Optimizing Logistics Through IoT Product Management: A Practical Guide

Talitha Ulima
Leap Telkom
Published in
6 min readAug 2, 2024

Hai Leapers!

Industri logistik adalah komponen penting dari ekonomi global, dan kebutuhan yang terus meningkat akan solusi B2B yang efektif menghadirkan tantangan serta peluang unik bagi para product manager. Sebagai product manager platform management smart devices (IoT), saya pun pernah mengalami challenges yang berada pada industri logistik, maka dari itu, saya ingin berbagi pengalaman dan tips praktis untuk desain produk yang market-fit di industri logistik.

Bagaimana IoT Berfungsi dalam SCM (Supply Chain Management)?

Sebelum kita membahas step untuk menciptakan solusi pada industri logistik, kita harus paham terlebih dahulu manfaat adanya device IoT pada manajemen rantai pasok dan operasi logistik. Teknologi ini memberikan transparansi dan efisiensi biaya yang tidak mungkin dicapai dengan cara tradisional.

Untuk Leapers yang belum familiar, smart devices yang terhubung ke internet seperti kamera, sensor suhu dan kelembaban, pelacak GPS, dan lainnya memungkinkan pengumpulan data real-time mengenai barang yang disimpan dan diangkut, tingkat inventaris, status pengiriman, kondisi lingkungan di gudang dan kendaraan, dan sebagainya. Data mentah ini kemudian diproses, disimpan, dan dianalisis di cloud untuk memungkinkan pemantauan rantai pasok secara end-to-end dan respons cepat terhadap setiap perubahan. Misalnya, jika sensor mendeteksi bahwa suhu di fasilitas penyimpanan dingin telah melampaui batas yang ditentukan, software kontrol akan memberi tahu manajer rantai pasok.

Langkah-Langkah dalam Product Management Process

Memahami Pengguna Anda

Misalnya, jika Anda merancang sistem IoT untuk manajemen gudang (WMS — warehouse management system), target user Anda mungkin termasuk manajer gudang, operator forklift, dan perencana inventaris. Dengan wawancara dan mengamati aktivitas harian mereka, Anda dapat memahami kebutuhan unik mereka dan menyusun desain produk yang benar-benar membantu.

Sebagai contoh, Anda dapat mengikuti untuk meng-observe manajer gudang dalam sehari penuh untuk memahami betapa pentingnya pelacakan posisi barang. Dari situ, Anda dapat mengembangkan fitur peta digital di WMS yang sangat membantu.

Identifikasi Pengguna Utama

Pertama, identifikasi siapa saja pengguna utama sistem WMS Anda. Biasanya, ini mencakup:

  • Manajer Gudang: Orang yang bertanggung jawab atas keseluruhan operasi gudang.
  • Operator Forklift: Orang yang mengoperasikan forklift untuk memindahkan barang.
  • Perencana Inventaris: Orang yang mengatur dan merencanakan stok inventaris.

Penelitian Awal

Kumpulkan informasi awal melalui metode berikut:

  • Survei: Kirim survei untuk mendapatkan gambaran umum tentang kebutuhan dan tantangan mereka.
  • Wawancara: Lakukan wawancara mendalam untuk mendapatkan wawasan lebih dalam tentang masalah yang mereka hadapi.

Observasi Lapangan

Setelah mendapatkan informasi dasar, lakukan observasi lapangan untuk memahami konteks kerja mereka secara langsung. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil selama observasi:

  • Shadowing: Ikuti aktivitas harian pengguna, misalnya, bayangi manajer gudang selama satu hari penuh. Perhatikan bagaimana mereka melacak posisi barang, berinteraksi dengan staf lain, dan menggunakan alat yang ada.
  • Catatan Lapangan: Catat semua kegiatan, alat yang digunakan, dan masalah yang mereka hadapi. Misalnya, Anda mungkin melihat bahwa manajer gudang kesulitan melacak posisi barang secara real-time.

Analisis Data

Kumpulkan dan analisis semua data yang telah Anda dapatkan dari survei, wawancara, dan observasi. Cari pola-pola dan masalah umum yang dihadapi oleh pengguna. Misalnya, Anda mungkin menemukan bahwa pelacakan posisi barang adalah salah satu tantangan terbesar.

Mengutamakan Kolaborasi

Kolaborasi sangat penting dalam development product B2B. Misalnya, saat merancang product ini, libatkan stakeholders kunci seperti carrier, shipper, dan bahkan pihak Kementrian jika industri Anda sangat bergantung dengan regulasi. Pada saat saya merancang produk traceability berbasis blockchain, saya mengadakan sebuah workshop dengan berbagai stakeholder untuk memahami kebutuhan mereka, seperti pelacakan pengiriman yang diinginkan oleh shipper dan laporan kinerja oleh broker, sehingga dashboard yang dikembangkan memenuhi kebutuhan semua pihak.

Menetapkan Tujuan yang Jelas & Minimum Viable Product (MVP)

Setelah memahami dan memetakan dengan jelas kebutuhan dan pain points user Anda, Anda dapat mulai untuk menetapkan tujuan user (user goals) yang relevant.

Dalam kasus ini, pain points yang mungkin ada pada industri logistik adalah kurangnya transparansi dalam pelacakan pengiriman dan penanganan barang yang rentan terhadap kondisi lingkungan. Dengan solusi berbasis platform monitoring smart device, perancangan produk harus disesuaikan sehingga dapat membantu operator memantau kondisi kontainer secara real-time. Dengan demikian, platform ini memungkinkan tindakan korektif segera sebelum kerusakan terjadi.

Untuk menentukan MVP dalam pengembangan produk ini, Leapers dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi Pain Points: Pahami masalah utama yang dihadapi pengguna dalam industri logistik, seperti kurangnya transparansi dalam pelacakan pengiriman dan penanganan barang rentan.
  2. Tentukan Solusi Utama: Desain solusi berbasis platform monitoring smart device yang dapat membantu operator memantau kondisi kontainer secara real-time.
  3. Prioritaskan Fitur Utama: Identifikasi fitur inti yang harus ada dalam MVP, seperti pemantauan suhu real-time dan notifikasi jika suhu melampaui batas.
  4. Buat Prototype: Buatlah prototype awal dan lakukan uji coba dengan pengguna target untuk mendapatkan umpan balik (feedback) awal.
  5. Iterasi Berdasarkan Feedback: Sesuaikan dan perbaiki prototype berdasarkan feedback user untuk memastikan bahwa solusi yang dikembangkan benar-benar membantu mengatasi pain points.

Dalam pengalaman pribadi saya, pada masa awal development atau yang saya suka sebut pre-production atau discovery, prototype awal dapat berbentuk prototype figma yang clickable. Sehingga tidak diperlukan waktu yang lama untuk mendevelop code nya. Pada tahap ini, mendapat feedback dengan effort sekecil dan waktu sesedikit mungkin sangatlah krusial.

Mengutamakan Pengalaman Pengguna (User Experience)

Dalam ranah B2B, produktivitas dan efisiensi cost biasanya menjadi tujuan yang utama. Dalam kasus ini, fokuslah pada user interface dan workflow yang intuitif. Anda harus melakukan beberapa kali user dan usability test dengan end-user dan menyederhanakan navigasi berdasarkan feedback mereka, membuat produk Anda lebih mudah digunakan.

Sebagai catatan penting, buyer atau customer dan end-user dalam segment Enterprise seringkali bukan orang yang sama, sehingga pastikan Anda melakukan usability test kepada end-user yang memang akan menggunakan produk kalian sehingga mendapat feedback yang benar-benar berharga.

Fokus pada Skalabilitas dan Fleksibilitas

Kita perlu memastikan bahwa perangkat lunak tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga siap untuk berkembang seiring pertumbuhan bisnis.

Misalkan, pada tahap awal, platform Anda harus dapat mengelola 100 smart devices dan 50 kamera. Namun, perusahaan berencana untuk menambah hingga 500 smart devices dan 200 kamera dalam dua tahun ke depan. Hal-hal yang harus diperhatikan dan dikolaborasikan dengan tim engineers adalah:

  1. Arsitektur Modular: Rancang produk dengan arsitektur modular sehingga fitur-fitur baru dapat ditambahkan tanpa mengganggu sistem yang sudah ada.
  2. Database yang Dapat Diperluas: Gunakan database yang dapat diperluas (scalable database). Pastikan database dapat menangani lonjakan data terutama dari streaming video dan data real-time dari berbagai sensor.
  3. Open-API: Kembangkan Open-API yang memungkinkan integrasi dengan sistem lain, seperti sistem keamanan, analitik data, atau perangkat IoT lainnya.
  4. Infrastruktur Berbasis Cloud: Manfaatkan infrastruktur berbasis cloud seperti AWS atau Google Cloud yang memungkinkan penyesuaian kapasitas penyimpanan dan komputasi sesuai kebutuhan.
  5. Pengujian Skalabilitas: Lakukan pengujian skalabilitas untuk memastikan sistem dapat menangani peningkatan beban. Misalnya, simulasi penambahan 50 perangkat baru secara bersamaan untuk melihat apakah sistem dapat tetap stabil.

Iterasi dan Perbaikan Berkelanjutan

Perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) tentunya sangat penting dalam pengembangan produk. Seorang product manager seharusnya secara rutin mengadakan sesi feedback dengan user dan menambahkan fitur baru berdasarkan feedback tersebut.

Pada kasus industri logistik, produk saya untuk memonitor smart devices dan kamera di gudang besar, tim product management melakukan sesi feedback rutin dengan para pengguna, seperti manajer keamanan, teknisi, dan staf gudang. Dari sesi ini, ditemukan beberapa area yang bisa ditingkatkan, seperti respons notifikasi yang lebih cepat dan kemampuan analisis data yang lebih mendalam.

Kesimpulan

Teknologi IoT membawa revolusi signifikan dalam industri logistik dengan memberikan transparansi dan efisiensi yang belum pernah ada sebelumnya. Bagi para product manager, memahami kebutuhan pengguna dan mengintegrasikan teknologi ini dengan cermat adalah kunci untuk menciptakan solusi yang benar-benar efektif.

Proses memahami pengguna mencakup identifikasi pengguna utama, penelitian awal, observasi lapangan, dan analisis data. Kolaborasi dengan berbagai stakeholder dan menetapkan tujuan yang jelas serta merancang Minimum Viable Product (MVP) adalah langkah-langkah penting dalam pengembangan produk. Fokus pada pengalaman pengguna, skalabilitas, dan fleksibilitas produk memastikan bahwa solusi dapat berkembang seiring dengan pertumbuhan bisnis.

Iterasi dan perbaikan berkelanjutan berdasarkan feedback pengguna juga sangat penting untuk memastikan produk tetap relevan dan efektif dalam jangka panjang.

Dengan pendekatan yang tepat, product manager dapat menciptakan solusi IoT yang tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga siap untuk menghadapi tantangan dan peluang masa depan dalam industri logistik.

--

--

Talitha Ulima
Leap Telkom
0 Followers
Writer for

IoT Product Manager at Telkom Indonesia (8+ Years of Experience)