Tiga Hari Memahami Design Thinking bersama Labtek Indie

Dea Chandra Marella
Labtek Indie
Published in
7 min readMay 25, 2018

Apakah kamu sudah pernah mendengar tentang design thinking? Jika sudah, pernah mencoba mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata? Atau masih bertanya-tanya apakah seseorang yang bukan designer dapat memahami design thinking?

Selama tiga hari kemarin (15–17 Mei 2018) Labtek Indie kembali menggelar Design Thinking Workshop di kantor Labtek Indie. Acara ini ditujukan untuk memperkenalkan design thinking sebagai salah satu framework/model/pendekatan cara berpikir efektif dalam memecahkan masalah. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang dapat mengaplikasikan design thinking sebagai strategi untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ditemui; baik sebagai freelancer di Labtek Indie ataupun di lingkungan bekerjannya masing-masing.

Day #1 What is Design Thinking?

Workshop hari pertama dimulai pada Hari Selasa, 15 Mei 2018 dari pukul 09.00 yang diikuti sebanyak 25 peserta dengan materi design thinking. Sesi pembuka ini dikawal oleh Mita dari Riset Indie sebagai lead facilitator serta Tanti dan Wigy sebagai co-facilitator.

Kegiatan ini dimulai dengan perkenalan singkat mengenai Labtek Indie yaitu sebuah perusahaan riset, desain, dan pengembangan produk-produk teknologi dengan pendekatan human-centered-design dan menggunakan framework design thinking sebagai cara pemecahan masalah. Kemudian dilanjutkan para peserta yang mengenalkan dirinya masing-masing.

Usai sesi pengenalan, Mita menjelaskan mengenai design thinking dan proses apa saja terdapat dalamnya. Design thinking sendiri adalah sebuah framework/model/pendekatan cara berpikir kreatif untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi, berfokus pada pengguna. Framework ini dikenal ketika dipopulerkan oleh David Kelley dan Tim Brown.

Mita (Riset Indie) sedang menjelaskan mengenai proses design thinking (foto oleh Dea)

Proses Design Thinking

Tahapan pertama dalam proses design thinking adalah fase empathize, yaitu mencari dan menggali penyebab permasalahan dengan cara berempati dengan memahami perspektif pengguna atau orang lain. Selanjutnya adalah fase define, yaitu fase untuk menentukan masalah yang akan ditemukan solusinya melalui suatu produk.

Fase ke tiga adalah ideate, ini adalah fase yang menghasilkan ide-ide untuk menyelesaikan masalah (diverging) dan kemudian memilih salah satu ide untuk menentukan akan seperti apa produk yang akan dibuat (converging). Prototype adalah fase ke empat, dengan membuat prototype dari ide yang telah ditemukan guna mendapatkan pemahaman seperti apa gambaran yang akan dihasilkan. Terakhir, adalah testing, yang merupakan fase untuk menguji dan memvalidasi prototype yang telah dibuat.

Design thinking process (ilustrasi: Idus)

Workshop

Setelah menjelaskan apa itu design thinking dan bagaimana prosesnya, Mita kemudian membagi 25 peserta ke dalam lima kelompok yang terdiri dari 5 orang di masing-masing kelompok. Setelah para peserta berada di dalam kelompoknya, Mita memulai dengan pertanyaan “Apa permasalahan yang sedang dipikiran?” pada seluruh peserta di masing-masing kelompok, lalu peserta ditugaskan untuk mengutarakan dengan menuliskannya pada sticky notes, kemudian mendiskusikannya dan menentukan mana satu permasalahan yang akan dipilih dalam satu kelompok.

Selain bertujuan untuk berkolaborasi dalam kelompok, proses ini juga mendorong setiap peserta untuk menghargai perbedaan pendapat di dalam sebuah diskusi kelompok dan tentunya terbuka dengan ide-ide yang dimiliki setiap orang.

Lima permasalahan pun dipilih, mulai dari keresahan akan informasi ketersediaan parkir bagi pengendara mobil di mall dan di daerah Jalan Dipatiukur Bandung. Lalu masalah tidur yang dirasa tidak berkualitas, adiksi penggunan Instagram hingga masalah dalam kesulitan mengingat nama orang. Semua permasalahan tersebut berasal dari keseharian dan tentunya atas dasar empati yang nantinya berfokus terhadap kebutuhan serta keinginan klien atau konsumen.

Usai mengumpulkan dan memahami masalah-masalah (empathize) dilanjutkan dengan menentukan satu masalah yang dipilih (define), kemudian memaparkan ide-ide apa saja di dalam kelompok dalam proses ideate dan ideas to action untuk menyelesaikan masalah (diverging) lantas memilih satu ide untuk menentukan akan seperti apa produk yang nantinya akan dibuat (converging).

Proses ideasi

Proses selanjutnya adalah menyusun design challenge, yaitu menyusun permasalahan dengan memahami apa permasalahan yang ingin disolusikan? Mengubah permasalahan menjadi kalimat tanya dan dampak apa yang ingin diraih? Dengan rumus kalimat sebagai berikut:

Bagaimana kita bisa (kata kerja) (apa) + untuk (siapa) + sehingga (perubahan yang diharapkan)?

Dari rumusan tersebutlah maka didapat design challenge berikut dari masing-masing kelompok beserta prototype yang mereka rancang dan presentasikan:

1. Bagaimana kita bisa memberikan informasi ketersediaan parkir bagi para pengendara mobil dengan mengatasi efisiensi waktu dalam mendapatkan parkir?
Prototipe: Aplikasi bernama King Parking

Paper Prototype King Parking

2. Bagaimana kita bisa menyediakan informasi agar pemarkir di sekitar DU bisa mendapatkan layanan parkir yang fair ketika memarkirkan kendaraannya di parkir liar?
Prototipe: Sistem FairKir. Simulasi parkir di daerah DU dengan sistem color code untuk karcis parkir dan petugas parkir

Paper Prototype FairKir

3. Bagaimana kita bisa mengatur waktu tidur untuk mahasiswa agar mendapatkan tidur yang lebih berkualitas?
Prototipe: Aplikasi Sleepo untuk asistensi waktu tidur dan kualitas tidur

Paper Prototype Sleepo

4. Bagaimana kita bisa mengurangi adiksi Instagram untuk pengguna Instagram pribadi agar dapat lebih produktif?
Prototipe: Aplikasi Blocky, campaign dengan kata-kata khusus agar orang menutup Instagram dan sebagai timer untuk mengontrol penggunaan aplikasi Instagram

Paper Prototype: Blocky!

5. Bagaimana kita bisa mengingat nama orang yang kita kenal sehingga ketika bertemu tidak lupa?
Prototipe: Widget Circle Check untuk menebak nama orang sebagai password untuk membuka akun media sosial

Paper Prototype Widget Circle Check

Pada fase prototyping, setiap kelompok ditugaskan untuk membuat paper prototype dengan bahan dan alat yang Labtek Indie sediakan, seperti kertas warna, spidol, karton dan lainnya. Fase ini berlangsung dengan seru dan menyenangkan, setiap peserta didorong untuk memvisualisasikan idenya dan begitu bersemangat membuat prototype yang dibutuhkan. Mita pun mengingatkan untuk membuat prototype yang tidak perlu cantik melainkan bermakna. Design thinking workshop hari pertama pun diakhiri di dengan presentasi prototype dari masing-masing kelompok.

Day #2 User Testing & Presentation

Masih dikawal Mita, materi di hari ke dua workshop adalah melakukan pengujian dan memvalidasi prototype yang telah dibuat. Untuk menguji prototype, para peserta dipersilakan untuk memperlihatkan, menguji, dan memvalidasi kegunaannya pada orang-orang di luar Labtek Indie. Pada fase ini, peserta diperbolehkan melakukan testing dengan mengeksplorasi area testing guna mendapatkan feedback yang dibutuhkan. Setiap kelompok pun mulai memikirkan strategi dan melakukan testing ke kampus-kampus, jalan Dipati Ukur, dan tempat-tempat yang dirasa relevan.

Para peserta diberi sejumlah waktu untuk melakukan fase pengujian dan kembali dengan download feedback, yaitu apakah prototype bekerja sesuai harapan, atau apakah justru tidak berjalan sesuai harapan? Download feedback juga menghasilkan apa saja pertanyaan dan ide yang muncul ketika melakukan testing di lapangan.

Mita selaku lead facilitator juga memberikan materi tentang bagaimana presentasi singkat yang menarik dan tidak membosankan dengan cara story telling. Setelah pemaparan materi ini, beberapa kelompok pun menerapkan metode story telling pada presentasi prototyping mereka.

Presentasi dengan story telling

Day #3 How to be a Facilitator?

Setelah dua hari workshop design thinking bersama Mita, di hari ke tiga workshop, giliran Tanti yang menjadi lead facilitator ditemani Wigy sebagai co-facilitator. Pada kesempatan tersebut Tanti membagikan cara bagaimana menjadi seorang facilitator dan co-facilitator dalam proses design thinking lalu bersama-sama mendiskusikannya. Yap, Tanti tidak serta merta memberikan materi khusus pada peserta, namun Ia juga sengaja membuka ruang untuk mendiskusikannya bersama.

Wigy (kiri) dan Tanti (kanan) memfasilitasi workshop “How to Facilitate”

Selama dua hari menjadi peserta design thinking workshop, tentunya didapat juga pengalaman dan melihat bagaimana para fasilitator dalam menjalankan tugasnya. Dari sanalah para peserta berdiskusi tentang bagaimana menjadi fasilitator, hal apa saja yang dibutuhkan dan persiapan apa saja yang harus diperhatikan.

Untuk benar-benar memahami bagaimana cara terbaik menjadi seseorang adalah dengan menjadi orang tersebut, maka pada workshop hari ke tiga sekaligus penutupan ini, para peserta pun diajak untuk merasakan menjadi fasilitator dalam kelompoknya. Dalam simulasi ini, kelompok yang terdiri dari lima orang ini ditugaskan untuk menjadi fasilitator satu fase design thinking dalam kelompoknya kemudian mengevaluasi bersama apa saja hambatan yang terjadi dalam simulasi ini.

Hari ke tiga workshop pun ditutup dengan diskusi simulasi menjadi fasilitator. Dalam workshop ini, banyak peserta yang merasa sangat tertantang dan merasa senang karena tidak menyangka dirinya ternyata mampu menjadi fasilitator, meski baru belajar di dalam kelompok kecil.

Melalui workshop dengan materi design thinking ini, para peserta diharapkan dapat merasakan manfaatnya baik dalam lingkungan bekerja saat ini atau saat menjadi bagian Labtek Indie sebagai freelancer. Kegiatan workshop yang dipandu oleh Labtek Indie seperti ini merupakan salah satu dari berbagai kegiatan rutin yang kerap diselenggarakan oleh Labtek Indie.

Jika kamu tertarik dengan workshop seperti ini, silakan klik tautan ini. Ikuti juga akun media sosial Labtek Indie untuk dapatkan informasi terkini seputar design thinking serta penerapannya dalam berbagai project.

Penulis: Nita Hidayati

Penyunting: Dea Chandra Marella

--

--