Kolaborasi antar Tribe Telkom yang Diusung Logee dalam Memberikan Solusi yang Bijak dan Tepat Sasaran bagi PTPN X

Leap
Leap Telkom
Published in
5 min readJul 21, 2022
Tribe Leader Logistic Transportation Divisi Digital Business & Technology Telkom Indonesia, Dumoli Haposan Manuarangsirait

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebut kata kolaborasi memiliki arti (perbuatan) kerja sama (dengan musuh dan sebagainya). Musuh dalam hal ini tidaklah perlu secara harfiah atau serta merta dianalogikan sebagai dua kubu yang saling berhadap-hadapan dan bertentangan. Namun, boleh kiranya kita asumsikan sebagai pihak-pihak dengan tujuan bisnis yang berbeda yang melakukan kerja sama demi memperoleh tujuan dan manfaat masing-masing.

Sejak mula diusung, produk-produk digital Leap Telkom memiliki ciri sebagai sebuah platform, artinya senantiasa memberi ruang untuk kerjasama dengan berbagai pihak. Pertanyaannya, bagaimana kolaborasi yang terjadi di antara tribe dalam Telkom itu sendiri?

“Kolaborasi ini jadi menarik, kita terbuka dan netral! Apa yang bisa saya sambungkan di Logee pasti kita ajak kolaborasi,” buka Dumoli Haposan Manuarangsirait, Tribe Leader Logistic Transportation Divisi Digital Business & Technology, Telkom Indonesia.

Salah satu kolaborasi yang diinisiasi Telkom adalah program Roadshow Dir DB (Digital Business) yang kemudian berganti nama menjadi RDR (Regional Digital Representative). Di mana dari acara yang pernah dilaksanakan April silam bersama Telkom Regional 5, Witel Suramadu menjadi ajang temu-kenali beragam permasalahan yang dihadapi stakeholder dan memadukannya dengan ragam solusi yang dimiliki Telkom. Hingga kemudian membawa pada terpecahkannya permasalahan yang dihadapi tersebut, seperti Logee yang kemudian berhasil membantu PTPN X memantau pergerakan armada/ truk pengangkutan tebu dari kebun ke pabrik gula lewat Logee Trans.

“Kami senantiasa memposisikan diri sebagai konsultan agar mereka mendapatkan benefit efisiensi dan efektifitas,” tukan Dumoli.

Dumoli mengisahkan jika semua dimulai manakala masing-masing perwakilan produk Telkom melakukan sharing session, dan Ia menjadi perwakilan dari Logee untuk menyampaikan presentasi terbatas kepada stakeholder yang diundang oleh TReg 5, di antaranya ada pihak BUMN, swasta hingga perorangan begitu pun dengan customer Logee sendiri.

Ia memberikan pemaparan terkait produk atau layanan yang dikembangkan oleh Telkom melalui Logee Trans, “secara umum saya cerita Logee lalu mengerucut ke produk Logee Trans, Logee Distri dan Logee Control Tower. Saya ceritakan terkait produk Logee Transport, bahwa ini adalah aplikasi yang mempertemukan supply demand pemilik barang dan pemilik truk, kemudian kita orkestrasi ke pengelolaan gudang, logee fulfillment, logee order dan nantinya akan menyatu di Logee Control Tower terkait visibility”.

Menemukenali Pain Point

Antusias datang dari PTPN X. Pada kesempatan yang sangat terbatas oleh waktu di acara sharing session itu, Dumoli berupaya menjawab pertanyaan mengenai bagaimana pemanfaatan Logee Trans untuk melihat pergerakan armada. Bahwa dari sisi visibility pergerakan truk bisa diakomodir dengan dua cara. Ia menyebut cara pertama adalah dengan menggunakan platform yang sudah dibangun Logee yakni Logee Driver sedang yang kedua adalah dengan memanfaatkan device yang dipasang IoT Indicar.

IoT Indicar adalah layanan Internet of Things (IoT) yang dikembangkan Telkom untuk digitalisasi khusus kendaraan atau armada dengan menyediakan konektivitas dan monitoring telemetri sehingga kendaraan dapat digunakan secara aman, nyaman dan produktif baik bagi pengemudi, penumpang, pemilik bahkan kendaraan itu sendiri.

“Keduanya saling mengisi, di mana dengan logee driver kita akan terlihat time stamp. Tidak hanya pergerakan truknya saja tetapi bagaimana ketika mengangkat barang, pergerakan, tiba di lokasi, kesemuanya itu bisa dilihat dan dipantau waktunya berapa lama. Sedang untuk melihat visibilitas, dapat menggunakan device yang dipasang device IoT Indicar di truk atau armada,” terang Dumoli.

Dumoli menyebut bahwa permasalahan utama dalam logistik ada dua macam, yakni link dan node. Link adalah transportasi dan node adalah gudang. Menurut ia, dalam permasalahan yang dihadapi PTPN utamanya adalah mendahulukan perihal link-link ini dan kelak node baru akan tersambung, “bagaimana pengiriman tebu ke pabrik, pengiriman gula ke gudang link 1, gudang lini 2 sampai ke distributor nanti dan bahkan ke toko-toko pun bisa Logee lakukan”.

Selain itu, tentulah muara bisnis adalah seberapa besar efisiensi yang bisa diselamatkan dari kebocoran-kebocoran aktivitas. “Dalam ekosistem itu yang paling mereka butuhkan adalah efisiensi cost, even 5 Rupiah lebih murah, mereka akan pindah. Kenapa? Karena skala dan volumenya besar. Bayangkan kalau sehari bisa melakukan efisiensi 5 Rupiah saja, dan mereka misal punya 200 ton tebu atau gula. Rp.5,- per kilogram artinya dalam sebulan akan terjadi efisiensi sebesar satu juta, sebulan 30 juta dan setahun 360 juta. Itu mungkin dari satu produk, kalau punya beberapa produk?,” pertanyaan balik Dumoli membuat semakin menegaskan bahwa 5 rupiah yang seolah terdengar sepele ternyata bisa menjadi sebuah pertimbangan besar.

Terpenting, menjadi titik menemukenali apa yang menjadi pain point terberat yang dihadapi stakeholder sehingga secara bijak sebagai sebuah produk digital, Logee mampu menjatuhkan solusi yang tepat dari rangkaian solusi yang Logee siapkan.

Kolaborasi antar Tribe di Leap Telkom

Diskusi berlanjut.

Dumoli bersama Safira, Account Manager (AM) Unit Enterprise Wilayah Telkom Suramadu kembali berdiskusi dengan pihak PTPN X untuk memetakan kebutuhan dan apa saja yang diperlukan. Indikasinya adalah keinginan PTPN X untuk melihat utilitas truk milik mereka sehingga poin trace tracking menjadi hal yang penting, bagaimana Platform Logee mampu memberikan efektifitas dan efisiensi dari pengiriman barang menggunakan truk tersebut menjadi hal yang utama.

“Yang pertama, dengan Platform Logee tentu saja kepastian ketersediaan armada mudah terpantau. Jika secara konvensional memakan waktu untuk mengecek truk yang available, maka dengan Logee informasi tersebut bisa real time terlihat. Lantas yang kedua, kesulitan yang selama ini dihadapi untuk melihat muatan sudah sampai dimana itu pun akan jelas teratasi lewat Logee. Karena Logee sebagai platform mampu memunculkan visibility di dashboard, sehingga mudah untuk melihat berapa ton pengangkutan, berapa ton pengiriman, tibanya kapan, tiba di mana, supirnya siapa, armadanya nomor berapa, kesemua itu bisa dideteksi,” papar Dumoli.

Lebih lanjut Dumoli juga mengatakan bahwa dengan visibilitas dan transparansi yang demikian, maka penilaian dan keputusan pun bisa diambil dengan bijaksana sesuai bisnis perusahaan. Seperti peneguran terhadap sopir yang tidak melakukan pengantaran sesuai prosedur atau bahkan meninjau ulang kerjasama jika armada dan sopir adalah vendor.

Koordinasi demi koordinasi terus bergulir, baik terhadap PTPN X selaku vendor maupun antar tribe di dalam Telkom. Seperti memastikan ketersediaan kartu Machine to Machine (M2M) dan berkoordinasi dengan IoT Indicar dalam pemasangan device ke armada yang dimiliki PTPN X.

Sampai akhirnya di akhir Juni terbitlah SPK PTPN X untuk pemasangan 45 device yang bertepatan dengan masa-masa panen tebu di sana, “dengan biaya yang rasanya tidaklah terlalu besar untuk suatu lini bisnis, dimana nantinya dibebankan sebesar 3 jutaan saja setiap bulannya kepada PTPN X”.

“Kalau kami di Logee selalu mengajak kolaborasi dengan tribe lain. Dan kami sudah menggunakan salah satunya IoT yang berkolaborasi dengan Mas Ibnu. Kami juga sudah memakai Fintech untuk kebutuhan user, termasuk juga menggunakan Artificial Intelligence untuk pengenalan dokumen. Jadi, sudah terintegrasi sebagai support-support Logee. Dan kami juga memberikan poin reward kepada sopir yang melakukan pekerjaan dengan baik dan benar,” tambah Dumoli.

Dumoli juga memberi gambaran betapa besar peluang kolaborasi yang bisa digandeng Logee. Seperti bersama Agree di Pasar Caringin yang sedang dalam tahap inisiasi, begitu pun dengan peluang kerjasama bersama Pupuk Indonesia yang bisa diorkestrasi.

“Sekali lagi, Logee sebagai sebuah platform terbuka untuk kerjasama dengan berbagai pihak,” tutup Dumoli.

Cari tahu lebih banyak tentang produk-produk digital Telkom dan peran-peran di baliknya dan temukan peluang sesuai pengalaman Leapers di sini.

--

--

Leap
Leap Telkom

Telkom Indonesia kembangkan banyak produk digital di bawah Leap. Temukan rangkaian cerita mendigitalisasi bangsa lewat solusi digital yang Kami hadirkan!