7 Tips Agar Resolusi Tahunanmu Tidak Hanya Jadi Wacana

gempa bumi kecil
kulawarga
Published in
6 min readDec 27, 2019

Tiga hari lagi, tahun 2019 akan berakhir. Mungkin sebagian orang ada yang berpikir tahun hanyalah hitungan angka-angka yang berlalu begitu saja, sebaliknya, sebagian orang lainnya mulai membuat rencana dan resolusi tahunan untuk masa berikutnya.

Bagiku pribadi, membuat resolusi adalah langkah yang sangat baik. Resolusi bisa jadi acuan kita untuk meningkatkan kualitas diri, membangun kebiasaan baik, juga mengukur konsistensi. Namun sayangnya, persoalan resolusi tahunan bagi tiap orang biasanya sama: semangat di awal, tapi ternyata tidak banyak yang berhasil tercapai.

Tidak sedikit yang merasa waktu satu tahun berlalu sangat cepat, tiba-tiba saja sudah hampir pergantian tahun lagi namun belum melakukan perubahan apa-apa. Tidak sedikit pula yang menyesali diri sendiri karena setiap tahun mengulang pola yang sama seperti ini.

Lalu, bagaimana caranya agar lingkaran setan ini berhenti? Apa yang harus dilakukan supaya mulai di tahun 2020 nanti, perubahan dan resolusi tahunan benar-benar bisa kita capai dengan baik?

Mungkin, aku bisa berbagi sedikit cerita dan tips agar resolusi tahunanmu kali ini tidak hanya jadi wacana.

Di awal 2019 lalu aku merasa tahun ini akan menjadi salah satu momen titik balik kehidupan. Aku membayangkan akan ada banyak perubahan baik yang akan kulalui. Apalagi bila mengingat tahun-tahun sebelumnya aku seperti banyak membuang waktu percuma.

Maka dari itu, dengan niat memulai kehidupan yang lebih produktif, aku bersemangat menyusun target-target resolusi tahunan 2019 mulai dari yang ringan dan menyenangkan hingga yang menantang.

Ada sekitar tiga puluh poin yang kususun menjadi resolusi tahunan 2019-ku. Poin ini diluar daftar kebiasaan buruk yang ingin kuperbaiki, dan lebih sesuai disebut target capaian yang ingin diwujudkan.

Terhitung pada Desember 2019, aku berhasil menyelesaikan sekitar dua puluh tiga dari seluruh target tersebut atau 23/30-nya. Ini pencapaian yang cukup baik karena ada sebuah penelitian statistik yang dilansir Business Insider dan diterbitkan dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin pada tahun 2016 mengatakan, hampir 80% orang yang membuat resolusi tahunan tidak berhasil menyelesaikan targetnya.

Dari berbagai artikel yang kubaca pula, banyak spekulasi mengapa resolusi tahunan biasanya gagal diwujudkan. Ada yang bilang, salah satu penyebabnya adalah target resolusi yang terlalu tinggi. Ada juga yang bilang resolusi tahunan menjadi gagal karena sebagian besar orang menganggapnya sebagai beban. Ada pula yang gagal dalam berkomitmen. Resolusi yang ditargetpun hanya hal-hal yang terkesan sulit dan tidak menyenangkan. Padahal, tidak ada salahnya memasukkan target yang kita sukai sebagai resolusi, kan?

Nah, kira-kira, hal-hal berikut adalah kebiasaan yang aku terapkan sehingga resolusiku bisa tercapai dengan baik;

1. Dimulai Dari Evaluasi Diri

Menentukan resolusi tahunan bisa dimulai dengan melakukan evaluasi diri. Kamu bisa melakukan re-call, di masa sebelumnya kebiasaan buruk apa saja yang masih kamu lakukan, rutinitas baik apa yang mulai kamu biasakan, peristiwa besar dan kecil apa saja yang sudah kamu lalui, serta pencapaian apa yang membuatmu bahagia dan yang membuatmu kecewa.

Hasil dari evaluasi ini, kamu akan bisa menemukan daftar kebiasaan yang akan kamu lakukan di tahun berikutnya, sekaligus tujuanmu mengubah kebiasaan buruk itu. Kebiasaan yang sudah baik tentu bisa kamu lanjutkan. Diawali dengan menentukan rutinitas baik ini, kamu bisa melatih komitmen dan konsistensimu yang akan sangat berpengaruh pada pencapaian target-target resolusi di tahun berikutnya.

2 Resolusi Tahunan Yang Terukur

Setelah kamu menyusun daftar rutinitas dan kebiasaan baik yang akan kamu lakukan, kamu bisa mulai menyusun target-target apa saja yang akan menjadi bagian dari resolusi tahunanmu.

Membuat target resolusi tahunan haruslah terukur, konkret dan detail. Kamu harus bisa mengukur kemampuan dirimu serta faktor-faktor pendukungnya, apakah targetmu itu dimungkinkan untuk terwujud.

Pastikan juga targetmu adalah hal yang konkret, bisa kamu pastikan parameter keberhasilannya, serta tambahkan deskripsi bagaimana cara kamu untuk mencapainya. Ini akan sangat membantu, sekaligus membangun mindsetmu bahwa presentasi keberhasilan target itu akan tinggi.

Jangan lupa untuk menuliskan resolusimu dalam bentuk daftar checklist, sehingga kamu bisa langsung membubuhkan ‘ done ‘ ketika targetnya tercapai.

3. Temukan Motivasi

Selain menentukan target yang terukur, temukan alasan atau tujuan mengapa kamu ingin melakukan hal tersebut. Karena sebelumnya kamu sudah membuat evaluasi diri dan pencapaian, tentu akan lebih mudah bagimu menentukan alasan dan tujuan dari resolusi tahunanmu berikutnya.

Sebagai contoh: salah satu targetku di tahun 2020 adalah ingin melakukan Paralayang. Ini kulakukan dengan motivasi untuk melawan ketakutanku akan kedalaman dan ketinggian.

4. Buat Timeline

Dari seluruh target resolusi yang sudah dibuat, tentukan timeline pencapaiannya sesuai kemampuanmu.

Agar lebih mudah, bagi seluruh target selama satu tahun menjadi target bulanan. Target bulanan ini dibagi berdasarkan sumber daya yang kamu miliki untuk mencapainya, konsistensi, kemudahan dan kesulitannya, serta kemungkinan kesibukan yang menjadi prioritasmu di tiap bulan.

Dengan membagi target resolusi tahunan menjadi target bulanan, resolusimu akan terasa lebih ringan. Kamu cenderung tidak akan merasa resolusi sebagai beban, namun di setiap bulannya semangatmu bisa tetap terjaga.

5. Resolusi Harus Menyenangkan

Ingatlah bahwa resolusi tahunan bukan beban. Kamu bisa memasukkan daftar hal-hal yang menyenangkan ke dalam resolusi tahunanmu. Traveling ke sebuah kota, mencoba makanan unik yang belum pernah kamu cicipi, atau membeli sebuah produk yang kamu idamkan juga bisa menjadi bagian dari resolusi tahunan.

Mengapa? Karena tentu saja, untuk mencapainya kamu butuh usaha dan komitmen juga, kan?

Tidak semua daftar resolusi harus target besar dan berat. Bahkan, yang lucu seperti ingin coba menggunduli rambut, atau ingin mengenakan sarung ke kampus setiap hari Jum’at juga bisa kamu jadikan resolusi! Bersenang-senanglah dalam berprogres!

6. Menjaga Rutinitas dan Catat Perkembanganmu.

Tidak ada pencapaian yang benar-benar instan dan mudah didapat, begitu pula resolusi tahunan. Salah satu kunci paling penting dalam realisasi resolusi tahunan adalah menjaga konsistensi. Ritme rutinitasmu harus terus kamu pantau secara berkala.

Aku pribadi melakukannya setiap minggu dan setiap bulan. Aku memantau apakah rutinitas dan progresku untuk mencapai target resolusi tahunan berjalan sesuai timeline? Apakah minggu ini aku melalaikan konsistensi? Apa alasannya? Bagaimana kondisi semangatku? Apakah kesehatan mentalku tetap baik atau ada kendala yang kuhadapi? Bagaimana cara menyelesaikan kendala ini agar aku tetap bisa berprogres?

Menjaga rutinitas dan mencatat perkembangan seperti ini terbukti sangat membantuku, lho. Aku jadi lebih mengenal diriku dan bisa memastikan kapan aku mengalami demotivasi, butuh suntikan semangat, atau bahkan butuh konseling ke psikolog tertentu. Keep yourself on track!

7. Berhenti Bilang “Ah, bisa nanti… Masih ada waktu kok”

Menunda adalah dosa besar! Sudah banyak yang mengaku, resolusi tahunannya gagal karena merasa waktu cepat sekali berlalu. Padahal, penyebabnya hanya satu: kita terbiasa menunda.

Memang nasehat klasik, tapi berhentilah menunda. Meskipun kita memiliki timeline, tapi deadliner sama sekali bukan pilihan yang baik.

Mengatakan “Ah, bisa nanti… Masih ada waktu kok” sama saja dengan menyiksa diri, lho. Tiba-tiba waktunya semakin sedikit dan kamu bisa panik sendiri, stres, tertekan, menyalahkan keadaan atau diri sendiri, bahkan gagal.

Mulailah bergerak meski langkahnya kecil, oke?

Resolusi tahunan adalah proses menuju kualitas diri yang semakin baik. Melakukannya harus dengan bahagia. Seringkali kita lupa untuk menjalani proses dengan bahagia, bahkan menekan diri baru boleh senang kalau target sudah tercapai.

Resolusi tahunan juga harus diniatkan dengan benar. Meski awalnya ikut-ikutan, tapi hindari semangat di awal saja. Jadikan proses mencapai target resolusi sebagai caramu mencintai dan menghargai upaya diri sendiri. Karena bisa jadi, resolusi tahunan kita saat inilah yang menjadi faktor penentu akan menjadi seperti apa diri kita di usia 40 atau 50 tahun nanti.

Dalam perjalanan satu tahun kemarinpun, konsistensiku naik turun dan beberapa kali aku kehilangan semangat. Pencapaian resolusi tahunanku juga masih jauh dari sempurna. Tapi semoga tips dariku ini bermanfaat ya.

Selamat menyambut 2020 dengan resolusi tahunanmu dan semangat yang baru!

Originally published at https://kulawarga.id on December 27, 2019.

--

--

kulawarga
kulawarga

Published in kulawarga

Catatan keluarga rumah tangga Bagus Ramadhan dan Gita Prayitno

gempa bumi kecil
gempa bumi kecil

Written by gempa bumi kecil

Kunjungi FIKSIOMA untuk publikasi fiksi dan WRITHERAPY untuk refleksi diri.