WIDELANES FESTIVAL 2018
Teks oleh: Giffary Adzani. Foto oleh: Raka Dewangkara.
Kami fikir menempuh perjalanan dari Bandung ke Jakarta akan membuat kami merasa kelelahan ketika sampai di Widelanes Festival 2018 yang diadakan Sabtu (1/9) kemarin. Ternyata tidak sama sekali.
Dimulai dari Basboi yang sukses membuka acara hari itu dengan sangat baik, dengan ‘Cozy’ sebagai penutup setlist-nya, kemudian SMSR yang tetap mantap membawakan lagu-lagunya walaupun di awal set mereka mengalami masalah teknis, dan dilanjut dengan Pijar yang membuat teman-teman di Livespace SCBD mulai tidak malu-malu untuk bergoyang.
Break maghrib sejenak tidak membuat line-up berikutnya susah payah untuk memanaskan lagi antusias dari semua yg datang hari itu. Fathia Izzati dengan Reality Club nya, Goodnigt Electric dengan tembang-tembangnya yang membawa kita kembali ke masa-masa sekolah menegah, dan Naif yang kita tau dan harusnya bisa kita sepakati bersama, lagu-lagunya akan tetap hidup, dan akan dinyanyikan anak cucu kita nanti.
Mild High Club, oh Mild High Club. Alexander Brettin dan kolega sukses meredakan tensi yang tinggi setelah penonton kehabisan suara akibat ulah Naif sebagai penampil sebelumnya. Reda disini bukan berarti hening, tidak sama sekali. Set yang memang setelah difikir-fikir lumayan terasa panjang, membuat yang datang malam hari itu agak santai tapi tetap sing-along, berterimakasihlah atas dukungan visual yang sangat mendukung pula.
Malam ditutup dengan penampilan dari Kero Kero Bonito yang ternyata membuat kami agak goyang-goyang juga. Membawakan lagu-lagu andalan mereka seperti ‘Flamingo’, ‘Trampoline’, dan ‘Lipslap’, membuat kami yang sebelumnya sedang bersandar, langsung melek dan tidak berhenti angguk-angguk seperti orang kebanyakan gula, memberi energi yang luar biasa, yang awet sampai kami kembali ke Bandung keesokan harinya.
