Tren Microblog: Personal Branding yang tidak Personal

Winona Araminta
Komunitas Blogger M
4 min readAug 8, 2020

Bagi kalian yang melakukan Personal Branding di media sosial, mari berpikir bersama.

Photo by Austin Distel on Unsplash

Minggu lalu saya mengikuti Webinar yang diajarkan oleh Trustjak, seorang pemilik sebuah Branding Consultant di Surabaya. Ia menerangkan bahwa kini algoritma Instagram sedang menaikkan konten yang formatnya Carrousel. Maka dari itu banyak sekali Microblogger yang bermunculan.

Microblog sendiri adalah konten yang menggunakan fitur Carrousel di Instagram. Alias album berisi slide yang bisa diswipe-swipe itu loh. Lumrahnya berisi tips and trick, atau informasi.

Contohnya konten-konten seperti berikut.

Trustjak-Konten tipe tips and trick

TrustJak

Biasanya konten-konten seperti ini memberikan kiat-kiat melakukan suatu hal.

Inijie-Konten tipe informasi

Inijie

Tipe informasi seperti ini cukup menghibur kan? Apa lagi jika siang-siang lihat makanan rasanya segar.

Microblog sang ‘Anak Emas’

Microblog ini memang jadi ‘anak emas’nya Instagram. Alasannya karena Algoritma Instagram melihat interaksi yang didapat terbukti lebih banyak. Seperti:

  • Ada engagement swipe karena orang ingin mengetahui lebih banyak terhadap konten kita.
  • Jumlah Like dan komentar juga bisa lebih banyak karena konten tipe Insta Guru kan mengeluarkan tips and trick. Sehingga banyak orang yang lebih mengapresiasi. Berbeda dengan foto atau video yang sekali lihat biasanya lewat.
  • Akan ada keinginan follower untuk menekan save, karena mereka ingin membaca ulang di kemudian hari.
  • Pengguna yang merasa unggahan itu bernilai juga akan membagikan di story. Sehingga akun juga kemungkinan akan dilihat dan diikuti orang lain di luar lingkaran kita.
  • Tipe konten microblogger ini juga bisa masuk di explorer.

Konten seperti ini juga banyak ditemukan di LinkedIn, karena di sana ranahnya mencari pekerjaan. Pengunggah konten informasi seperti ini pasti akan terlihat mempunyai kompetensi di mata HRD.

Maka dari itu jangan heran jika feeds Instagram tiba-tiba penuh dengan tipe Microblog seperti ini.

Namun apa ya hubungannya dengan judul saya?

Nah ini baru saya akan jelaskan. Karena Microblog ini terus bermunculan, dan namanya Indonesia ya. Sekali tren pasti ikut-ikutannya banyak. Saya sebagai pembaca, kadang-kadang matanya siwer karena banyaknya konten di feeds.

Kita hidup di jaman digital yang informasi dikeluarkan penuh di mana saja, kapan saja.

Sebelumnya Instagram digunakan untuk keperluan pribadi, sekarang mencakup bisnis dan marketing. Orang-orang tidak cukup memakai LinkedIn, mereka juga menggunakan Instagram untuk Personal Branding untuk client.

Tetapi saya melihat keanehan dengan hal ini. Terkadang pengguna di Instagram, termasuk Microbloggers baru (bukan Trustjak dan Inijie di atas loh ya) tidak seberapa mengerti ‘merek’ mereka sendiri.

Microblog yang satu dengan yang lain tidak ada bedanya

Tidak memiliki Niche atau pembeda dari kompetitor.

Mereka menggunakan cara yang sama, tools yang sama, konten yang didaur ulang pula. Memang secara desain dan tulisan pasti ada bedanya, tapi informasi dasarnya sama. Terlihat tuh kalau akan sama di slide ketiga atau keeempat.

Mungkin Microblogger ini juga harus mengerti, bahwa di Instagram jangan dilupakan ‘Personal’ dari Personal Brandingnya. Orang memang melihat konten-konten berguna kalian. Tapi jika tidak mengeluarkan ‘Siapa’ kalian ini ya kemungkinan jadinya orang hanya melihat produknya.

Misalnya nih, dahulu ketika saya mengeluarkan artikel di IDN Media, nah artikel saya memang dibaca 1000++ orang. Tapi walaupun ada akun saya yang tertera, orang tidak tentu mengenal kepribadian saya. Ya sudah cukup sampai tau artikel saya saja.

People in Instagram just come for a little information, then go.

Karena jika kalian tidak ada, masih ada informasi yang akan terus bermunculan kok. Jangan lupakan juga di ranah daring seperti sekarang, ada lebih banyak informasi yang bisa didapat selain Instagram. Ada E-Book, Artikel, Podcast, Youtube, dan lain-lain.

Hmm, terus bagaimana ya supaya orang seenggaknya kepo dengan kalian juga.

Ingat, Instagram Media Pribadi

Kalian kan memakai Instagram. Jadi janganlah lupakan karakteristik media ini pribadi. Sehingga personanya tampak dimiliki oleh seorang manusia, bukan robot.

Ciri manusia tentu bergerak lebih fleksibel. Beda halnya jika mengunggah di website yang kontennya informasi.

Pada buktinya dalam penelitian saya saja di PT. Sasa Inti, perusahaan ini sudah membedakan karakteristiknya di setiap media. Karakteristik ini juga diatur perusahaan ini sesuai dengan target audiens.

Saya melakukan penelitian ini dengan wawancara Head of Brand Communicationnya langsung, juga menghitung karakteristik di setiap unggahan. Penelitian ini juga sudah reliabel dan divalidasi.

Brand Personality PT. Sasa Inti. Designed by Me using Canva

Pada buku Twitter Power, Joel Comm berkata bahwa pemilik media sosial terkadang perlu membangun persona, yang nantinya dibentuk dalam suatu karakteristik tersendiri. Supaya orang penasaran akan siapa yang menulis tweet atau unggahan tersebut.

Kalian juga bisa melihat dalam dua Microblogger di atas, Trustjak memperkenalkan diri sebagai Brand Consultant sehingga lebih banyak mengeluarkan tipe konten Brand, dan Inijie yang seorang Food Blogger menggunakan konten makanan.

Memang dua orang ini, sudah menentukan siapa mereka dahulu, baru memulai Microblog. Sehingga nama mereka yang sudah cukup besar ditunjang lagi engagementnya dengan Microblog.

Setidaknya jika tidak mengetahui apa pembeda secara karakteristik, ya bedakanlah berdasarkan kapasitas kalian dahulu.

Untuk membedakan siapa kalian dari yang lain. Bisa dicek Ikigai kalian itu apa. Setelah itu diselaraskan dengan Tonality of Voice, tipe desainnya seperti apa, dan lain-lain. Coba dilihat artikel ini, mungkin bisa membantu.

Memang tidak ada yang instan. Jika sekarang masih dalam proses mencari jati diri. Tidak ada salahnya kok melakukan trial and error. Konten mana yang paling nyaman. Saya sendiri memulai akun Medium untuk mencari tahu kapasitas tulisan terbesar saya di mana.

Kalian juga sudah bagus bisa memulai akun untuk keperluan profesi, sekarang saatnya untuk raise the bars. Cari ‘Personal’ dari ‘Personal Branding’ kalian dahulu.

Cheers!

--

--