Bagaimana Sejarah Agree dan Sanggupkah Melerai Petani dari Jerat Hutang?

Leap
Leap Telkom
Published in
6 min readJun 13, 2022

Enam ons biji-bijian ditemukan Charles Darwin pada kaki ayam hutan merah yang telah diawetkan selama tiga tahun. Darwin menulis teorinya tentang penyebaran benih dalam buku On the Origin of Species. Setelah itu kita tahu bahwa secara alami burung punya andil besar dalam penyebaran benih selain juga diterbangkan angin.

Namun, apa jadinya jika proses alami ini menjadi perkara dan membuat petani yang tidak tahu apa-apa lantas berurusan dengan hukum dan dituntut membayar ganti rugi? Dalam film Percy vs Goliath yang diangkat dari kisah nyata, kita bisa melihat fragmen demi fragmen yang menampilkan betapa peliknya hidup petani kecil.

Percy, petani berumur 70 tahun itu dianggap telah mencuri hak paten dan menggunakan benih Kanola yang dikembangkan sebuah perusahaan di lahan pertaniannya. Meski diduga benih tersebut terbawa angin dari lahan tetangga yang memang menggunakan benih dari perusahaan tersebut. Nyatanya, Percy terancam utang dan membayar ganti rugi yang tak sedikit. Dalam sebuah scene saat Ia menghadiri pertemuan petani di India, Ia melihat berita menyebut 270 ribu petani India bunuh diri lantaran tidak bisa membayar utang akibat benih mahal. Mendengarnya pun bikin kita bergidik.

Kasus Percy ini mau tidak mau merunut ingatan kita akan petani Aceh yang diperkarakan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh usai mengembangkan benih padi IF8 tahun 2019 silam. Sekali lagi, betapa peliknya menjadi petani.

Mengerti jika petani acap tak diuntungkan, membawa seorang Baskara Widhi, sarjana agribisnis membuat Smart Gardening bersama dengan team dalam kompetisi Startup 2016 yang digelar Telkom. Masuk dalam top 10, membuat Ia berkesempatan menjadi pegawai Telkom dan mengawali sejarah perjalanan Agree, sebuah platform digital buatan Telkom di ekosistem pertanian.

Sejarah dan Skema Kerja Agree

Setelah diterima dan menjadi karyawan tetap tahun 2017, Baskara ditempatkan di Amoeba, program penaung orang-orang yang memiliki ide terkait produk digital. Baskara membuat Clue Tani, setelahnya berganti Lapak Tani dan sempat menjadi marketplace lapaktani.id.

“Berjalan satu tahun ternyata Telkom punya project dengan Kementrian Ekonomi dan Industri untuk membuat korporasi pertanian, sempat ada Metra Logistik. Saya join dan akhirnya membentuk Logistik Tani,” ungkap Baskara.

Logistik Tani mulai mendesain ekosistem pertanian meski dirasa masih ‘nanggung’. Mengingat pentingnya modal bagi petani, maka dibuatlah pendanaan pertanian bagi petani dengan cara mendaftarkan data mereka. Kerjasama pun akhirnya terjalin dengan Bank Mandiri. Dana sebesar 1,1M digelontorkan, tapi sayang pengembalian ke bank jauh dari harapan.

“Di situlah kita baru belajar bahwa petani tidak sekedar butuh pendanaan belaka. Terpenting adalah bagaimana memastikan dana tersebut dipakai untuk aktivitas pertanian, kemudian bagaimana caranya ketika mereka panen kelak market sudah tersedia. Tim Logistik Tani mulai berpikir dan terbentuklah Agree,” ungkapnya

Baskara menjelaskan hal yang jarang diungkap terkait kapasitas Agree. Dari sekian kompleks aktivitas hulu seperti pendanaan, penyiapan lahan, pemilihan benih dan lain-lain, juga hilir semacam proses panen, penjualan, juga negosiasi harga, ada satu titik yang tidak kalah penting yakni di bagian proses. Di mana masing-masing step memiliki masalah yang butuh penyelesaian.

Bagian proses atau budidaya bisa dikata merupakan faktor esensial keberhasilan petani. Di sinilah penting Agree memonitor aktivitas petani melalui pendampingan oleh Field Assistant (FA). Pendampingan ini lebih menitikberatkan pada cara pakai aplikasi, yang mana fasilitas ini mungkin tidak dimiliki Startup lain. Agree mendampingi petani untuk mampu melakukan pelaporan dan jikalau mendapati kendala tetap bisa memasukkan data secara valid. Mengapa ini penting?

Nilai data yang dimasukkan petani selama proses berbudidaya adalah penentu banyak hal baik vertikal maupun horizontal. Kelak akan berguna saat petani membutuhkan akses pendanaan termasuk pengambilan kebijakan dan keputusan di level atas.

Ketika petani telah terhubung antara hilir (market) dan hulu (pendanaan) data ini akan berguna sebagai rekam jejak sang petani itu sendiri (baca: historical data).

“Jadi saling nyambung antara petani, kenapa bank mau memberi modal ke petani? Karena petani sudah kita hubungan dulu nih sama pabrik pengolahan di akhir. Jadi sudah ada kepastian pembelian kalau panen ini nanti ada yang beli dan uangnya nanti bisa kembali ke bank. Petani juga senang karena kepastian pembelian dan dia juga punya dana untuk pengolahan,” papar Baskara.

Kemudian, yang perlu dilakukan petani adalah mengunduh aplikasi lantas mendaftar dan mengajukan kemitraan. Pada aplikasi Agree sudah terdapat senarai offtaker dan lembaga keuangan. Ketika kemitraan yang diajukan itu di-approve barulah melakukan budidaya. Perusahaan akan melakukan validasi yang juga akan dibantu oleh FA, baik dari sisi kelengkapan administrasi petani maupun kondisi lahan, “jadi petani tinggal menunggu saja”.

Setelah verified, FA akan mengajukan ke perusahaan, perusahaan memberikan surat kontrak dengan harapan setelah panen kelak petani bisa setor sekian ton ke pabrik. Lama proses tergantung kepada apa yang disurvei, sekira 2 minggu sampai 2 bulan. Surat kontrak kerjasama dengan pabrik atau offtaker inilah yang akan menjadi jaminan untuk mendapatkan pendanaan. Namun, ada pula kondisi di mana pendekatannya tidak datang dari petani melainkan dari perusahaan atau offtaker.

Seperti yang dijalankan Koperasi Tani Mulus yang sudah memiliki mitra-mitra petani namun terkendala pada cara monitoring. “Nah, itu mitra-mitra tinggal mendaftar saja dan biasanya perusahaan atau offtaker akan langsung approve,” kata Baskara lagi.

Agree Modal

Mengawal produk seperti case Tani Mulus yang membutuhkan sistem monitoring dan supply, hal pertama yang dilakukan adalah mendaftarkan Tani Mulus sebagai offtaker dengan komoditas padi.

“Agree sudah kita siapkan untuk bisa memonitor berbagai komoditas, tugas saya memastikan supaya Tani Mulus ini padi-nya bisa termonitor dengan baik, petani-petaninya terkoordinasi dengan baik dan sekarang Tani Mulus sedang mencari pendanaan. Nah, lewat Agree Modal kami mempersiapkan agar mereka bisa memperoleh akses ke salah satu bank,” jelas lelaki yang sejak 2022 di-assign sebagai Head of Product Agree.

Agree Modal mempertemukan petani dengan berbagai sumber pendanaan. Saat ini, Tani Mulus sedang menjalani proses verifikasi apakah kebutuhan pendanaan di sektor budidayanya ataukah pada transaksi. “Nah, karena ketika sudah tahu kebutuhan pendanaannya, maka kita akan cari bank atau lembaga keuangan yang bisa membiayai Tani Mulus ini. Sekarang dalam tahan memilih beberapa bank yang menjadi kandidat untuk Tani Mulus”.

Lebih lanjut, Baskara menjelaskan perbedaan pembiayaan untuk budidaya dan transaksi adalah pada besaran transaksi. Biasanya yang mengajukan pembiayaan budidaya adalah petani antara 1–12 jutaan, sementara pengajuan pembiayaan transaksi umumnya dilakukan offtaker di angka 200, 500 juta, atau lebih. Perbedaan lain petani bisa mengajukan pinjaman tanpa jaminan dengan bunga kecil sementara pengajuan atas nama perusahaan tentulah harus dengan jaminan dan bunga yang berbeda, “artinya bukan hanya petani yang bisa mendapat akses pembiayaan saja, tetapi offtaker juga bisa”.

Pendanaan pun kelak bisa dicairkan tidak dalam bentuk uang melainkan barang sesuai kebutuhan. Baskara memberi contoh yang telah dilakukan DAB Subur yang memiliki komoditas sereh wangi. Meski meminjam ke bank dalam bentuk uang, namun uang itu dikelola DAB Subur terlebih dahulu supaya tidak disalahgunakan dan dicairkan ke petani dalam bentuk bibit dan mereka pun menginginkan prosesnya secara syariah.

Baskara menyebut untuk Tani Mulus, bahkan pihaknya menargetkan dalam beberapa minggu ke depan proses pembiayaan sudah approval. Di tahun 2022 ini Agree akan berfokus kepada market. Fokus ke hilir tidak semata pada perusahaan seperti Tani Mulus saja, tetapi lebih ke end buyer-nya lagi, pabrik, supermarket atau bahkan rumah tangga. Sehingga offtaker bisa memperoleh akses langsung ke end buyer.

“Nantinya, Agree ya seperti ‘mal’ yang segalanya ada, mau cari supply ada, kemitraan ada, pendanaan ada, pasar ada, bahkan pendampingan lapangan kita juga sudah punya,” ujarnya.

Role Product Owner

Baskara berperan sebagai Product Owner Agree Modal di bawah service pendanaan dan Agree Field Assistant di bawah service kemitraan.

Definisi Product Owner di Telkom adalah orang yang bertanggungjawab terkait produk yang sedang dibangun. Harus cakap memetakan permasalahan dan bagaimana produk hadir sebagai solusi menyelesaikan masalah itu. Product Owner juga harus mengenali siapa yang membutuhkan produk tersebut sehingga Ia akan bekerjasama dengan tim desainer, tim riset, tim developer dengan role masing-masing sehingga semua bergerak sesuai rencana yang sudah dirancang.

Baskara pun berkisah bahwa kondisi WFH sejak 2020 memberi tantangan tersendiri terhadap bonding antar tim dan menciptakan ownership terhadap Agree. Maka Ia merasa memerlukan daily meeting meski hanya berkisar 10–15 menit untuk membangun kebersamaan selain memantau kerja masing-masing.

“Setelah di-assign sebagai Head of Product Agree saya bertanggungjawab terhadap pengembangan produk Agree yang harus inline dengan operational dan go to market. Saya pun harus membuat road map pengembangan Agree akan seperti apa di sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Saya juga harus menentukan vendor atau partner mana saja yang mau bekerjasama dalam pengembangan produk-nya Agree, seperti kebutuhan IoT yang bisa kita ‘tempel’kan ke Agree. Selain juga berkoordinasi dengan Product Owner di masing-masing produk Agree”.

Semua yang Baskara sampaikan harus berjalan selaras agar bisa menghasilkan produk yang mumpuni dan memiliki kebermanfaatan terlebih bagi kesejahteraan petani. Sehingga tak lagi ditemukan petani terlilit hutang dengan ketiadasanggupan membayar. Kalau pun berhutang, hutang tersebut haruslah bersifat produktif, tak lagi konsumtif.

Leapers, ingin memiliki memberikan manfaat yang luas kepada masyarakat dengan skill yang dimiliki? Ini saatnya bergabung bersama Telkom Indonesia dan mendigitalisasi negeri. Yuk, apply di sini!

--

--

Leap Telkom
Leap Telkom

Published in Leap Telkom

We are part of Telkom Indonesia. Let’s #TakeALeap to Accelerate Indonesia’s Digital Ecosystem.

Leap
Leap

Written by Leap

Telkom Indonesia kembangkan banyak produk digital di bawah Leap. Temukan rangkaian cerita mendigitalisasi bangsa lewat solusi digital yang Kami hadirkan!