Mastering the Art of Storytelling with Data: How to Effectively Communicate Insights | Part 1
Saya masih ingat betul, ketika pertama kali saya diminta Team Lead saya untuk mempresentasikan hasil analisis data untuk user. Biasanya saya hanya ditugaskan untuk membantu menganalisis, dan Team Lead saya yang akan mempresentasikannya ke user. Saat itu, saya merasa sangat bingung bagaimana cara menyampaikan informasi tersebut secara efektif. Saya hanya memiliki angka-angka dan grafik, namun saya tidak tahu bagaimana cara mengkomunikasikannya dengan baik.
Ketika saya berkonsultasi dengan rekan-rekan di tim, salah satu dari mereka menyarankan untuk menerapkan storytelling data. Awalnya, saya agak ragu karena saya tidak tahu bagaimana mengaplikasikan hal itu dengan benar. Namun, setelah belajar lebih dalam tentang teorinya, melihat contoh presentasi sebelum-sebelumnya dan mencoba menerapkannya pada kasus usecase tertentu, saya menyadari betapa pentingnya storytelling data untuk sebuah produk digital.
Biasanya di setiap produk digital pasti ada dashboard untuk memonitor performance produk tersebut, dashboard ini biasanya dibuat oleh kolabarasi team data. Saya sering mendengar keluhan dari team data yang sudah selesai men-develop dashboard, tetapi dashboardnya tidak digunakan user. Kira-kira kenapa hal itu bisa terjadi?
Ya, karena membuat dashboard saja tidak cukup. Terkadang angka-angka di dashboard sulit dipahami oleh tim user. Mereka hanya melihat sejumlah angka dan grafik tanpa bisa menyimpulkan informasi apa pun dari data tersebut. That’s why, kita sebagai Data Team harus bisa menerapkan storytelling data dengan cara memilih angka-angka dan grafik yang paling relevan, serta menyajikan data dalam bentuk cerita yang mudah dimengerti. User tidak hanya lebih mudah memahami kondisi performance produk dari data tersebut, tapi mereka juga bisa melihat gambaran keseluruhan dari hasil analisis yang kami lakukan. Sejak saat itu, saya menyadari betapa pentingnya storytelling data dalam dunia bisnis.
Storytelling data tidak hanya membuat data lebih mudah dipahami, tapi juga bisa membantu kita untuk menyajikan informasi yang lebih menarik dan bisa diingat oleh audiens. Oleh karena itu, mastering the art of storytelling data sangat penting bagi para profesional di bidang Data Analytics dan bisnis.
You should give it a try, the result will definitely be different!
Hampir semua orang senang mendengarkan cerita menarik dari orang lain. Namun, bercerita bukanlah sekadar menyampaikan sebuah kisah, melainkan juga memerlukan usaha untuk membuat pendengar menikmati setiap alur cerita yang disampaikan agar maknanya tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, ketika bercerita, seseorang harus mempertimbangkan strategi agar cerita yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para pendengar.
Dalam perkembangan zaman, bercerita tidak lagi hanya sekadar aktivitas biasa, melainkan menjadi keahlian yang penting untuk dimiliki, terutama di dunia kerja. Terkait pekerjaan yang berhubungan dengan penjualan atau pemasaran, keahlian bercerita menjadi sangat berarti. Storytelling marketing adalah teknik yang memanfaatkan cerita untuk menyampaikan pesan kepada pelanggan, sehingga mereka dapat merasakan hal-hal tertentu dari cerita tersebut. Dengan demikian, cerita yang disampaikan dapat mengunggah perasaan audiens dan mempengaruhi tindakan mereka.
Data memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan dalam bisnis dan industri. Informasi yang diberikan oleh data dapat membantu organisasi mengembangkan strategi bisnis dan menghadapi persaingan pasar. Namun, tidak semua orang dapat dengan mudah memahami data, terutama ketika data disajikan tanpa konteks yang tepat. Bukan tidak mungkin hal ini menyebabkan kebingungan dan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, diperlukan keahlian storytelling with data, yaitu kemampuan untuk menyampaikan data dalam bentuk cerita untuk membuat data tersebut lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam pengambilan keputusan.
Apa itu Storytelling with Data?
Storytelling with Data adalah teknik komunikasi yang melibatkan penggunaan data untuk menyampaikan pesan atau cerita yang mudah dipahami oleh audiens. Teknik ini memadukan antara data, visualisasi, dan storytelling dalam sebuah presentasi atau laporan. Tujuannya untuk membantu audiens memahami data dengan lebih baik dan mengambil keputusan yang lebih tepat. Storytelling with Data dapat membantu audiens menghubungkan antara data yang abstrak dengan situasi atau konteks yang terjadi di dunia nyata. Teknik ini juga membantu audiens memperoleh pandangan yang lebih jelas dan konkret tentang suatu masalah atau topik yang sedang dibahas.
Why do tell data stories?
Menyampaikan alur data dengan cerita yang menarik memiliki banyak manfaat bagi bisnis atau organisasi, diantaranya adalah:
- Story promotes understanding: Dengan menceritakan data dalam bentuk storytelling, maka audiens dapat lebih mudah memahami data dan konteks yang terkait. Dalam cerita, data dapat dijelaskan secara lebih rinci dan jelas sehingga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan pengetahuan audiens terhadap suatu topik.
- Forges connection between data and people: Dalam cerita pula, data dapat dipadukan dengan kisah-kisah nyata yang menggugah emosi dan menimbulkan empati bahkan simpati. Hal ini dapat membantu audiens terhubung dengan topik yang dibahas dan merasa lebih terlibat dalam masalah yang disajikan.
- Shape and strengthen opinion and values: Cerita yang disajikan dapat membentuk dan memperkuat opini serta nilai yang ingin disampaikan oleh pembicara. Dalam cerita, data dapat digunakan untuk memberi dukungan atau alasan terhadap pandangan yang ingin disampaikan.
- Triggers actions, drives change, and creates impact: Dengan menggunakan cerita, audiens dapat diarahkan untuk mengambil tindakan yang diinginkan oleh pembicara. Cerita dapat dipakai untuk membangkitkan emosi dan motivasi dalam diri audiens sehingga dapat memicu tindakan yang diharapkan.
Dalam Storytelling with Data, terdapat dua jenis pendekatan: explanatory dan exploratory. Pendekatan explanatory bertujuan untuk menjelaskan data secara jelas dan mudah dimengerti. Pendekatan exploratory, di sisi lain, bertujuan untuk membantu orang memahami data dengan cara yang lebih dalam dan lebih kompleks.
Mengenal Audiens
Hal pertama yang perlu dipertimbangkan dalam menyajikan data dengan cerita adalah mengetahui audiens kamu. Siapa mereka? Apa yang mereka ingin ketahui? Bagaimana kamu dapat membuat data yang kamu sajikan relevan dan bermanfaat bagi mereka?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kamu perlu melakukan riset terlebih dahulu mengenai audiens-mu. Audience bisa terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi hingga yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Oleh karena itu, seorang presenter harus mempertimbangkan berbagai aspek yang mempengaruhi audiens seperti profesi, keahlian, konteks, budaya, bahasa, dan kepercayaan.
Dengan mengetahui audiens-mu, kamu dapat menentukan cara yang terbaik untuk menyajikan data tersebut. Misal, jika audiens-mu terdiri dari orang-orang non-teknis, kamu mungkin perlu menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan visual yang lebih menarik. Jika kamu ingin mempresentasikan data ke tim eksekutif, pastikan bahwa visualisasi yang dibuat mudah dipahami dan menjelaskan dampak bisnis dari informasi yang disampaikan. Sebaliknya, jika audiens-mu terdiri dari orang-orang yang lebih terbiasa dengan data, kamu mungkin dapat menggunakan bahasa yang lebih teknis dan visual yang lebih kompleks.
Lantas, apa tahapan setelah ini? Bersambung ke artikel selanjutnya ya.
Haloo saya Novia Widianti Putri sebagai Data Scientist di Telkom Indonesia. Sebelum lanjut ke Part 2, saya mau kasih kamu rekomendasi apabila ingin menjadi Digital Talent Telkom Indonesia seperti saya. Yuk, cek lowongan talent yang tersedia di Careers Telkom.