Dari Mimpi bersama Sahabat Membangun Pesantren. Bersama PaDi UMKM, Bisa?
Masih menyambung cerita mengenai manisnya bisnis Alat Tulis Kantor (ATK) di artikel sebelumnya, hal yang dirasakan Sus Kamajaya juga turut dicecap Diana, ibu tiga anak yang merupakan Direktur Utama PT. Visual Prima Nusantara, jamak disingkat VPN.
Meski ATK bukan satu-satunya bisnis yang dikelola Diana, tetapi dari ATK lah awal mula Ia memetik ranumnya buah kerjasama dengan PaDi UMKM. “Awalnya yang jalan lebih dulu justru di ATK,” buka Diana.
Diana menjelaskan bahwa memang bukan hal yang mudah menembus pasar BUMN terlebih procurement atau pengadaan. “Kalau dulu kan ATK-nya itu masih pakai project, pakai LPSE dan itu cukup ribet. Kita harus upload dulu dokumen yang kadang ngga bisa sekali upload berhasil, kadang sudah upload ehh ternyata mentah lagi, jadi ya harus upload ulang lagi dan lagi,” terang Diana.
Sejak adanya PaDi (Pasar Digital) UMKM, Diana tidak perlu merasa risau lagi akan hal tersebut. Di PaDi, seller atau UMKM cukup mengunggah sekali dan siapapun yang membutuhkan tinggal klik beli atau langsung chat dengan seller.
“Jauh lebih simple, simple banget! Dan kalau kita mau main proyek juga tinggal klik cari LPSE-nya saja,” tambah Diana bungah.
Meski VPN yang lahir di tahun lalu masih seumur jagung, tetapi kiprah Diana dalam bisnis tak pantas dipandang sebelah mata. Enam tahun ke belakang, Diana banyak memegang proyek-proyek IT, baik Ia bekerja bersama teman ataupun kerjasama dengan orang lain.
Di antara proyek-proyek yang pernah di-handle Diana terhitung ada 4 proyek IT di Wijaya Karya atau lebih familiar dengan WIKA, 4 proyek IT Citilink, beberapa proyek IT di swasta dan sempat memegang semua kebutuhan IT waktu Asian Games, “waktu itu kita ngga lewat INASGOC (Indonesia Asian Games 2018 Organizing Commitee), tetapi langsung dari SsangYong Information & Communications Corp dan Tissot,” jelas Diana.
Ia pun sekali lagi menjelaskan jika basic bisnis VPN tidak hanya IT, juga mengerjakan pengadaan di safety booth, “bahkan kita juga ngerjain pengadaan untuk sembako, tidak hanya minyak dan gula, tetapi juga beras dan lain-lain. Kita juga jalani catering lho, macam-macam pokoknya, ya… seperti itulah perjalanan usaha dari VPN ini,” kata ia di sela tawa yang hangat.
Dalam membangun usaha, Diana senantiasa berusaha memenuhi kebutuhan siapapun yang berpotensi menjadi consumer-nya. Maka, ketika teman-temannya melemparkan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan mereka dan menanyakan apakah Diana bisa menyediakan kebutuhan tersebut, Diana tidak pernah menolaknya. Ia menjadikan hal tersebut sebagai tantangan selagi memang masih mampu dilakukan perusahaan. Ia juga menjelaskan bahwa banyak yang awalnya dari obrolan spontan antar teman-teman saja, tetapi justru menjadi serius untuk dikerjakan.
Tak terkecuali lahirnya VPN!
Dalam cakap dan seloroh bersama sahabat-sahabat, tercetuslah mimpi membangun sebuah pesantren, mimpi yang lebih besar adalah memiliki kebermanfaatan diri yang lebih luas untuk banyak orang.
Gayung bersambut, sahabatnya seolah mengamini. Penuh antusias, perempuan 45 tahun ini terus melakukan diskusi demi diskusi hingga akhirnya menemukan strategi dan pola yang dirasa pas, tidak sekedar ingin menjaga hubungan vertikal antara makhluk ciptaan Tuhan dan penciptanya, tetapi juga menumbuhkan keseimbangan horizontal dengan sesama ciptaan, “ngga hanya ngejar dapat pahala aja, tapi juga pengen dapat cuan,” kata Diana lagi, di sela tawa.
Membesarkan VPN bukan berarti lepas dari hambatan dan rintangan. Secara gamblang Diana mengemukakan jika perusahaannya acap mengalami kendala di pendanaan, “ya namanya juga PT baru, kita mentok di pendanaan, kadang butuh investor juga”.
Selain itu, pengalaman kerja yang masih terbatas juga menjadi tantangan bagi Diana.
Lantas, seorang kolega menyarankan untuk bergabung di Platform digital besutan Leap Telkom, PaDi UMKM. “Kenapa kamu ngga join PaDi UMKM aja? Kan semua BUMN sekarang diharuskan belanja di situ,” begitu Diana menirukan kata-kata koleganya.
Lantas Ia berpikir ada benarnya yang dikatakan kolega itu. Pikiran Diana terbuka dan Ia merasa mampu memperluas bisnis tanpa harus buka-buka LPSE seperti dulu. “Kalau dulu kan kita harus LPSE ya, jadi harus rajin browsing untuk cari-cari project. Nah, kalau sekarang lewat aplikasi kita tidak perlu susah upload dokumen dan sebagainya kita bisa berjualan produk di sana,” terang Diana.
“Menurut saya pribadi, PaDi UMKM adalah wadah yang tepat dan potensial untuk UMKM-UMKM di Indonesia, karena memungkinkan bisnis kecil bahkan bisnis yang semula dari rumahan memiliki peluang untuk expand bisnisnya. Jadi prospeknya cukup cerah menurut saya,” jelas Diana.
Bahkan, Diana menambahkan kalau Ia sudah mengalami badai permintaan yang luar biasa berkaitan dengan momentum. Diana yang tak sengaja berjualan sembako sempat heboh saat ada paket promo beberapa waktu lalu, di saat masyarakat Indonesia mencari produk minyak dan gula. Harga murah yang bisa diberikan Diana menjadi keuntungan tersendiri karena memang Diana mengambil langsung dari factory.
Keuntungan lain yang secara mencolok Ia rasakan setelah bergabung di PaDi adalah semakin banyak BUMN yang mengenal VPN dan produk yang dijual, tidak semata berasal dari Jakarta saja, pun dari luar pulau, “jadi bisa dibilang saya dapat promo gratis! Jadi kalau ditanya puas atau tidak, saya sih merasa teramat puas dengan adanya aplikasi PaDi UMKM ini”.
Meski demikian, ibarat pepatah mengatakan ‘tak ada gading yang tak retak,’ Diana merasa PaDi yang sekarang masih memiliki peluang untuk lebih baik lagi ke depannya dengan melakukan ragam inovasi, seperti membuka pasar lebih luas tidak semata kalangan BUMN saja, memperbaiki bug dalam aplikasi, menerapkan solusi pengiriman yang tidak memberikan celah terjadinya kendala karena dilakukan oleh pihak ketiga, juga membuka forum evaluasi dari konsumen terhadap seller, “harapan saya supaya konsumen merasa puas dengan servis yang saja berikan, jadi mereka berhak memberikan masukan supaya sama-sama menguntungkan,” tutup Diana.
Jika Leapers ingin tahu seperti apa pengalaman-pengalaman pengguna produk Leap Telkom seperti Diana dan PT. Visual Prima Nusantara, silakan subscribe dan follow akun Leap dan bisa melihat langsung ke website Leap Telkom.