20 Lagu Lokal 2021 Terfavorit Versi Konco’s Club

Koncos Club
koncosclub
Published in
5 min readDec 29, 2021

Kalau ada satu kata yang mungkin bisa menggambarkan musik Indonesia di tahun ini, kata “Menyenangkan” adalah kata yang bisa merangkumnya. Memang, kita semua masih hidup berdampingan dengan pandemi. Namun, kondisi pun juga sudah berangsur membaik (dan semoga akan makin baik ke depannya) dan tampak api semangat para musisi masih membawa hangat baranya.

Bicara rilisan, di sepanjang tahun ini banyak sekali rilisan-rilisan hebat yang hadir di sepanjang tahun. Mulai dari album penuh, mini album, nomor tunggal hingga ragam format lainnya. Rilisan-rilisan tersebut, kembali membuktikan bahwa pandemi tidak menyurutkan semangat para musisi untuk tetap berkarya.

Sebagai sebuah bentuk apresiasi, tim redaksi Konco’s Club memberikan deretan nomor tunggal favoritnya di tahun ini. Selamat menyimak.

Alive Again — Tender Shoots

Sebagai yang selalu lemah dengan ballad — terutama yang bernuansa lama, jadul, tapi nggak juga ketinggalan zaman — lagu ini langsung menghipnotis di pendengaran pertama. Semakin cocok setelah mengetahui ternyata lagu ini dibuat sebagai dialog dengan diri sendiri — (Sofia Fauziana).

Serta Mulia — Sal Priadi

Sebelum lagu ini dirilis (masih teaser), saya beranggapan bahwa lagu ini hanya sebuah candaan — ternyata benar, tetapi lebih dari sekadar candaan biasa. Bagian chorus-nya dalem tapi nyelekit, tapi nempel. Short film-nya juga membuat lagu ini semakin utuh — (Sofia Fauziana).

Bismillah — Basboi, Kamga

Adulting sucks, hal tersebut juga yang mungkin dirasakan sebagian besar orang saat ini, termasuk saya. Rangkaian lirik yang penuh kejujuran dengan kosa kata harian yang dilontarkan apa adanya seakan menampar keras untuk sadar memang “dunia udah gilak”, di mana pada akhirnya lelah dan menyerah dengan keadaan ditemani pertanyaan yang ada di dalam pikiran “will it be worthy of my time, my tears, my blood, my dime?” akan tetapi kembali ke hati kecil dengan doa dan harapan “I pray my fire won’t stop burning, wish me luck, Bismillah” — (Mia Sara).

Lemon — Skandal, Amelia Vindy

Kalau “Racau” membawa magis yang tidak bisa digantikan dari seluruh diskografi Skandal, maka “Lemon” berada satu tingkat di bawahnya. Lagi-lagi, Skandal menawarkan sesuatu yang sebenarnya tidak baru-baru amat, namun entah mengapa nomor tunggal ini terdengar menyenangkan. Setelah melepas “Percuma” di penghujung tahun lalu dan kini dilanjutkan dengan “Lemon” serta “Bosan”, menarik untuk ditunggu bagaimana rilisan Skandal ke depannya, entah itu mini album ataupun album penuh — (Raka Dewangkara).

SAME SHOES, NO COMPANY — BAP.

Kareem Soenharjo berhenti marah-marah di dalam sebuah lagunya. Semua tertuang di nomor ini, sebuah lagu cinta a la BAP. Nomor ini juga menjadi satu dari deret nomor-nomor hebat lainnya di album terbarunya, MOMO’S MYSTERIOUS SKIN — (Raka Dewangkara).

The Early Serenade — Texpack

Sejauh-jauhnya gue pergi kesana-kesini, ujung-ujungnya balik lagi ke Texpack — balik lagi ke Bogor. Semenjak rilis awal tahun 2021 lalu, The Early Serenade selalu jadi lagu yang gua rekomendasiin ke orang-orang kalo ada yang minta rekomendasi lagu/band dari Bogor apa yang oke — (Giffary Adzani).

Bigger Fish — Southpulse

Perpaduan beat dan synth yang dibalut dengan repetisi lirik yang kaya akan makna interpretasi bagi para pendengarnya, baik dari suka duka perubahan dinamika fase kehidupan, mulai dari perkuliahan, pekerjaan, hingga percintaan, yang mampu menggambarkan situasi dan mewakilkan kondisi di tahun 2021 ini. “I’m trying to get out / But I can’t / I’m trying to keep on / But I can’t” — (Mia Sara).

back when I leaned my back on her back— eleventwelfth

Slogan-slogan modelan “New Year, New Me” yang sering kita denger tiap akhir tahun dari orang-orang terdekat, bisa juga dengan jelas kita tangkap dari single Eleventwelfth yang baru aja dilepas 11 Desember lalu kayak tradisi mereka taun-taun sebelumnya. Lewat “back when i lean my back on her side”, kalo kita rasa-rasa, kita bakal tau nih EP mereka nanti arahnya bakal kemana — agak lebih keras, lirik yang lebih friendly buat kita-kita yang lagi kenapa-napa — kita dapet hint kalo kayaknya Rona Hartriant lagi baik-baik aja hahaha — (Giffary Adzani).

Terbenam — Biru Baru

Lagu yang dirilis pada September 2021 memiliki lirik yang cukup padat nan puitis yang berhasil mencuri perhatian pendengarnya. Berpadu dengan warna musik Biru Baru & vocal yang khas, cocok jadi teman saat dalam perjalanan — (Dinda Amelia).

Pertama — Maliq & D’Essentials

Lagu yang awal mula dipopulerkan Reza Artamevia disuguhkan kembali oleh Maliq & D’Essentials dengan warna baru tanpa menghilangkan ciri khas aslinya — (Dinda Amelia).

FELO DE SE — AVHATH

Tahun ini tak terlalu banyak musik keras yang saya terima di kuping, namun kemegahan suara saxophone yang tak biasa ada di musik metal dalam lagu ini sangat nyangkut di telinga. Cocok, kayak nasi dipakein bawang goreng — (Maha Fadillah).

Panduan menunda kiamat — Rekah

Di masa WFH kemarin, nggak ada lagu yang bisa bangunin mood buat kerja selain musik dari Rekah. Aneh dan lebay memang, tapi sepertinya itu berlangsung sampai tiga bulan, jadi ‘Panduan menunda kiamat’ tetap cocok bertengger di sini — (Maha Fadillah).

Honey, Baby — Grrrl Gang

Satu nomor dari Grrrl Gang di tahun ini yang sangat cwamik! Ditambah hasil dibawakan ulangnya “Honey, Baby” dengan empat moniker lainnya dalam format compact disc, sudah cukup untuknya masuk dalam 20 nomor ini — (Maha Fadillah).

Milledenials — Permanent Fling

Permanent Fling seru banget — dari jaman-jaman nganggur Mei 2021 kemarin, sampai harus keretaan tiap senin sampai jumat, minimal pasti gua putar sekali sehari di kereta. Tempo cepat modelan gitu, agaknya cocok sama pergerakan orang-orang yang harus ngejar kereta pagi dari Kota Satelit, ke kantor mereka yang tinggi-tinggi banget di Selatan Jakarta — buru-buru tapi masih ngawang, jalan cepat tapi ya masih ngantuk, in a very good way! — (Giffary Adzani).

The Striker — Mad Madmen, Ade Paloh

“The Striker” menjadi satu dari tiga nomor favorit saya setelah “Waltz Untuk Dara” dan “Big Ol’ Jazzmaster” dalam album debut Mad Madmen, Mental Breakdance. Hadirnya Ade Paloh yang mengisi bagian vokal dalam nomor ini makin menambah kesan magis yang dibawa oleh sang (yang dulunya) trio — (Raka Dewangkara).

The Five Rites and Internal Invocation — Majid Alska (SWARA Agni)

Pertama kali didengarkan pada paruh pertama tahun 2021, Genesis 0.1 dari SWARA Agni senantiasa jadi salah satu rilisan yang saya mahsyuri di tahun ini. Nomor dari Majid Alska yang berkolaborasi dengan Laksamana Landrims dan Yopi Ubur ini pun jadi salah satu yang saya gaungkan sana-sini ketika obrolan sedang mengarah pada rekomendasi daftar putar. “The Five Rites and Internal Invocation” jadi pilihan di tahun ini sebab eksperimen suara Adzan dan alat musik tradisional di dalamnya, gila! — (Lutfiah Setyo).

Brainless the Third, On a Cloudy Mission — Kinder Bloomen

Dimulai dari tiga nomor dalam Progression I, Kinder Bloomen seringkali jadi pilihan ultra di waktu-waktu menikmati jajaran lokal. Hingga kemudian “Brainless The Third, On A Cloudy Mission” hadir di pertengahan tahun ini, lagi-lagi grup asal Depok ini masuk ke dalam daftar putar Spotify. Satu yang selalu menarik perhatian, bagaimana Kinder Bloomen mempresentasikan psych-rock dalam musik-musiknya dan berirama dengan itu semua — (Lutfiah Setyo).

Massa — Rub of Rub

Mempertemukan sunset di pantai, ‘Massa’, dan satu objek yang tak bisa disebutkan dalam ketidaksengajaan menjadi satu momen termenyenangkan yang saya rasakan, ketukan progressive dub dan synthesizer berkolaborasi dengan sangat sempurna memainkan cahaya matahari tenggelam — (Maha Fadillah).

Akar Wangi — hara, Guna Warma

Probably one of the best songs that reflects hara’s personality and interest towards her surroundings — (Desfiana Elva).

Morning Sun — Duara, Vira Talisa

That kind of songs that you would play to start your morning routine — (Desfiana Elva).

--

--