Bagaimana Tantangan Seorang Data Analyst dalam Mengembangkan Logee di Ekosistem Logistik yang Dibangun Telkom?
Seperti pernah dibahas dalam artikel Medium bahwa hanya digital yang mampu menjadi solusi bagi senarai panjang permasalahan logistik di Indonesia. Anda bisa membaca kembali di sini:
Sebagaimana sebuah platform digital, tentulah di belakangnya terdapat barisan orang-orang yang terus menjaga konsistensi perjalanan bisnis Logee, salah satunya yang tak boleh luput adalah peran seorang Data Analyst. Fikri Haykal dari Data Science Chapter yang dedicated di Logee akan membagikan pengalamannya kepada Leap.
Data Analyst sebagai Bagian dari Data Science
Januari 2020 merupakan awal perjalanan Haykal di dunia Data Analyst. Saat itu ia magang di Data Science Chapter (DSC) Telkom selama 6 bulan hingga Juli. Setelah lulus Ia mendaftar sebagai digital talent di batch November 2020. Sejak itu sampai sekarang ia masih berada di DSC.
Semula, ia mengerjakan Talent Management System untuk DSC. Selanjutnya di Maret 2021 ia bergabung di Logee. “Kebanyakan mengerjakan dashboarding seperti membuat visualisasi data dari data-data Logee yang ada, juga kebanyakan querying SQL dan menggunakan Redash buat visualisasi data,” buka Haykal.
Di sini, ia bertanggung jawab mempresentasikan insights yang lahir dari visualisasi data. Selain juga melakukan collecting data dengan crawling dari web terkait kompetitor dan keberadaan UMKM di Indonesia. Secara sederhana, Haykal mengerjakan 3 task, yang pertama collecting data, visualisasi data, serta sharing insight. Seiring perkembangan Logee yang sekarang lebih seamless, Haykal juga bertanggung jawab merapikan data-data Logee yang struktur datanya begitu kompleks.
Tim data di Logee memiliki environment data menggunakan Google Cloud Platform (GCP), lantas data-data ini dialirkan dari MongoDB ke environment GCP tim data Logee. Setelah data masuk ke GCP, dari situlah satu persatu data kotor mulai diperbaiki atau ”dibersihkan”. Pentingnya pelurusan data akan berimbas pada penyajian dan berpengaruh kepada impact bisnis. “Ketika data yang kita terima tidak ‘rapi’ atau bahkan tidak lengkap, maka efeknya adalah potensi terjadinya misleading, bukan mustahil kita menyajikan data yang salah sehingga berpengaruh terhadap jalannya bisnis perusahaan maupun stakeholder. Tentu kita tidak mau hal seperti ini terjadi, maka merapikan data menjadi hal yang sangat penting,” ucap Haykal.
Haykal menyebut perbedaan antara Data Scientist dan Data Analyst adalah task yang dikerjakan, seorang Data Scientist lebih banyak berada di ranah machine learning/AI, yang condong kepada pemodelan si machine learning atau AI itu sendiri yang berujung kepada sistem rekomendasi atau sistem-sistem lainnya. Sementara Data Analyst lebih banyak berkutat mengumpulkan data dengan memberi sedikit sentuhan data cleansing yang berakhir pada pemberian insight kepada stakeholder.
Restructure data juga berguna untuk kerja tim data scientist dan data analyst dalam pengolahan data lebih lanjut. Termasuk membuat berbagai rekomendasi dan tindakan preventif seperti routing optimization.
Data Analyst di Ranah Logistik
Utamanya, berbicara logistik tak terlepas dari supply chain atau rantai pasok. Logee menjalankan Supply Chain Management yang tidak semata berkutat di distribusi dan transportasi saja. Melainkan satu kesatuan dalam ekosistem logistik. Ada dua elemen penting di dalam Logee, yaitu Logee Distribution dan Logee Truck.
Pengolahan data dalam logistik, salah satu manfaatnya adalah routing optimization, bagaimana mengatur jarak tempuh distribusi menjadi lebih efektif dan efisien. Pria lulusan Teknik Informatika Telkom University ini menyebutkan bahwa tantangan seorang Data Analyst di logistik adalah membuat platform yang memiliki value lebih terhadap para stakeholder yang tergabung dalam ekosistem logistik. Tidak bisa dipungkiri bahwa harga merupakan hal paling menentukan dalam persaingan. Sehingga biaya-biaya yang diterapkan harusnya efektif dan estimasinya harus tepat.
“Kalau untuk tim data sendiri, sebenarnya mungkin tidak cuma di logistik saja, di bisnis-bisnis lain pun tantangannya adalah di data itu sendiri. Bagaimana perolehan data yang notabene bisa dibilang sangat bebas, contoh challenge-nya seperti mengolah data free text gitu, misal ketambahan spasi atau white space sedikit saja akan memerlukan effort lebih untuk menyamakan data yang satu dengan data lainnya. Sehingga penyamaan dan penyeragaman data menjadi PR tersendiri,” terang dia.
Haykal merasa beruntung, karena ketika ditempatkan di Logee Control Tower (LGC), ia menemukan tim yang solid di bawah leader yang mengayomi, “awalnya saya di bawah Pak Eko, sebagai senior leader beliau selalu merangkul dua arah dan diskusi pun selalu enak. Di samping teman-teman lain yang bercandaannya masih nyambung. Bahkan setelah WFO seminggu sekali kami main bareng. Setelah LGC dilebur, adaptasi pun tidak sesulit yang dibayangkan sehingga dalam menjalankan pekerjaan menjadi lebih menyenangkan.”
Bekerja di Telkom sebagai Data Analyst
Haykal menyebut banyak sekali benefit yang ia peroleh dengan bekerja di Telkom. Kultur bekerja di DSC menerapkan agile scrum yang mengusung keterbukaan. Diskusi-diskusi mengalir secara sehat, hari Rabu menjadi hari yang ditunggu karena mereka bisa datang WFO ke kantor.
“Telkom juga ngasih kesempatan kita untuk belajar dan berkembang, terutama di DSC di chapter Data Science dalam tiap kuartal kita diberi course untuk meng-upgrade skill, bahkan kita bisa mengajukan ingin belajar dengan course atau tools apa. Ini benar-benar ngasih privilege untuk belajar dan berkembang secara mandiri,” tambah Haykal.
Berada di DSC dan ditempatkan di Logee yang masih yang umurnya masih baru, memiliki arti tersendiri bagi Haykal. ‘Membangun bareng-bareng’. Begitu ia mengistilahkan. Terlibat secara langsung dalam membangun sebuah produk digital yang kelak akan memberi dampak sosial yang besar terhadap masyarakat merupakan impian Haykal, di Logee ia tidak sekadar menjalankan perintah saja, namun kultur kerjanya memberi ruang dan kesempatan bagi Haykal mencurahkan ide-ide kreatif. Dan menurut ia, hal ini belum tentu akan diperoleh jika ia bergabung pada sebuah startup atau perusahaan yang sudah lebih stabil/established.
“Terlepas dari saya kuliah di Tel-U, yang kebanyakan teman-teman kuliah justru lebih memilih bekerja di startup ketimbang BUMN, saya justru punya pandangan sendiri. Kacamata saya, Telkom adalah BUMN yang masih ada keinginan untuk terus berusaha catch up dengan kondisi saat ini, contohnya ya dengan mengadakan direktorat digital bisnis, lalu dengan segala inovasinya seperti Metanesia, bahkan ada juga inkubasi startup seperti Amoeba, Indigo. Artinya, Telkom itu tidak terlalu kolot dan kaku. Terbukti saat saya sudah join di Telkom, Telkom benar-benar melakukan transformasi digital. Meski tidak 100% seperti Startup, tetapi Telkom telah berhasil menciptakan environment kerja persis seperti startup yang fleksibel, bahkan makan siang kita di provide terus, haha… dan pakaian tidak wajib berseragam, makanya saya pilih Telkom!”
Buat seorang Haykal yang menyenangi tantangan, bekerja dalam sebuah team adalah keniscayaan. Telkom menghadirkan cara kerja menggunakan framework scrum, sebisa mungkin ia selalu mengerjakan task sebelum deadline. Ia sadar betul bahwa apa yang ia kerjakan akan memberi pengaruh pada pekerjaan orang lain di timnya. Maka memiliki skill yang mumpuni menjadi bekal yang harus ia miliki. Tidak sekadar hard skill, tetapi juga soft skill.
“Teknologi kan cepat banget ya berkembangnya, apalagi kita bekerja di bidang yg berkaitan langsung dengan teknologi itu sendiri, kalau kita tidak belajar ya pasti sulit untuk catch up, nggak bisa up to date dengan teknologi sekarang. Secara umum, seorang Data Scientist maupun Data Analyst harus cakap dalam statistik dan pemrograman. Selain itu, soft skill yang harus diasah juga adalah kepekaan dalam berkomunikasi. Hal ini penting dan berguna saat kita memberikan insight dari data yang kita visualkan, agar stakeholder atau klien mengerti apa yang ingin kita sampaikan,” tandas Haykal. (hzr)
Leapers, yang memiliki skill dan passion di bidang Data, ada kesempatan untuk bergabung di Data Science Chapter Telkom Indonesia bersama Haykal nih! Persiapkan diri kamu dan cek syarat dan ketentuannya di Careers Telkom yaa.