hijau). Ada detiksport, CNNIndonesia, detikcom, Indosiar, SCTV, dan GOAL_ID (akun khusus berita olahraga). Akun-akun ini memiliki modal pengikut yang cukup besar sehingga memungkinkan setiap jaringan sosial saling bersinggungan.

Contoh dari gambar di atas ialah akun idextratime sebagai bridge atau jembatan kenalan; pengikut idextratime berpotensi berinteraksi dengan akun-akun berita tersebut dan mendapatkan informasi dari akun-akun berita itu.

Juga ada utdfocusid yang saling berdekatan dengan detiksport. Ini menjadi jembatan yang singkat antar pengikut, tentunya. Namun, di antara kluster “akun jembatan” dan “akun berita”, terdapat satu kluster yang tampaknya kurang interaksi; yakni kluster pengikut MafiaWasit.

Pada coretan merah antara akun MafiaWasit dan detiksport hanya dijembatani oleh 2–3 akun saja. Hal ini mungkin terjadi sebab akun MafiaWasit sendiri (sampai saat ini) tidak mengikuti satu akun pun (dalam konteks olahraga).

Penjalasan di atas sebetulnya cukup menggambarkan betweeness dan closeness centrality pada topik #LigaInggris; bahwa, aktor/akun dengan betweeness yang tinggi adalah aktor/akun yang bersedia menjadi jembatan antar dua kluster besar.

Contohnya pada gambar tersebut ialah akun trustbelajar, chelseafanindo, SerieA_Lawas, The_RedsIndo, dan akun titikputihbola. Sementara, akun dengan closeness yang bagus ialah yang bersedia menjadi pengikut berbagai akun jembatan di atas (tidak bisa disebutkan, saking banyaknya…)

End of thread: simpulan.

Topik #LigaInggris begitu fancy dan ramai bagi masyarakat kita. Pro dan kontra tentu ada, sebab sentimen terhadap topik ini pun tak kalah banyak negatifnya dibanding positif dan netralnya. Jagat medsos kembali ramai sebab trending semakin berwarna sejak gelaran pertandingan dimulai. Aktivitas tiap pekan dalam topik #LigaInggris penuh kejutan; perubahan emosi tidak bisa diprediksi lagi.

Positifnya, setiap dari netizen bola Indonesia itu mampu menjadi influencer olahraga, dengan atau tanpa akun pribadi. Modal influencer ini dapat dimanfaatkan sebagai pemersatu semangat berkemajuan dalam dunia olahraga, tidak hanya untuk topik #LigaInggris.

Dari berbagai hal yang trending sepanjang gelaran #LigaInggris, simpulan “gak (klub apa saja), gak makan” belum tentu pakem, ternyata. Justru, Liverpool menjadi topik klub bola paling tinggi intensitasnya. Mungkin lebih cocok jika “gak Liverpool, gak makan”, karena Liverpool menjamin permainan bagus dan menjamin impact positif di media sosial seperti rasa bangga karena pemain dan performanya indah. Kedua hal ini “laris” sebab menginspirasi banyak hal.

Catatan media sosial — khususnya Twitter — mengenai topik #LigaInggris tentu terdapat keliru dan salahnya. Namun, yang paling penting dari hasil penglihatan layar medsos ini ialah gelaran olahraga itu hiburan; apalagi untuk kita, fans layar medsos dan kaca.

Menikmati emosi selama gelaran olahraga adalah hal yang wajar, dan bisa mengasyikkan jika kita mulai menerima perjalanan olahraga (terutama sepak bola) adalah perihal proses.

--

--