Data Ibarat Makanan bagi Bisnis, tapi Bagaimana jika itu Junkfood?

Leap
Leap Telkom
Published in
6 min readOct 28, 2022
Ryan Andhika Perdana

Data adalah emas baru. Adigium itu tenar di zaman pesat kembangnya teknologi informasi. Istilah Data Analyst, Data Engineer, hingga Data Scientist lantas makin familiar di telinga banyak awam. Mereka orang-orang yang berjibaku dengan ‘emas baru’; data. Mulai dari menambang serta memeriksa data, memecahkan persoalan berbasis data, hingga memprediksi tren masa depan dengan melalui algoritma machine learning. Pekerjaan ini menarik bagi tidak sedikit orang. Satu diantaranya Ryan Andhika Perdana. Pria yang sekarang menduduki posisi Data Lead di Tribe Small Medium Business Digitalization (SMB) Telkom.

Mulanya Ryan Andhika bekerja untuk blanja.com. Sebuah joint venture antara Telkom dan eBay yang eksis di masa silam. Blanja.com adalah online-marketplace di bawah TelkomMetra. Kelahiran blanja.com saat itu menandai masa-masa awal proses digitalisasi di Telkom. Di tempat ini pula ada ragam persoalan menyangkut data yang mesti diurai. Satu diantaranya memecahkan kasus penggunaan akun tak tunggal oleh konsumen. Beberapa konsumen sengaja membikin banyak akun untuk mengejar voucher. Perilaku konsumen tersebut tentu tak terhindarkan. Pendekatan fraud analytic lalu dipakai untuk mengurai dan menanganinya. Pada 2018 ulasan terkait pendekatan tersebut diganjar Telkom Award untuk kategori Best Knowledge.

Aspek lain yang menarik selama periode tersebut yaitu kerja untuk meneropong kompetitor. Dilakukanlah crawling data. Tujuannya melihat data-data dari sisi kompetitor. Semisal, apa saja produk-produk yang marak di kompetitor, para penjualnya, dan lain-lain hal terkait. Adapun hasil crawling data tersebut dipakai juga untuk perbandingan dengan data internal. Proses ini juga melahirkan rekomendasi mengenai produk-produk yang paling banyak dicari konsumen. Statistik membantu dan berguna untuk itu. Penemuan ini berpeluang mengubah produk prioritas yang harus dijual e-commerce, sekaligus memberikan pendekatan tertentu kepada para seller.

Kemudian tahun, pekerjaan pun berlanjut. Ryan Andika bermigrasi ke SMB.

“Baru tuh ada tribe dan chapter. Mungkin di sekitar tahun 2020-an. Nah karena saya pernah ada pengalaman di belanja.com, jadi masuk ke tribe SMB gitu”, terangnya.

SMB, Kerja dan Tantangannya

Salah satu isu krusial tentang data adalah integritas data itu sendiri. Pengertian paling mudah terkait integritas data adalah keseluruhan akurasi, kelengkapan, dan konsistensi data. Ini juga mencakup pemeliharaan, garansi, akurasi dan konsistensi data selama seluruh siklus hidupnya, sekaligus merupakan aspek penting untuk desain, implementasi, dan penggunaan sistem apa pun yang menyimpan, memproses, atau mengambil data. Masalah ini juga menjadi tantangan serius dalam SMB.

Reliability data ya, maksudnya integritas data. Bagaimana men-deliver data itu benar-benar valid. Bener enggak nih datanya gitu. Kalau memang kita enggak kredibel dan berintegritas atau pasti, akan dipertanyakan. Bisa jadi hasilnya tuh beda gitu keputusannya gitu. Jadi memang kita harus bisa men-deliver untuk datanya itu valid”, jelas Ryan Andhika perihal integritas data yang terus diupayakan di SMB.

Selain masalah integritas data, kecepatan ketersediaan data juga hendak dijawab di SMB. Ini mengenai bagaimana men-deliver data agar real time. Semakin cepat data itu tersedia semakin cepat keputusan bisa diambil. Demi meloloskan tujuan tersebut departemen data di SMB mengimplementasikan CDC (Change Data Capture). CDC simpelnya dimengerti sebagai seperangkat pola desain perangkat lunak yang digunakan untuk menentukan dan melacak data yang telah berubah sehingga tindakan dapat diambil dengan menggunakan data yang diubah. CDC merupakan pendekatan integrasi data yang didasarkan pada identifikasi, penangkapan, dan pengiriman perubahan yang dibuat pada sumber data perusahaan.

Pentingnya ketersediaan data real time terkait dengan kasus-kasus tertentu yang bisa terjadi. Semisal terdapat sesuatu yang berbeda terkait target. Bisa juga terkait anomali dalam siklus bisnis yang harus diketahui lebih cepat. Dalam pengertian ini penggunaan alat yang memadai menjadi sangat krusial. Semakin canggih alatnya, hasil yang lebih baik mungkin dicapai. Mengenai hal ini Ryan Andhika memiliki penjelasannya sendiri,

Tools yang lebih canggih gitu. Jadi kan memang dunia digital ini kan bergerak cepat. Kita juga mau nggak mau harus bisa capture kemauan business users lebih banyak gitu. Bagaimana kita bisa collect data itu dari berbagai sumber, selain sumber internal gitu. Mungkin saat ini tools yang kita pakai, beberapa tahun lagi udah enggak relevan. Jadi mau nggak mau kita harus sering sering update ilmu. Nah untungnya di Telkom di chapter ini difasilitasi untuk selalu training dan training. Nah itu intinya, stay relevant. Stay update gitu.”

Sama halnya dengan lini kerja digital Telkom lainnya, haluan kerja SMB dipandu oleh OKR (Objective and Key Results). OKR akan menjaga pencapaian pekan per pekan terpantau dari target yang telah ditetapkan. Pun berapa prosentase yang telah diraih selama waktu tertentu. Seperti diketahui OKR merupakan kerangka kerja penetapan tujuan yang digunakan oleh individu, tim, dan organisasi untuk menentukan tujuan yang terukur dan melacak hasil mereka. Perkembangan OKR sendiri umumnya dikaitkan dengan sosok bernama Andrew Grove yang memperkenalkan metode tersebut pada 1970-an. Di lini bisnis digital Telkom penggunaan OKR terbilang sudah cukup familiar.

Menggeluti Data Sebagai Kompas Bisnis

Model kerja di SMB sangat terhubung dengan data yang dibutuhkan oleh pengguna bisnis. Semisal kategori ATK di platform PaDi UMKM. Pada rentang waktu tertentu akan dibaca bagaimana transaksi berjalan, termasuk seperti apa goals-nya. Di sana juga dipetakan tren transaksi yang ada, apakah stabil atau cenderung fluktuatif.

Masih di platform PaDi UMKM, analisis data juga mencakup komparasi antara jumlah pengguna terdaftar dan yang benar-benar melakukan transaksi. Jika terdapat gap yang signifikan diantara dua elemen tersebut, data akan dibawa ke tim bisnis. Tim bisnis kemudian mengambil keputusan mengenai langkah apa yang mesti dijalankan. Langkah itu termaksud apakah perlu dilakukan survei atau riset. Proses ini kemudian akan menelurkan perbaikan yang diperlukan semisal perbaikan di fitur pendaftaran seller, hambatan dalam memasukkan barang atau kesulitan-kesulitan lain.

“Jadi memang triggernya itu dari kita, dari tim data gitu, untuk nemuin nih insight-insight yang memang relate. Kok bisa begini ya, kok bisa gitu. Mungkin terkait user behavior dan journey gitu”, kembali Ryan merampungkan penjelasan.

Tim kerja SMB ini juga menggunakan scala analytics. Kerangka ini digunakan untuk menjawab detail-detail serupa: jam-jam transaksi yang padat, jumlah login, jumlah visit, kategori-kategori yang paling diminati, dan perilaku pengguna lainnya. Pengetahuan semacam ini diperlukan agar tim bisnis bisa melakukan treatment tertentu yang dibutuhkan. Termasuk pengetahuan ini berguna bagi kerja development, pun strategi marketing campaign. Di sini terlihat, semua keputusan yang diambil benar-benar berbasiskan data (based on data). Salah satu kasus yang menarik dari proses ini, adalah ketika terjadinya kenaikkan harga minyak goreng di pasar beberapa waktu silam.

Dalam kasus tingginya harga minyak goreng, analisis berbasis data kemudian mendorong pendekatan market campaign yang sesuai dengan perilaku pengguna. Saat itu diberikanlah voucher dengan nominal tertentu sehingga pembeli merasa harganya terasa lebih murah. Pendekatan tersebut kemudian meningkatkan transaksi. Selain itu juga dapat melihat perjalanan arus pengguna, segmentasi, dan pengelompokan customer. Detail-detail lain yang bisa diangkut dalam hal ini bisa mencakup: kapan waktu terakhir kali bertransaksi, berapa frekuensinya, juga terkait monetery berapa besar nilai keuangan-, diukur dari sini. Pun recommendation engine akan terkoneksi dengan produk-produk populer yang sesuai dengan profil penjual.

Kultur Kerja yang Dinamis

Saat ini kerja di SMB hampir mencapai 90% dijalankan secara Work From Home (WFH). Secara umum hal ini memang didorong oleh situasi pandemi. Secara umum memang kultur kerja yang dikembangkan sangat fleksibel. Tidak ditentukan secara kaku apakah harus WFH atau WFO (Work From Office). Hal yang paling ditekankan adalah produktivitasproduktiftas dan bagaimana komunikasi berjalan dengan baik. Salah satu tantangan WFH menyangkut kejujuran kerja. Hal ini juga yang mendapatkan perhatian khusus Ryan Andhika.

“Jadi komunikasi dan jujur gitu. Maksudnya memang agak susah untuk mengontrol. Tapi memang selama kita merawat komunikasi dan jujur, mungkin semuanya akan lebih enak. Di kita kan juga ada tracking. Tracking kerjaan apa task management-nya juga gitu. Di tim, beda-beda orang, jadi memang mau enggak mau kita harus menggunakan ya itu metode humanis,” ungkapnya.

Pada akhirnya, dalam organisasi apapun, bisnis maupun non bisnis, data selalu menjadi masalah krusial. Ada lelucon menggelitik terkait hal ini, “Data adalah nutrisi bagi kelangsungan bisnis. Ketika bisnis memakan junk food, ia tidak akan bekerja dengan baik.” Dan Tribe SMB berupaya keras untuk tak pernah memberikan junk food ke tubuh bisnis Telkom.

Yuk jadi bagian dari digital talent Telkom Indonesia bersama Ryan Andika! Temukan kesempatannya dan apply segera di website Careers Telkom

--

--

Leap
Leap Telkom

Telkom Indonesia kembangkan banyak produk digital di bawah Leap. Temukan rangkaian cerita mendigitalisasi bangsa lewat solusi digital yang Kami hadirkan!