Gudeg, Makanan yang Bikin Kamu Kangen Yogyakarta

Arta
Blog -  Catering Online Jakarta | Kulina
4 min readJun 9, 2017
Nasi gudeg (sumber: www.foody.id)

Belum ke Yogyakarta kalau belum pernah makan gudeg! Setujukah Anda dengan anggapan tersebut? Gudeg adalah makanan khas Yogyakarta yang paling banyak diminati. Tak heran saat berkunjung ke Jogja, Anda akan dengan mudah menemukan penjaja gudeg yang mulai buka dari pagi sampai dini hari. Jogja bahkan mendapat julukan sebagai “Kota Gudeg” — ini menunjukkan jika gudeg memang sangat melekat dan menjadi kesatuan yang tak terpisahkan dengan Kota Yogyakarta.

Sejarah gudeg

Keberadaan gudeg hampir berbarengan dengan mulai dibangunnya kerajaan Mataram Islam di alas (hutan) Mentaok daerah Kotagede pada tahun 1500-an. Ketika membangun kerajaan di alas Mentaok, pohon-pohon di sekitarnya terpaksa harus ditebang. Pohon-pohon yang banyak dirobohkan adalah pohon nangka, kelapa, dan melinjo. Melihat banyak buah nangka muda (gori), kelapa, dan daun melinjo yang terbuang percuma, bahan-bahan tersebut kemudian dibuat makanan oleh para pekerja.

Mengingat kebutuhan makan pekerja yang banyak, maka nangka muda (gori) dimasak dalam jumlah yang besar. Saking banyaknya nangka muda yang dimasak, mengaduknya pun harus menggunakan alat yang mirip dengan dayung perahu. Dalam bahasa Jawa, mengaduk disebut hangudeg/ngudeg. Dari kata tersebutlah munculnya sebutan gudeg yang merupakan hidangan berbahan dasar nangka muda (gori).

Gudeg juga muncul dalam karya sastra Jawa, Serat Centhini. Sekitar tahun 1600-an, dikisahkan Raden Mas Cebolang sedang singgah ke padepokan Pangeran Tembayat yang kini terdapat di wilayah Klaten. Saat sedang berkunjung itu, Pangeran Tembayat tengah menjamu seorang tamu bernama Ki Anom dengan berbagai hidangan termasuk gudeg.

Jenis gudeg

Gudeg dalam berbagai kemasan (sumber: http://www.resepumami.com)

Gudeg secara luas dikenal dalam dua jenis, yaitu basah dan kering. Disebut gudeg basah karena proses pengolahannya berhenti sampai perebusan dan masih berair. Sedangkan gudeg kering masih harus masuk ke proses pemasakan selanjutnya berupa penumisan, agar kadar air berkurang dan menjadi kering. Baik gudeg basah maupun kering, isiannya tidak berbeda yaitu tahu/tempe, telur, daging ayam, dan sambal goreng krecek. Bahan baku pembuat gudeg sendiri juga tak melulu dari nangka muda (gori), tapi bisa juga menggunakan manggar (bunga kelapa) dan rebung.

Selain jenis, bahan baku, dan lauk yang beragam, kemasan gudeg pun mulai banyak dikreasikan sekarang. Jika dahulu hanya dibungkus menggunakan kertas bungkus dan daun pisang, maka sekarang gudeg bisa dibawa menggunakan besek (anyaman bambu), kendil (gerabah), dan bahkan kaleng. Gudeg yang dimasukkan ke dalam aneka kemasan untuk dibawa sebagai oleh-oleh ini biasanya adalah gudeg kering.

Kebiasaan menjadikan gudeg sebagai buah tangan selepas berkunjung ke Jogja dimulai sekitar tahun 1940-an. Di tahun tersebut Presiden Soekarno berkeinginan untuk membangun universitas di Yogyakarta yang sekarang menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Seiring dengan pembangunan kampus UGM, muncullah kampung sentra gudeg Mbarek di sekitar area kampus. Mengingat jumlah mahasiswa dari luar Jogja yang cukup banyak, gudeg pun menjadi wajib dibawa untuk oleh-oleh. Itulah yang membuat gudeg sangat identik dengan Yogyakarta. Baru di tahun 1970-an, pemerintah kota mendirikan sentra gudeg baru yakni Wijilan.

Resep Gudeg Kering

Gudeg kering (sumber: http://travel.tribunnews.com)

Untuk membuat gudeg, waktu yang dibutuhkan tidak sebentar yaitu sekitar 1–3 jam. Jika dalam jumlah yang banyak, waktu memasaknya kemungkinan bisa mencapai 5–6 jam. Ada 3 komponen utama untuk menghasilkan sajian gudeg yang lengkap, yaitu gudeg nangka muda (gori), areh atau kuah, dan sambal krecek. Ingin mencoba membuatnya sendiri di rumah? Berikut Kulina bagikan resepnya!

Bahan membuat gudeg:

1 kg nangka muda (gori), potong kecil-kecil
1 ruas lengkuas, dimemarkan
2 lembar daun salam
1000 ml santan

Bumbu yang dihaluskan:

10 siung bawang merah
3 siung bawang putih
4 butir kemiri
½ sdt ketumbar bubuk
250 gr gula merah
Garam secukupnya

Cara memasak:

1. Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan ke dalam panci.
2. Tambahkan nangka muda (gori), lengkuas, daun salam, dan santan.
3. Rebus hingga warna nangka muda berwarna merah kecokelatan dan santan mulai berkurang, kira-kira 1–2 jam.
4. Setelah itu tiriskan, lalu kemudian sangrai gudeg kira-kira 3–5 menit.

Bahan membuat areh/kuah gurih:

2 ekor ayam (bisa juga menambahkan lauk lain seperti tahu, tempe, telur, dll)
1000 ml santan

Bumbu yang dihaluskan:

6 siung bawang merah
5 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
5 butir kemiri
1 ruas lengkuas
3–4 lembar daun salam
1 batang serai
Gula merah secukupnya
Garam secukupnya

Cara membuat:

1. Bersihkan ayam lalu potong-potong, jika anda ingin menambahkan lauk lain juga jangan lupa bersihkan terlebih dahulu.
2. Masukkan bumbu halus, santan, dan ayam/lauk lain.
3. Rebus sampai daging ayam empuk dan kuahnya berkurang.

Bahan membuat sambal krecek:

250 gr krecek sapi
10 buah cabai rawit
500 gr tempe, iris tipis
500 ml santan
5 lembar daun salam
1 ruang lengkuas, dimemarkan

Bumbu yang dihaluskan:

6 siung bawang putih
8 siung bawang merah
5 buah cabai merah
4 butir kemiri
Gula merah secukupnya
Garam secukupnyaMinyak goreng secukupnya

Cara membuat:

1. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan, daun salam, dan lengkuas.
2. Masukkan tempe dan santan, kemudian masak sampai mendidih.
3. Tambahkan krecek dan cabai rawit.
4. Tunggu sampai krecek melunak.

Masak Gudeg memang butuh waktu yang lama tapi Anda dijamin tidak akan kecewa dengan rasanya. Gudeg semakin nikmat jika disajikan dengan nasi yang masih hangat.

Sumber:
https://gudeg.net
http://nationalgeographic.co.id
https://resepmedia.com

--

--