Speedhacks : Memetakan Wi-Fi Labtek Indie

Aditya Rachman Putra
Labtek Indie
Published in
5 min readDec 29, 2017

Artikel ini merupakan penulisan kembali dari thread twitter saya sendiri dengan beberapa resources bisa dilihat di repo github, dengan harapan pembacaan akan lebih nyaman dan berkelanjutan. mengapa saya sebut speedhacks? Karena memang pengerjaannya dibatasi untuk hanya mengambil waktu maksimal 1 hari. Dan untuk kali ini dengan harapan coverage Wi-Fi Kantor yang lebih baik, hayu mulai.

Pendahuluan

Sebelum memulai untuk memetakan, ada baiknya dipikirkan dulu biar lebih terarah. Mungkin bisa dimulai dari mempertanyakan sebenarnya komponen apa yang kira-kira bermanfaat untuk di petakan. Dari beberapa variabel yang saya perkirakan akan menjadi concern, seperti kecepatan koneksi (unduh/unggah), kekuatan sinyal, waktu ping, dan lain-lain. Namun untuk kali ini dipilih kekuatan sinyal sebagai variable yang akan diukur dan dipetakan. Mengingat kekuatan sinyal bisa menentukan luas coverage dari Wi-Fi. Setelah sedikit berfikir, sekarang menjadi jelas tahapan selanjutnya yang perlu dilakukan, Googling bagaimana mengukur kekuatan sinyal!

Dari pencarian exhaustive yang dilakukan, didapat beberapa alternatif untuk melakukan hal ini:

  1. Menggunakan gabungan Network Utilities + Spreadsheet
  2. Menggunakan tools Wi-Fi Analyzer dan memetakannya dengan program lain
  3. Menggunakan Integrated Network Mapping Tools

Dengan alasan speedhacks (butuh cepat) maka diambil jalan pintas untuk menggunakan opsi 3. Dengan menggunakan laptop saya sendiri sebagai receiver Wi-Fi (mengingat bisa juga menggunakan Smartphone atau beberapa device untuk meningkatkan confidence dari hasil pemetaan). Sekarang baru bisa bergerak ke gerak.

Persiapan

Eh ternyata ada requirements dulu sebelum mulai memetakan. Yaitu (obviously) peta atau denah dari ruangannya sendiri. Walaupun telah ada denah Labtek Indie dulu, namun karena saya panik jadi lupa bertanya jadilah saya berkeliling ruang kantor menghitung ubin untuk bisa menggambar denah labtek. Setelah 20 menit melakukan pengukuran kasar didapatkan draft pertama denah Labtek Indie (Yay!)

Sketsa denah Labtek Indie dengan menghitung ubin

Namun setelah dipikir-pikir, denah seperti ini akan cukup menyulitkan untuk di tahap selanjutnya (memetakan). Untuk itu saya langsung mengunduh Google SketchUp Pro (sok-sok-an padahal mah baru belajar juga) , Install, dan langsung mendenah dengan draft tadi sebagai referensinya, 20–30 menit berlalu dan menghasilkan denah yang cukup passable untuk digunakan mapping. Walau pada tahap ini saya lupa untuk menghitung tebal dinding pemisah yang ada, jadi kebenaran denah ini cukup dipertanyakan. Tapi bisa dipakai kok. Bismillah. Aamiin.

Denah Labtek Indiedengan menggunakan SketchUp

Mapping

Sekarang baru dilakukan pemetaan. untuk tahap ini dipilih Ekahau sebagai tools untuk mappingnya (karena gratis tentunya). yang perlu dilakukan cukup membuka Ekahau, membuka gambar denah dan tinggal berjalan berkeliling ruangan dengan membawa laptop dan mengklik posisi saya di denah sambil berkeliling. Setelah berkeliling satu kali menggunakan laptop saya di satu tangan (sekitar 4–5 kg) sepertinya kesabaran dan tangan kiri saya tidak kuat untuk melanjutkan pemetaan dengan device lain. Untuk itu saya akan sebisa mungkin menganalisa dari data yang terbatas ini dan berasumsi terlalu banyak.

Pengenalan Pre-Analisa

Sebelum menganalisa, ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai denah untuk mempermudah analisa.

  1. Hampir seluruh kegiatan labtek Indie dilakukan di Main Space yang berupa ruang kantor juga meeting space.
  2. Back Space biasanya digunakan sebagai lounge namun terkadang digunakan juga untuk meeting bila Main Space sedang ramai.
  3. Terrace sering digunakan oleh para partners (sebutan lain karyawan Labtek Indie) untuk sebat dan ngopi sambil browsing juga.
  4. Relaxing Room merupakan ruangan istirahat yang tidak jarang digunakan sebagai tempat conference call individu (karena terisolir dan sepi)

Empat ruangan ini menjadi concern utama coverage dengan prioritas 1 sangat penting hingga 4 yang terrendah. Selanjutnya mengingat Labtek menggunakan 3 router saat speedhacks ini berlangsung, namun sekarang hanya satu yang digunakan maka pada tulisan ini akan dianalisa dari 2 router yang memang sekarang digunakan di Labtek Indie. Pada router pertama (di Main Space) ini terdapat 2 SSID dengan konfigurasi yang berbeda, mari sebut saja “TamuLabtek” dan “PartnersLabtek” sebagai SSIDnya. TamuLabtek menggunakan frekuensi 2.4 Ghz sedangkan PartnersLabtek berada pada band 5 Ghz. Sedangkan router satu lagi berada di Back Space dengan SSID “OfficeLabtek” dan frekuensi 2.4 Ghz.

Hasil Analisa

Untuk SSID TamuLabtek bisa dilihat bahwa coverage-nya menjangkau terrace dan main space, bahkan hingga back space. Namun pada dasarnya hanya dibutuhkan di terrace dan main space, mengingat TamuLabtek dibuat untuk tamu Labtek Indie. Pada hasil ini juga bisa diamati pettern coverage 1/4 lingkaran yang menandakan bahwa antenna router ini omnidirectional namun disimpan di posisi yang cukup memojok.

Hasil mapping coverage sinyal TamuLabtek

Sedangkan untuk SSID PartnersLabtek dengan Band 5 Ghz bisa dilihat memiliki jangkauan yang relatif lebih dekat dibandingkan dengan TamuLabtek (dengan router yang sama) dan hanya mencangkup dengan baik main space saja. Ini bisa diamati dengan mindset positif. Mengingat dengan begitu maka penggunaan SSID ini hanya untuk work-oriented yang memang biasa dilakukan di main space.

Pemetaan Coverage PartnersLabtek

Untuk router kedua ini, bisa diamati bahwa coverage-nya tidak sejauh router pertama. Mengingat router kedua ini umurnya cukup lebih tua dibanding router pertama. Namun yang bisa diperhatikan adalah router ini mencakup area yang tak dicover oleh router pertama. Dan menjadi komplemen yang baik untuk router pertama.

Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari analisa dan speedhacks kali ini adalah:

  1. Dengan nature router yang memiliki antena omni-directional, penempatan router pada posisi memojok atau mepet dengan dinding akan mengurangi jangkauan sinyal dari router tersebut. Hal ini bisa diatasi dengan penempatan yang diubah menjadi ke tengah area atau dengan menggunakan reflector untuk memantulkan sinyal yang menuju dinding
  2. Penempatan dua router pada ujung-ujung daerah kantor merupakan keputusan yang baik mengingat bentuk ruangan kantor yang memanjang.
  3. Penggunaan 2 band juga membuat pemisahan prioritas antara tamu dan work-related secara jelas.
  4. Namun pemisahan dengan band yang berbeda akan menjadi kekurangan juga bila kebanyakan device yang digunakan belum support 5Ghz, sehingga yang terjadi adalah SSID dengan band 2.4 Ghz akan digunakan oleh tamu maupun partners dan freelancer.
Sok-Sok an make templatnya Fat-Lab

Daaan dengan kesimpulan ini, speedhacks pertama yang saya lakukan selama kurang lebih 4 jam ini bisa dibilang cukup selesai dan semoga bisa bermanfaat baik bagi kalian yang ingin meng-sangkil-kan positioning routernya, maupun bagi Labtek Indie. Sampai jumpa di speedhacks selanjutnya.

--

--