SATUNADI, Solusi Digital Manajemen Rumah Sakit Indonesia
Beberapa waktu belakangan, publik pemerhati kesehatan makin akrab dengan istilah ‘smart hospital’ alias rumah sakit cerdas. Istilah itu merujuk pada pelibatan teknologi tercanggih guna mengintervensi layanan kesehatan. Di rumah sakit cerdas, teknologi dalam pelayanan kesehatan dipakai. Ada ragam teknologi terlibat, dari pendataan pasien yang lebih cermat, hingga penggunaan Kecerdasan Buatan. Banyak pihak memberikan atensi positif kepada isu ini. Salah satunya Majalah Newsweek yang berbasis di New York.
Newsweek adalah majalah mingguan yang meskipun diterbitkan di New York, tetapi diedarkan ke seluruh dunia. Oplahnya merupakan yang terbesar kedua setelah Time. Namun perjalanan bisnis membuat Newsweek menghentikan penerbitan edisi cetak pada Oktober 2012 dan bertransisi dalam format digital yang sampai sekarang dikenal dengan situs Newsweek Global.
Penghargaan dari Newsweek termasuk yang independen dan prestisius. Secara teratur Newsweek menganugerahkan penghargaan kepada rumah sakit di berbagai negara. Tahun 2023 Pusat Kanker Nasional Rumah Sakit Kanker Dharmais mendapat sertifikat Best Specialized Hospitals Asia Pacific 2023, dalam bidang onkologi dengan menempati peringkat 7 besar. Sejumlah negara yang bersaing di antaranya Australia, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand.
Bahkan secara khusus, sejak tahun 2023 Newsweek memberikan penghargaan dengan kategori World Smart Hospital. Rumah Sakit Cerdas yang dimaksud adalah yang menggunakan teknologi tercanggih sistem layanan kesehatan. Teknologi yang terkandung di dalamnya meliputi; teknologi perawatan virtual dan pencitraan digital terbaru, dukungan keputusan berbasis AI, dan robotika yang kesemuanya saling terhubung dalam jaringan rumah sakit. Integrasi ini bertujuan untuk mendefinisikan kembali cara informasi dibagikan.
Memanfaatkan teknologi baru tidak hanya meningkatkan hasil dan efisiensi pemberian layanan di rumah sakit, namun juga menjadikan rumah sakit sebagai anggota ekosistem yang lebih luas. Inovasi digital selain memberi dampak terhadap bisnis, juga dapat meningkatkan citra rumah sakit agar semakin ‘dipandang’.
Terlebih saat ini dengan kemunculan teknologi pintar yang dapat membantu arus informasi yang besar bisa cepat tersampaikan. Sebagaimana derasnya arus informasi, informasi atau data medis didorong bergerak lebih cepat, masif, lebih berkualitas, dengan kuantitas yang semakin besar pula. Namun, tetap tidak meninggalkan validitas data. Penerapan teknologi yang dapat mendukung hal inilah yang perlu menjadi perhatian dari penyedia jasa kesehatan untuk dapat meningkatkan layanannya.
Dengan alasan tersebut di atas, di mana penyedia layanan kesehatan perlu implementasi teknologi untuk meningkatkan layanan, meningkatkan kredibilitas, dan dikarenakan pengembangannya memerlukan mitra yang strategis dan kompeten, maka Telkom menghadirkan platform SATUNADI. Solusi digital yang dipersiapkan untuk mengatasi berbagai tantangan berkaitan dengan manajemen rumah sakit. Memanfaatkan teknologi, tidak sekadar meningkatkan hasil dan efisiensi pemberian layanan di fasilitas kesehatan, namun juga menjadikan rumah sakit sebagai anggota ekosistem yang lebih luas. Untuk membantu mendorong tujuan kesehatan seputar pencegahan, kesehatan masyarakat, dan peningkatan kualitas hidup. Sehingga, adalah sebuah keniscayaan saat manajemen rumah sakit beralih digital dengan berpartner kepada platform terpercaya. Yang bisa mendukung RS ke arah itu.
Kita pahami bersama, bahwa digitalisasi adalah juga berkaitan dengan integrasi data. Meskipun demikian, SATUNADI tidak sembarang dalam melakukan hal ini, SATUNADI tetap berpegang teguh kepada data ethic yaitu menjunjung tinggi hak-hak dan kerahasiaan data. SATUNADI disiapkan Telkom dengan menerapkan kaidah ESG terkhusus dalam pengelolaan data tersebut. Terkait validitas (baca: kebenaran data), SATUNADI telah mempersiapkan mekanisme ‘permission’ dari pemilik data (baca: pasien) dalam synchronize data pasien. Demi menghargai hak-hak pasien terkait kerahasiaan data. Hal ini tentulah kelak akan menentukan kredibilitas dari SATUNADI itu sendiri.
Berangkat dari data, pengelolaannya tidak hanya sekadar meningkatkan hasil dan efisiensi rumah sakit saja, tetapi juga menjadikan rumah sakit sebagai bagian dari ekosistem yang lebih luas dalam membantu tujuan kesehatan yang fundamental, seperti , fungsi pencegahan, kesehatan masyarakat, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sejatinya, teknologi pintar tidak sekadar digunakan untuk informasi medis saja. Manfaat seperti diagnosa, menentukan tindakan, dan lain-lain adalah fungsi lain dari teknologi pintar.
Sebagai contoh di negara tetangga, Singapura, penggunaan Rekam Medis Elektronik (RME) makin masif dipakai. Sistem itu berhasil diterapkan untuk 280 institusi layanan kesehatan dan mencakup 14.000 dokter. Badan-badan publik menjadi semakin terkoordinasi dan bertanggungjawab atas pelayanan kesehatan. Dalam konteks Indonesia, arah yang sama, terkhusus informasi medis juga mulai terlaksana. Tahun lalu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Permenkes №24 Tahun 2022, mewajibkan seluruh fasilitas kesehatan untuk memiliki Rekam Medis Elektronik (RME). Dorongan Kemenkes ini akan mentransformasi secara signifikan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Ini merupakan babak baru tata kelola data dan informasi rumah sakit di Indonesia. Persis di dalam pengertian ini pula, SATUNADI, sebagai layanan digital kesehatan dari Telkom hadir. Platform kesehatan yang menawarkan solusi kepada penyedia layanan kesehatan dengan sentuhan modern.
SATUNADI adalah sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang dirancang khusus menggunakan konsep ERP (Enterprise Resource Planning). Satunadi membantu rumah sakit mengelola seluruh aspek operasional yang mengintegrasikan seluruh unit/ bagian/ instalasi yang ada di rumah sakit, baik layanan medis maupun non medis. SIMRS Satunadi berbasis Cloud SaaS yang memiliki kemampuan dalam memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
Berdasar simulasi yang dilakukan, kinerja rumah sakit menjadi lebih efektif dan efisien.
“Kita lihat dari kunjungan pasien rawat jalan di dua RSUD sampel. Nah, ada peningkatan dari pasien rawat jalan per hari. Satu rumah sakit, sebutlah RSUD BA terjadi peningkatan 900 menjadi 1500 pasien rawat jalan per hari. Sedang rumah sakit satunya, sebutlah RSUD KJ meningkat dari 1100 menjadi 1900. Nah, demikian juga pasien rawat inap, terjadi peningkatan dari 200 pasien per hari menjadi 310. Kemudian di rumah sakit yang satunya lagi dari 600 menjadi 800,” terang dr. Dien Kurtanty, Product and Business Development Specialist SATUNADI.
Dari data di atas, ada beberapa indikasi yang bisa kita telaah. Teranglah peningkatan pasien akan berdampak pula pada peningkatan revenue. Selain itu ditinjau dari aspek ESG lainnya, khususnya dari angle sosial, banyak dampak positif yang dapat dirasakan masyarakat. Antrean panjang yang identik di rumah sakit menjadi berkurang, bahkan tidak ada lagi. Begitu juga dengan pengelolaan kamar untuk rawat menjadi lebih efektif. Sehingga kapasitas kamar yang tersedia bisa digunakan semaksimal mungkin, termasuk juga rumah sakit dapat memberikan transparansi terkait ketersediaan kamar. Sehingga, diharapkan, kelak tidak akan ada lagi kita dengar keluhan kamar rumah sakit penuh, tetapi tersedia untuk kelompok masyarakat tertentu. Hal ini menjadi penting kaitannya dengan ‘social justice’, di mana semua pasien berhak diperlakukan sama tanpa perbedaan, termasuk dalam mengakses informasi ketersediaan kamar yang akurat. Dua hal ini membuat kredibilitas rumah sakit menjadi terjaga.
Aspek lain yang pantas disorot yaitu mengenai sustainability rumah sakit yang terkait klaim BPJS. Sektor ini telah menjadi perhatian penting seluruh pelaku layanan kesehatan. Seperti diketahui, kebanyakan rumah sakit di Indonesia melakukan layanan kepada peserta BPJS. Jumlah mereka sangat besar. Di waktu berbarengan mereka menjadi pembayar terbesar bagi rumah sakit. Dr. Dien menyebut bahwa lebih dari 80% rumah sakit di Indonesia bekerjasama dengan BPJS dan BPJS merupakan payer terbesar untuk pelayanan kesehatan di Indonesia. Sehingga klaim dari BPJS sangat mempengaruhi cash flow rumah sakit, SATUNADI dapat membantu dalam kemudahan klaim BPJS..
“Ternyata dengan menggunakan intervensi solusi dari kita, jumlah klaim yang cair dapat naik dan pencairannya pun bisa lebih cepat karena SATUNADI memudahkan rumah sakit dalam kelengkapan dokumen yang disyaratkan BPJS. Potensi kenaikan ini tidak terlepas dari proses verifikasi oleh BPJS. Selain nilainya meningkat, prosesnya pun menjadi lebih cepat. Biasanya proses verifikasi membutuhkan waktu kurang lebih selama 12 hari, dengan SATUNADI proses itu dipercepat menjadi satu hari,” tutup dr. Dien lagi.
Pada artikel selanjutnya, Leap akan membahas lebih dalam mengenai manfaat yang diberikan SATUNADI baik kepada rumah sakit juga masyarakat. Serta bagaimana Telkom tetap menjaga nilai-nilai ESG (Environmental, Social, Government) dalam setiap solusi digital yang dihadirkan. Namun sebelum ini, mari kita pelajari tentang SATUNADI selengkapnya di website SATUNADI by Telkom Indonesia.