GDG DevFest Jakarta : Berkumpulnya Developer Google Se-Jakarta

Aditya Rachman Putra
Labtek Indie
Published in
6 min readDec 11, 2017

Dua bulan terakhir di tahun 2017 ini menjadi ajang Google Developer Group (GDG) sedunia untuk “merayakan” festival tahunan untuk para developer, yaitu Google DevFest. Dilaksanakan secara sporadis oleh seluruh GDG di dunia, masing-masing mengangkat tema yang unik dan tentunya menarik bagi komunitas GDG masing-masingnya.

GDG DevFest Jakarta merupakan salah satu acara festival ini yang dilaksanakan di Universitas Pebarnas Jakarta dengan mengundang developer yang tertarik ataupun telah menggunakan teknologi Google. Acara bertema meetup ini dilaksanakan selama dua hari di mana hari pertama diisi dengan kegiatan talks mulai dari diskusi terbuka bersama praktisi startup di Indonesia seperti Ruma, Picmix, dan 8Villages, hingga demonstrasi beberapa produk Google (Google Firebase, Cloud Vision, dll).

Dalam artikel ini, saya akan menyampaikan beragam insight seru yang saya dapatkan, selama mengikuti acara ini.

Tentang Web Development

Pembicara pertama dalam sesi talks dari GDG DevFest ini adalah Yohan Totting (@tyohan) yang membicarakan mengenai mengapa kita perlu belajar mengenai web. Hal pertama yang diceritakan adalah karena web merupakan medium yang ada di mana-mana. Kita secara teori bisa mengakses web selama terkoneksi dengan internet, baik melalui smartphone, laptop, desktop ataupun tablet.

Selain itu beberapa tahun terakhir telah banyak terobosan dalam web technology yang membuatnya tak kalah dari aplikasi native

  1. Sifatnya yang up-to-date sehingga user tak perlu melakukan update di gadgetnya masing-masing, karena update yang dilakukan developer langsung ter-refleksikan di web-apps yang diakses user.
  2. Kemampuan service worker yang meng-empower web untuk memiliki kemampuan yang menyaingi native apps.
  3. Munculnya Asm.js yang dapat membuat javascript bekerja lebih optimal.

Google sendiri sedang mengembangkan apa yang disebut sebagai Progressive Web Apps (PWA), dengan 4 prinsip dasar yaitu fast, integrated, reliable dan engaging. Dengan menganut prinsip ini web apps akan memiliki kemampuan yang sama atau mungkin melebihi native apps. Beberapa perusahaan yang telah menggunakan teknologi adalah Uber, Instagram, dan Trivago.

Insight :

  • API Google PWA sudah banyak dan bisa sangat memudahkan membuat web apps yang interaktif
  • Rule of Thumb : Compressed size kudu kurang dari 200 kb biar ringan dan loadnya cepat

Bincang — Bincang 1 : AADC (Ada Apa Dengan Coder)

Sesi kedua ini diisi oleh tiga orang pembicara dengan format diskusi bermoderator. Dengan narasumber Jaka (Head of UX di Ruma), Calvin (CEO Picmix), dan Iip (Fasilitator Android Kejar). Pada kesempatan ini, topik yang dibawakan adalah tentang segala hal seputar coder, terutama pandangan narasumber terhadap coder idaman masing-masing.

Dimulai dari pertanyaan mengenai apa yang dicari dalam seorang coder. Kurang lebih bisa disederhanakan seperti berikut:

  • Jaka : Berniat dan berusaha untuk berempati dengan user
  • Calvin : Tidak hanya untuk mengibur user lain dengan teknologi canggih (karena bisa jadi banyak user yang gaptek).
  • Iip : Dapat berkomunikasi dengan baik dalam tim.

Dilanjutkan dengan pertanyaan kepada Jaka mengenai bagaimana memanage tim yang berbeda-beda (bahkan mismatch). Menurutnya yang utama dalam memanage suatu tim adalah mengetahui sense of purpose dari masing-masing individualnya, kenapa ia melakukan yang mereka lakuka. Dengan berempati satu sama lain dapat membuat satu tim menyelesaikan masalah yang nyata.

Insight :

  • Most division head need developer who can empathize with the user
  • It’s not unusual for one or two developer to be hard to communicate his thought
  • Not rare for fresh talent to be a generalist. But Specialist will still be more expensive
  • Google launchpad ngajarin design sprint
  • Di Picmix tiap jumat ada sharing idea, may be nice to get more info on this
  • It is interesting how Mapan (Ruma) keep in touch with their users
  • Olahraga bisa jadi cara bagus untuk mikir kalau udah stuck

Demo Google Cloud for Big Data

Pada sesi ini dilakukan sharing mengenai kegunaan google cloud untuk kepentingan environment big data saat ini. Dan juga membicarakan bagaimana trend ‘No Ops’ dimana developer bisa berjalan tanpa perlu peduli tentang ops. Dan yang dilakukan oleh Google Cloud adalah untuk mengimplementasikan No Ops at scale.

Yang membuat google cloud powerfull adalah kemampuan untuk melayani ribuan calls pada tabel yang relatif besar. Juga dapat melakukan big query hingga skala terabytes dalam waktu puluhan detik hingga satuan menit.

Insight :

  • Saya perlu belajar database lebih banyak lagi
  • Kesempatan juga buat Ops untuk belajar di codelabs google atau qwiklabs google

Bincang — Bincang 2 : Menjadi Social Entrepreneur

Pada sesi ini yang dimoderatori oleh Naomi, membicarakan mengenai bagaimana code bisa membuat solusi, terutama masalah sosial. Dengan 2 orang panelist yait Sagad dari 8Villages dan kak Olin dari Ajarin. Untuk sedikit latar belakang:

  • 8Villages merupakan social network yang dikembangan oleh Sagad dengan konsep untuk mengedukasi para petani. Dengan bantuan dari beberapa NGO (seperti Bunda Gaul) dan juga dari pemerintah (Diskominfo). Dengan produk terakhirnya berupa marketplace untuk menghubungkan petani langsung dengan calon pembeli sehingga petani bisa mendapatkan harga jual yang lebih tinggi, dan pembeli membeli dengan harga yang cukup rendah (dengan melewati tahap tengkulak).
  • Ajarin merupakan suatu platform yang berawal dari thesis kak Olin yang berfungsi untuk menghubungkan anak umur 4–16 tahun yang ingin belajar (baik pelajaran, softskill, musik, dll) dengan talent yang dapat mengajarkannya.

Pada sesi ini, saya terlalu fokus ke cerita mas Sagad, sehingga banyak cerita yang direkam merupakan cerita dari Sagad. Sebelum membuat 8villages, dia membuat 6Reps, social media untuk pelaku fitness yang didirikannya bersama Deni Santoso. Lalu setelah itu membuat 8Villages bersama Cofoundernya orang Prancis yang menunjukkan concern pada Low-Middle Class Crisis di Indonesia.

Insight :

  • 6Reps sukses sebagai social media karena pengguna bisa dengan nyaman berbagi proses olahraganya dibanding di social media lebih umum (analogi orang make bikini di pantai vs di mall)
  • Agrikultir masih muda di Indonesia dan berpotensi untuk ‘di-exploit’
  • Gimana cara 8Villages pendekatan ke Petani cukup menarik untuk dicari tahu
  • Cerita yang ada orang minjem dan saat mau balikin distop satpam karena pakaiannya ‘kumuh’ cukup eye opener.

Demo fitur Firebase

Sesi demo ini dilakukan oleh Leonik dari Redblood. Dengan membandingkan Firebase dengan alternatifnya, VPS yang membutuhkan set-up yang memakan waktu cukup lama. Juga dengan masalah yang biasa dihadapi oleh backend, yaitu traffic yang fluktuatif sehingga bisa menyebabkan antara overkill system atau malah overload. Dengan menggunakan Firebase hal itu bisa diatasi dengan relatif mudah.

Insight :

  • Firebase terlihat cukup mudah untuk digunakan dengan banyak API yang tersedia

Demo Google Vision API

Sesi ini dibawakan oleh Cecilia Astrid, Data Scientist dari Mers yang melakukan demo untuk Cloud Vision API dengan Python. Cloud Vision API dapat melakukan classification dan OCR. Pada Demo ini menunjukkan kapabilitas Google Cloud Vision API dengan menggunakan python dengan format paket JSON.

--

--