Kegigihan Digital Marketer Turut Membangun Opportunity di Dunia Komunikasi Digital

Leap
Leap Telkom
Published in
5 min readFeb 10, 2023

--

Vice President Marketing OCA Indonesia, Egy Haekal

Masa depan pemasaran digital nampaknya bukan lagi semata-mata menjadi suatu hal yang sulit untuk diikuti bagi kalangan pebisnis. Terlebih lagi kemunculan bentuk pemasaran dengan menggunakan strategi omnichannel maupun multichannel juga bukan lagi mimpi, melainkan kenyataan. Kepentingan bisnis untuk bisa menjaga hubungan baik, dari segi komunikasi antara perusahaan dengan klien, maupun antara perusahaan dengan customer saat ini telah menjadi suatu hal yang krusial.

Komunikasi interpersonal dengan stakeholder mampu memperkuat komitmen yang telah dibentuk, juga meningkatkan kepuasan terhadap layanan yang diberikan oleh perusahaan. Hal itulah yang telah diwujudkan oleh OCA sebagai solusi komunikasi digital yang dapat menjangkau konsumen lebih luas dan meningkatkan customer engagement lebih baik. Walaupun tren bisnis omnichannel dengan strategi CRM sudah tersebar di berbagai sektor industri, OCA berhasil men-differentiate produknya dengan kompetitor.

Bertambahnya minat pelanggan dalam mendigitalisasi komponen bisnis mereka menjadi salah satu hal yang juga ingin diwujudkan oleh seorang Vice President Marketing OCA, Egy Haekal. Kegigihan Egy menjangkau sektor industri digital komunikasi adalah bagaimana menganalisa peluang pasar dan membangun opportunity baru dari segi customer acquisition.

Market Overview terhadap peluang OCA di masyarakat

Kebutuhan akan layanan omnichannel untuk menjangkau konsumen yang lebih luas dan juga meningkatkan customer engagement dengan cara yang efektif dan efisien sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan. Maka dari itu, pengembangan bisnis OCA saat ini berada di area B2B yang berfokus terhadap permintaan klien.

Sebagai Vice President Marketing dari OCA, Egy melangkah bersama tim untuk membangun sebuah peluang baru dalam memasarkan produknya. Menjawab bagaimana tim dapat mengakuisisi pelanggan, OCA bukan semata-mata hanya sebuah solusi bisnis, melainkan konsultan bagi para pelaku bisnis. Hal itu lah yang sangat dijaga oleh OCA membantu membangun sistem baru untuk menyelesaikan use case yang dibutuhkan suatu perusahaan atau klien.

“Kalo banyak banget case-case pelanggan seperti ‘mas saya nggak gak kebayang chat bot saya kayak gimana, kata-kata nya kaya gimana, ada sih materinya cuman segini.’ Nah itu pun kami bisa bantuin merekanya. Gimana kalo kita bikin kaya gini, nanti pengembangannya seperti ini. Jadi gak sebatas cuman penjualan produk, tapi kami jual sampe sisi manusianya juga.” jelas Egy.

Tujuan besar OCA dalam memperluas area penjualan dan mendapatkan customer sebanyak-banyaknya berangkat dari benchmarking kondisi pasar Indonesia, yang kemudian OCA pun melihat limitasi kebutuhan pasar yang ada, lalu melakukan market validation, hingga dapat melakukan pengembangan terhadap limitasi tersebut.

Strategi omnichannel menjangkau komunikasi digital

Dengan menggunakan omnichannel, hal ini memungkinkan pebisnis untuk dapat memberikan beragam penawaran bisnis kepada pelanggan. Begitu juga dengan interaksi yang semakin erat antara keduanya. Kemudahan OCA dalam pengiriman pesan secara massal menggunakan sistem membantu user untuk dapat menerima respon secara otomatis dengan jawaban variatif dan tidak kaku, sehingga user merasa percakapannya itu lebih santai.

Objektif OCA bukan hanya sekedar meningkatkan kualitas komunikasi melalui sistem CRM, tetapi juga engagement. Bahkan dalam menciptakan produk pertama yaitu OCA blast dengan Whatsapp Verified Account sebagai fitur unggulnya. Use case yang digunakan adalah agar perusahaan dapat melakukan banyak pengiriman pesan secara mudah, dan memungkinkan mereka atau suatu unit bisnis bisa mengirim pesan baik dalam bentuk suara atau voice blast ataupun teks atau text message blast.

Tak hanya cukup mengirim pesan, sebuah feedback adalah hal penting dari suatu komunikasi. Hal itulah yang melatar belakangi penciptaan produk kedua OCA, yaitu OCA interaction dengan dashboard interaktif didalamnya. Fiturnya memungkinkan perusahaan atau suatu pelaku bisnis dapat melihat insight dan labelling terhadap permasalahan yang berasal dari pelanggan di berbagai sosial media mereka. Sehingga, customer relation, customer retention, dan customer experience bisa ditingkatkan ke level yang lebih tinggi.

Berangkat dari use case produk pertama dan kedua, OCA kembali mengembangkan produknya yaitu OCA API atau Application Programming Interface yang akan memungkinkan perusahaan dapat menambahkan system internal seperti widget di website atau aplikasi seluler tanpa perlu mengubah tampilan. Adanya fitur Chatbot didalamnya juga akan memungkinkan terjadinya percakapan antara konsumen dengan pesan otomatis.

Seorang pelaku bisnis yang menerapkan strategi omnichannel perlu memahami saluran yang umum digunakan konsumen agar fitur dan layanan yang telah tersedia mampu memberikan solusi terbaik. Dan terpenting lagi adalah mampu mencari penyedia saluran yang tepat, dengan kapabilitas dan kredibilitas yang jelas, seperti halnya OCA.

Berkembang bersama OCA

Menjadi seorang sales yang setiap harinya bertemu dengan target hingga berpindah tugas menjadi Vice President Marketing, Egy berhasil memanfaatkan peluang besar dalam hidupnya. Dimulai dengan membangun model bisnis, menentukan harga di pasar, melakukan market validation, dan melakukan pitching, hal tersebut menjadi tantangan pertamanya saat bergabung di OCA.

Dengan menilik berbagai permasalahan yang sedang terjadi, Egy menciptakan peluangnya sendiri. Ketika orang lain berlomba-lomba untuk mengikuti berbagai tren di sosial media tanpa mempelajari adanya tools pendukung digital, ia justru memanfaatkan momen itu untuk mempelajari bagaimana algoritma sosial media itu dapat bekerja dengan baik.

Melalui dukungan kultur kerja yang demokratis, Egy tak perlu segan untuk berdiskusi dengan rekan kerja lain yang mungkin lebih mengerti suatu hal atau isu tertentu yang tidak ia pahami. Adanya kultur kerja yang fleksibel, mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap suatu hasil atau istilahnya adalah result-oriented.

Menurut Egy, untuk menjadi seorang digital marketer itu harus paham terkait pengembangan diri dan cara beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang telah maupun akan terjadi nantinya. Tidak perlu bisa menguasai semua tools, karena kuncinya adalah paham dan mengerti bagaimana memposisikan diri sebagai customer.

Banyak tempat untuk eksplor dan berkembang. Sebagaimana yang telah Egy dapatkan di OCA. Jangan pernah ragu untuk menciptakan peluang baru dan jangan hanya menjadi seorang yang riding the wave yang hanya berjalan mengikuti perintah tanpa menciptakan ide-ide kreatif yang baru.

“Menurut saya, orang yang cuma riding the wave doang bakal selamanya jadi followers tapi enggak bisa jadi leader.” jelas Egy. (qrn)

Mau jadi bagian dari Telkom Indonesia dan mengelola produk digital seperti OCA Indonesia? Yuk, cari lowongan yang tersedia di sini!

--

--

Leap
Leap Telkom

Telkom Indonesia kembangkan banyak produk digital di bawah Leap. Temukan rangkaian cerita mendigitalisasi bangsa lewat solusi digital yang Kami hadirkan!