Kisah-kisah Di Balik Sayur Lodeh

Sofwan Hadi
Blog -  Catering Online Jakarta | Kulina
4 min readFeb 22, 2017
Sayur lodeh dikenal di berbagai wilayah di Indonesia. Cita rasanya gurih dan terdiri dari berbagai macam bahan.

Salah satu makanan khas Indonesia yang paling gemari adalah sayur lodeh. Sayur yang lebih dikenal oleh masyarakat Pulau Jawa ini menggunakan santan sebagai bahan dasar kuahnya. Sementara untuk isian, sayur lodeh umumnya memakai buah labu (jipang), kacang panjang, dan juga terong. Jika bicara soal rasa, sayur lodeh didominasi oleh rasa gurih dan manis yang siap memanjakan lidah.

Belum ada catatan pasti tentang asal mula atau sejarah sayur lodeh. Namun, di balik sayur lodeh, ternyata ada kisah-kisah menarik. Mulai dari cerita pasukan Mataran yang menyerang Batavia hingga kisah Presiden pertama Indonesia, Soekarno saat mengenal Siti Suhartini. Berikut kisah-kisah di balik sayur lodeh;

1. Kisah sayur lodeh Hartini dan Soekarno

Siapa kira, kisah asmara antara presiden pertama Indonesia Ir Soekarno dan Sri Suhartini berawal dari sayur lodeh. Dalam buku Srihana-Srihani Biografi Hartini Sukarno, Hartini mengisahkan momen pertemuannya dengan Soekarno untuk pertama kalinya.

Soekarno dan Hartini di Istana Bogor.

Pada 1952, Soekarno beserta rombongan singgah di Salatiga dalam perjalanan ke Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Setelah berpidato di hadapan rakyat Salatiga, Soekarno beristirahat dan makan siang di rumah Walikota Salatiga.

Diantara beragam sajian di meja makan hasil olahan para ibu, Soekarno begitu lahap menyantap sayur lodeh. Belum selesai ia menyantap menu kesukaannya itu, Soekarno bertama kepada sang Walikota, “Siapa yang memasak sayur lodeh seenak ini? Aku ingin berterimakasih kepadanya.”

Itulah momen pertama Hartini bertemu Soekarno. Gugup dan senang ketika maju dan mengulurkan tangan. Bung Karno terpesona oleh kecantikan Hartini. Sambil tetap memegang tangan Hartini, Bung Karno bertanya, “Rumahnya di mana? Anaknya berapa? Suami?

2. Cerita tentang pasukan Mataram menyerang Batavia

Cerita mulut ke mulut dan logika otak-atik gathuk mampu membentuk narasi sejarah sendiri tentang sayur lodeh.

“Serangan Besar di Batavia oleh Sultan Mataram” pada tahun 1628.

Beberapa abad lalu, pasukan Mataram bergerak untuk menyerang Belanda di Batavia. Saat itu Sultan Agung menggunakan strategi tarik pasukan, seluruh tentara yang tersebar di berbagai daerah ditarik untuk membantu penyerangan. Alhasil berbagai jawara yang berasal dari daerah Tegal, Betawi, Cirebon, dan daerah lainnya bergabung dengan penyerangan tersebut.

Namun, dalam usaha penyerangan tersebut tidak berjalan lancar. Tentara Belanda mencoba mengagalkan usaha penyerangan dengan cara membakar gudang makanan tentara Mataram. Mereka bahkan mengancam para juru masak di Batavia agar tidak membantu tentara Sultan Agung yang sedang melakukan penyerangan.

Akibatnya, tentara Mataram yang berada di dalam hutan mengalami kelaparan. Bahan makanan yang tersedia di gudang sudah habis dibakar oleh tentara Belanda. Ditengah kelaparan tersebut, mereka memasak berbagai bahan makanan yang masih tersisa. Ternyata sayur yang dibuat tanpa resep itu memiliki rasa lezat. Lalu ketika salah satu tentara dari Bandung berkata apa nama sayur, tentara dari Betawi menjawab, “Terserah deh mau dikasih nama apa. Terserah lo deh.

Ternyata tentara dari Bogor mengira kalau tentara dari Betawi mengatakan kalau nama sayur itu “sayur lodeh”. Padahal maksudnya adalah “terserah lo deh” yang berarti “Terserah kamu deh”.

3. Sayur Lodeh sebagai penolak bala

Di Yogyakarta, sayur lodeh yang dihidangkan pada prosesi selametan dilambangkan sebagai tolak bala. Hal ini tidak terlepas dari 12 komponen penyusunnya yaitu labu kuning, kacang panjang, terong, kluwih, daun so (daun melinjo), kulit mlinjo, labu siam, pepaya muda, nangka muda, kobis, sayur bayung dan kecambah kedelai.

Sayur lodeh dan daging sapi sambal hijau di paket Kulina Box Deluxe.

Pada 2005, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan kepada nelayan di pesisir Kulon Progo untuk memasak lodeh dan mengenal tanda-tanda alam. Saat itu, badai besar yang melanda pesisir Australia bergerak ke arah pulau Jawa. Konon, pada masa pagebluk (masa sulit), Sultan juga mengajak rakyat untuk memasak 12 jenis sayur alias sayur lodeh.

Resep Sayur Lodeh

Bumbu halus
3 siung bawang putih
6 siung bawang merah
3 butir kemiri
1 sdm garam
1 sdt ketumbar
Gula putih secukupnya

Bahan utama
Melinjo secukupnya
100 gram daun melinjo
200 gram labu siam
100 gram kacang panjang
1 buah terung
3 potong jagung
600 ml santan
1 potong tempe

Bumbu pelengkap

1 buah cabai merah
3 buah cabang ijo
1 cm lengkuas
2 lembar daun salam

Cara memasak:

Pertama-tama, haluskan bawang putih, merah, kemiri, garam, ketumbar, dan gula putih. Kemudian, potong-potong labu dan terung bentuk dadu, potong kacang panjang (2 cm). Iris cabai ijo dan merah.

Kemudian, rebus santan dan bumbu halus hingga matang. Masukkan lengkuas, jagung, labu siam, melinjo, dan kacang panjang masak hingga matang. Terakhir, daun melinjo, cabai merah, terung masak hingga seluruh bumbu meresap. Lalu sajikan.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sayur_lodeh
http://maulidinbastian.blogspot.co.id/2009/01/asal-usul-sayur-lodeh.html
http://selerasa.com/resep-bumbu-recipe-dan-cara-memasak-membuat-sayur-lodeh-sederhana-yang-enak-dan-gurih
https://rosodaras.wordpress.com/2009/07/05/cinta-lodeh-bung-karno-dan-hartini/

--

--