Bagaimana Mencegah Negative Emotion UX Produk Anda

Okky Putra Barus
Kongkow IT Medan
Published in
4 min readFeb 17, 2018
Sumber : Internet

Sebagai seorang UX desainer, salah satu goals Anda pastilah membuat user Anda enjoy menggunakan produk Anda. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya Anda harus mengeliminasi negative experience dan menyisipkan positive emotion kepada User Anda. Berikut ini, saya akan mencoba sharing bagaimana cara mencegah perasaan frustasi ketika User mencicipi produk Anda.

Bagaimana UX Mempengaruhi Pengambilan Keputusan dan Menghasilkan Perasaan Negatif.

Ketika videotape dan DVD telah digantikan oleh website streaming seperti Netflix, pernahkah Anda menghadapi keresahan ketika memilih film yang akan ditonton oleh karena begitu banyak pilihan di ujung jari Anda? Atau mungkin ketika CD player digantikan oleh mp3 player yang dapat menyimpan 40.000 judul lagu, katakanlah di tempat karaoke, mungkin Anda pernah mengalami kondisi dimana ketika Anda sedang menikmati satu lagu, dan kemudian konsentrasi Anda terpecah karena harus memikirkanlagu apa yang akan dimainkan berikutnya. Atau bahkan sering kali kita mengganti lagunya sebelum lagu yang sedang kita putar berakhir.

Banyak hasil penelitian yang mengatakan bahwa banyaknya pilihan justru mendemotivasi seseorang. Salah satu studi “When Choice is Demotivating: Can One Desire Too Much of a Good Thing?” yang dilakukan oleh psikologis Sheena Iyengar dan Mark Lepper, mendapati bahwa ketika seseorang dihadapkan pada banyak pilihan, maka cenderung ia justru tidak memlih apa-apa. Dan kalaupun ia memutuskan untuk memilih sesuatu, justru muncul kecenderungan perasaan tidak puas ketika menjatuhkan pilihan.

Sumber : Netflix

Tampilan diatas adalah salah satu tampilan Netflix. Perlu saya klarifikasi bahwa saya tidak sedang judge bahwa tampilan Netflix ini tidak bagus. Hanya saja saya sering mengalami perasaaan frustasi dan sulit membuat keputusan ketika disediakan sedemikian banyak pilihan. Dan mungkin saya mengalami apa yang dipaparkan hasil studi yang sebelumnya saya bahas.

Sebagai seorang UX Desainer, tentunya menghasilkan perasaan negative emotions bukanlah bagian dari target . Don Norman, salah seorang penulis buku “The Design of Everyday Things” pernah mengatakan “perasaan negatif dapat membuat user semakin sulit bahkan ketika melakukan tugas yang mudah. Sebaliknya perasaan positif dapat memudahkan menyelesaikan tugas yang susah

Dalam berbagai kesempatan sharing, saya selalu menyampaikan, “Jika Anda ingin membuat user Anda enjoy menggunakan produk Anda, bantu mereka membuat keputusan. Permudah mereka untuk mengikuti flow yang sudah Anda desain, bantu mereka paham akan konsep dan pesan yang Anda coba sampaikan, tidak hanya pada titik-titik tertentu, tetapi juga setiap titik yang telah Anda persiapkan untuk dinikmati perasaan mereka”.

Contoh Negative Experience dalam User Interface

Saya selalu sharing kepada mahasiswa saya bahwa untuk menghasilkan sebuah UI yang memiliki positive emotion, maka kita pelajari saja bagaimana UI yang mengandung negative emotion. Berikut ini adalah beberapa contoh kesalahan yang dapat kita pelajari.

Hindari Friction (Benturan) antar Users dan UI

Satu hal yang perlu kita pahami adalah apa yang terjadi di dunia nyata sebaiknya sama dengan apa yang terjadi di dunia maya. Seringkali banyak e-commerce terjebak dengan mindset lama. Berapa kali Anda pernah masuk sebuah situs untuk belanja online, kemudian Anda diminta untuk lebih dulu mengisi data diri. Well, kalau Anda pergi ke mall, biasanya petugasnya juga ngga perlu kepo dengan minta email Anda, atau minta nomor HP, password dan berbagai form registrasi dulu bukan? Anda hanya belanja ya tinggal keluarkan uang dan ambil belanjaan Anda. As simple as that. Memang dari sudut pandang pemasaran, semakin banyak data yang kita peroleh, maka akan membantu kita untuk keberlangsungan bisnis di masa depan. tetapi sebagai seorang UX desainer, maka kita harus selalu berpikir dari perspektif User.

Sample Halaman Register

Ketika seorang user memutuskan untuk melakukan pembelian dan click checkout, dan situs mengarahkan ke halaman “Create Account”, maka Anda sedang membuat user Anda merasakan gerah bahkan berpotensi untuk tidak jadi transaksi. Saya selalu sarankan kepada para client apabila mereka hendak mendapatkan biodata user, maka sebaiknya dibuat dalam marketing campaign terpisah. Dimana user akan mendapatkan benefit khusus apabila mengisi personal data.

Hindari Penggunaan Bahasa Tech

Desainer sebaiknya meminimalisir penggunaan istilah teknis. Gunakanlah bahasa yang sederhana. Banyak pedagang online kemudian menggunakan istilah teknis, atau menggunakan frase-frase yang menurut mereka canggih dengan harapan orang tertarik dan membeli produk mereka. Sebagai contoh, coba bandingkan dua istilah ini “Seize Your Moment” dan “Capture Your Moment” mana yang menurut Anda paling mudah Anda mengerti ? :)

Hindari Minimnya Arsitektur Informasi

Navigasi yang buruk adalah ketika meletakkan hirarki menu dengan tidak terstruktur dan tidak rapi. Ketika saya berikan project kepada mahasiswa, seringkali ketika menyusun navigasi menu hanya berdasarkan referensi dari tempat lain tanpa melakukan riset mengapa susunan menu seperti ini. Alhasil ketika digunakan, seringkali saya selalu bertanya kenapa hampir sangat sering ada fitur “Tentang Kami” atau mungkin “Links”. Struktu Menu sebaiknya dibangun seperti seorang arsitek yang sedang meletakkan fondasi dasar. Sehingga flow User dapat dengan mudah mengikuti fondasi tersebut.

Kesimpulan

Desainer yang baik, harus mampu “Put yourself in their shoes”. Tentunya Their disini adalah dari sisi User.Sebuah desain harus meningkatkan positive emotion seperti happiness dan pleasure, dan meminimalisir negative affect seperti anger dan frustration. Jika tidak user akan mengerjakan hal sederhana menjadi complicated dan semakin sulit membuat keputusan. Atau worst case scenarionya, bisa jadi mereka akan berhenti menggunakan produk Anda dan mencari platform lain yang memudahkan mereka. Ada beberapa metode untuk meningkatkan positive emotion melalui desain. Mulai dari mencari cara mengurangi friction, menggunakan struktur bahasa yang sederhana dan umum, dan melakukan riset arsitektur informasi yang paling efektif.

--

--