Impian Sederhana menjadi Petualangan Luar Biasa

Atik M. Sururo
Leap Telkom
Published in
6 min readAug 8, 2023

“Halaa, cuman ngincer perusahaan besar aja, tapi ngga tau passion nya kemana!”

Kalimat yang terus terngiang dalam pikiran saat saya memutuskan untuk menjalani magang di Telkom Indonesia. Mau gimana lagi? mungkin sebagian anak yang berusia 20-an, banyak di antara kita yang merasa bingung dengan passion atau minat yang sebenarnya. Ada yang sudah menemukan jalannya, sementara yang lain masih meraba-raba dan mencari arah untuk mengetahui passion yang dia minati. Saya pun termasuk dalam barisan yang mencari jawaban atas pertanyaan, “Apa yang sebenarnya saya minati?” Dan apakah ini adalah hal yang normal? Ya, tentu saja.

Pada usia 20-an, kita sering merasa galau, gelisah, kurang percaya diri, membandingkan diri dengan orang lain, hilang arah, serta merasa dunia tak selalu berpihak pada kita, dan cemas menghadapi masa depan. Rasa-rasa tersebut kerap merayap dan mengganggu pikiran. Overthinking, merasa insecure dengan pencapaian orang lain, fear of missing out (FOMO), bahkan perasaan gagal sebelum memulai, dan seakan-akan hanya warna abu yang ada di depan.

Quarter-life crisis, itulah istilahnya. Fase ketika kita berusia 20–25 tahun, saat kita bergerak menuju kedewasaan. Dalam fase ini, biasanya terjadi ketika kita mulai meninggalkan masa remaja dan sudah dianggap mampu untuk hidup mandiri. ada satu hal penting yang harus kita lakukan: berani mencoba. Yup, “Berani Mencoba” Meskipun terdengar sederhana, namun sebagian orang menganggap langkah ini terasa sangat berat. Bahkan sebelum mencoba, mereka menganggap dirinya tidak layak, merasa dirinya akan gagal, merasa bahwa itu bukan passion-nya, atau bahkan merasa bahwa hal itu tidak cukup keren.

“Lebih baik menyesal karena mencoba, dari pada menyesal karena tidak mencoba”

Kalimat ini selalu menjadi pegangan saat kesempatan datang. Namun, tentu saja, hanya dalam konteks hal-hal positif. Penyesalan karena tidak mencoba itu sangat menyiksa bagiku, karena kesempatan hanya datang sekali dan waktu takkan pernah kembali. Berbeda ketika kita menyesal usai mencoba, bahkan jika hasilnya tidak sesuai harapan. Hal ini, tetap membuat kita terus berkembang, belajar dari kesalahan, dan meningkatkan kemampuan kita.

Jadi, mari kita jadikan fase quarter-life crisis sebagai peluang untuk menjelajahi minat dan bakat yang mungkin belum terungkap. Tak perlu takut mencoba, meskipun rintangan dan ketidakpastian mungkin menghampiri. Ingatlah, kita semua tumbuh dan berkembang melalui perjuangan dan keputusan yang kita ambil. Jika kita tidak mencoba, kita tidak akan tahu potensi yang sebenarnya terpendam dalam diri kita. Dengan keyakinan dan tekad, mari hadapi quarter-life crisis dengan semangat untuk mengejar impian dan meraih kesuksesan yang tak ternilai.

Sebagaimana kisah Bang Fadel, perjalanan karirnya yang penuh dengan lika-liku telah memberikan inspirasi yang mendalam, membawanya meraih posisi sebagai Brand Activation & Story Alignment di Leap Telkom Digital.

“Ini adalah impian sederhana saya, hanya ingin kuliah di PTN dan memilih jurusan komunikasi karena saya mencari jurusan yang bisa membantu mengatasi sifat pemalu saya”

Muhammad Fadel Nelsmana, cerita ini tentang perjalanan karir seorang yang meniti karir di dunia brand activation. Sebuah perjalanan penuh makna yang membawanya mengarungi tantangan dan pelajaran tak terduga, membuktikan bahwa impian-impian sederhana dapat mengubah hidup menjadi petualangan yang luar biasa. Melewati berbagai lika-liku perjalanan karir hingga akhirnya membawanya menjadi sosok yang mengemban peran penting sebagai Brand Activation & Story Alignment di Leap Telkom Indonesia. Sebagai Brand Activation yang menghidupkan merek dan produk Leap, dia telah melintasi berbagai berbagai aktivasi offline maupun online. Selain itu, sebagai seorang story alignment, tanggung jawabnya adalah menciptakan cerita yang menyentuh hati dan siap untuk dipublikasikan di Medium Leap yang bertujuan untuk meningkatkan brand awareness pada produk-produk unggulan dari Leap.

# Titik Awal

“Jujur waktu kuliah, aku bingung mau jadi apa” ungkap Fadel dengan tulus. Pikirannya hanya tertuju pada keinginannya untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan memilih jurusan komunikasi untuk mengatasi sifat pemalu yang ada dalam dirinya. Seperti kebanyakan orang lain, Fadel merasa kebingungan dalam menentukan pilihan karir dan masa depannya. Dia berpikir keras tentang langkah apa yang sebaiknya diambil untuk memasuki dunia kerja. Akankah jurusan yang dipilihnya membawanya ke pekerjaan yang diinginkan ataukah justru sebaliknya?

Setelah lulus dari Fakultas Komunikasi, jurusan Ilmu Komunikasi di UNPAD, Fadel memulai perjalanan kariernya sebagai brand officer/brand activation di Kompas Gramedia. Meskipun hanya berlangsung selama tujuh bulan, pengalaman itu menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan hidupnya. Dari sini, ia diterima di Accenture di Kuala Lumpur, Malaysia, sebagai content reviewer yang berfokus pada kebijakan-kebijakan konten di pasar, termasuk platform raksasa seperti Facebook dan Instagram.

# Menyusuri Lika-Liku Perjalanan Karir

Tantangan besar menanti Fadel di Accenture, di mana ia harus menyaring konten-konten kontroversial dan sensitif di media sosial, termasuk konten-konten dewasa, seperti konten yang terkait dengan kekerasan, kebencian, dan pornografi, yang menarik perhatian banyak orang. Pengalaman ini membuka matanya tentang sisi pekerjaan yang tidak biasa dan menantang. Di sinilah Fadel belajar bahwa kehadiran manusia dan kebijaksanaan manusia tetap sangat penting dalam menangani masalah kompleks yang belum dapat diatasi sepenuhnya oleh teknologi. Ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi berkembang pesat, kebijaksanaan dan keputusan manusia tetap krusial dalam memahami konteks lokal.

Setelah setahun bekerja di Malaysia, Fadel merasa perlu mencari tantangan baru dan keluar dari zona nyamannya. Ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan bergabung sebagai Senior Business Partnership & Acquisition di BLANJA.com, sebuah e-commerce yang merupakan bagian dari grup Telkom Indonesia. Di sini, keterampilan komunikasi yang telah ia asah menjadi senjata utama dalam tanggung jawab barunya. Fadel ditugaskan untuk mengelola kemitraan, melakukan akuisisi mitra, dan merancang strategi bisnis yang efektif untuk memajukan perusahaan ini.

# Living in Leap — Telkom Digital

Namun tak berhenti di situ, Telkom memberi Fadel kesempatan baru untuk melanjutkan karir di perusahaan besar dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini. Fadel pun melanjutkan perjalanan kariernya di Leap Telkom sebagai Brand Activation & Story Alignment. Dalam perjalanan karirnya yang menantang, ia belajar bagaimana koordinasi dan komunikasi antar-divisi memerlukan kesabaran dan ketekunan. Namun, dia merasa terbantu oleh dukungan luar biasa dari tim di Digital Market Management (DMM), serta kebijakan kepemimpinan yang lebih memihak pada leadership daripada otoritas. Fadel menyadari bahwa komunikasi adalah kunci untuk mencapai keberhasilan dan mendukung timnya dalam mencapai tujuan bersama.

Melalui perjalanan karier inilah, Fadel menemukan kesan mendalam akan pentingnya storytelling dalam memperkuat merek dan produk di Telkom. Ketika dia mendalami produk seperti PaDi UMKM, Agree, dan Logee, dia menyadari bahwa cerita yang tepat dan menarik adalah jantung dari keberhasilan merek. Sehingga, ia sangat mendukung kegiatan workshop dan berbagi pengetahuan yang membantu para pekerja memahami cara menciptakan cerita merek yang kuat.

Begitu ditanya mengapa Fadel merasa begitu bersyukur berada di Telkom, ia tak ragu menyebut tiga hal yang penting. Pertama, dukungan tim yang tidak tergantikan dari DMM dan DBT, yang saling mendukung dalam menghadapi setiap tantangan. Kedua, kesempatan untuk belajar dari atasan yang lebih dari sekadar pemimpin, tetapi juga menjadi role model yang menginspirasi. Lalu ketiga, tak bisa dipungkiri, tentu saja, kepastian akan gaji setiap bulan sebagai bentuk apresiasi dari Telkom.

Baginya, perjalanan hidup bukan sekadar tentang tujuan akhir, melainkan tentang bagaimana kita menjalani setiap langkah dan menuliskan cerita-cerita indah yang menggetarkan hati orang lain. Kehidupan yang indah adalah perjalanan yang kita nikmati, dan Fadel ingin mewarnai kisah hidupnya dengan cerita-cerita penuh makna yang akan memotivasi banyak orang.

Hallo! Saya Atik Maulida Sururo, mahasiswa Manajemen Pemasaran tingkat akhir di Universitas Airlangga. Selama menyusuri perjalanan magang di Telkom, sebagai bagian dari tim Marketing di Digital Market Management, saya mendapat kesempatan emas untuk bisa terjun langsung dan belajar dari praktisi di dunia kerja yang begitu berwarna. Pengalaman ini memberi saya wawasan berharga yang tak ternilai. Di sini, saya merasakan betapa menariknya dunia kepenulisan. Melalui Workshop Menulis dari DMM, saya memahami lebih dalam tentang Copywriting dan Jurnalistik, dan membuka pintu luas bagi minat dan pengetahuan saya.

Kini, saya merasa semakin nyaman dalam dunia penulisan. Dan ini adalah karya saya, saya berharap tulisan ini memberikan manfaat dan informasi berharga untuk semua. Selamat menikmati!

--

--