Tips Developing Android App di Laptop Kentang

Djaka Pradana Jaya Priambudi
Ladang Developer
Published in
4 min readMay 19, 2020

Hi guys, kali ini aku mau share nih gimana cara kami dulu develop di laptop yang low end.

Dulu aku develop di laptop Lenovo G40–45. Ini laptop perang ku dulu yang udah pernah kesiram es teh, layarnya ada garis light sabernya dan LCD kw yang warnanya bikin perih mata. Tapi karena laptopnya ada sticker Android Kejar jadi berasa laptop gagah hahaha.

Jadi setelah mengingat ingat apa aja yang aku lakuin dan nanya ke teman-teman sekitar ini nih beberapa tips dari kami buat kalian yang belum bisa upgrade dari Potato Machine kesayangan kita.

!!! PERHATIAN !!!
Post dipindah ke https://www.djaka.id/2716/tips-developing-android-app-di-laptop-kentang/

Silahkan baca dari web tersebut, Terima kasih

Kurangi Pemakaian Emulator

Image by Vysor.io

Pakai emulator Android Studio di laptop low end bisa dibilang nantang maut karena emulator tu berat terutama kalau RAM-nya terbatas. Lebih baik pakai device android kita dari pada meratapi laptop yang nge-freeze selama development.

Jadi gimana nih kalau kita butuh demo app di laptop kita? Dulu aku sering pakai Vysor. Cukup tancep usb dan bisa pakai hp seperti di emulator. Kalau mau yang open source bisa coba Scrcpy.

Atur Maksimum Memory Heap

Memory Setting Android Studio

Android Studio bisa diatur maksimal RAM-nya yang boleh dipake.

Untuk Windows/Linux buka File -> Setting
Untuk Mac buka Android Studio -> Preference

Search Memory Settings lalu atur IDE max heap size. Hati-hati mengatur terlalu banyak atau terlalu sedikit memory bisa menurunkan performa jadi silahkan coba-coba aja settingan yang paling optimal. Mengurangi maximum memory usage Android Studio bisa memberi ruang untuk aplikasi lain agar lebih nyaman saat multi tasking.

Pakai Linux

Ubuntu 20 Desktop by ubuntu.com

Android Studio jalan lebih mulus di Linux ketimbang di Windows. Jujur aku aja masih belum terlalu paham kenapa bisa begini. Dulu pernah coba coba matiin banyak background process di Windows, performanya tetep kalah sama Linux di laptopku.

Tenang, Linux itu enggak serem serem amat kok banyak distro yang gampang dipakai. Aku rekomendasiin pakai Ubuntu aja kalau baru pernah pakai linux, soalnya komunitasnya gede jadi misal ada problem searching searchingnya gampang.

Upgrade SSD

Photo by Markus Spiske on Unsplash

SSD sekarang udah terjangkau, 120GB bisa didapet sekitar Rp. 400rb. Jika laptopmu ada tempat CD biasanya kamu bisa pakai slot itu jadi SSD. Jadi kamu bisa pakai SSD sebagai tempat penyimpanan OS, aplikasi dan project kamu lalu HDD buat nyimpen file-file lainnya.

Kenapa mending upgrade SSD dulu dari pada RAM? Karena di Android Studio bakal berurusan sama banyak file file kecil yang di read/write dari storage kita. Proses ini sering terjadi dan perubahan dari HDD ke SSD itu cukup signifikan. Memory swap juga bakal lebih cepat jika menggunakan SSD. Jadi misal kamu bimbang upgrade ram atau upgrade ke SSD kamu udah tau jawabannya sekarang.

Bonus Tips

Genymotion

Image by Genymootion.com

Jika kamu perlu test device yang bisa kamu ubah ubah tapi ringan, bisa nih pakai Genymotion. Ini emulator favorit temenku karena jauh lebih ringan dari emulator bawaan Android Studio.

Enable Power Save Mode

Power Save Mode Android Studio

Power save mode bisa membuat Android Studio kita lebih ringan karena tidak ada code insight dan background usage yang berjalan, namun bisa mempersulit pekerjaan kita karena fitur seperti autocomplete akan dimatikan. Untuk menyalakan atau mematikan Power Save Mode kamu cukup perlu buka File > Power Save Mode.

Gradle Offline Mode

Menyalakan Gradle Offline Mode lumayan bermanfaat bagi kalian yang koneksinya kurang stabil. Waktu build kita perlu internet untuk untuk dependencies jadi jika koneksi kita tidak stabil maka build time kita bakal lebih lama. Cara menyalakannya cukup mudah tinggal klik Gradle di panel sebelah kanan lalu klik icon Toggle Offline Mode. Jangan lupa untuk nyalain lagi ya misal kamu nambah dependencies baru di Gradlenya.

Gradle Offline Mode Android Studio

Apa bila kamu kena Unable to Resolve Dependency di Android Studio 3.0, bisa baca cara fix di Cara Memperbaiki Unable to Resolve Dependency In Android Studio 3.0 | djaka.id

That’s it guys, kalau kalian ada tips tambahan feel free buat nambahin di komentar ya nanti kalau udah di coba dan works bakal aku usahain update story ini.

Thank you for reading see you guys next time 👋.

--

--